Dia biasa di panggil Ayah (Abi, Aba, Bapak, Papa, Dady dan banyak sebutan lainnya). Dialah yang mempunyai kewajiban sebagai pemimpin dalam keluarga, kewajiban untuk mencari nafkah demi menghidupi keluarganya dan kewajiban untuk mendidik istri dan anak-anaknya agar menjadi orang-orang yang bertaqwa, dan pada saatnya nanti dia akan mempertanggungjawabkan it semua di hadapan Sang Kholiq.
Peran seorang Ayah, Dewasa ini dipersempit hanya sebagai pencari nafkah dan masalah pendidikan kepada anak menjadi kewajiban penuh dari seorang istri, sehingga banyak kita temui karena kesibukan seorang Ayah dalam mencari nafkah sehingga jarang bahkan tidak sempat untuk memberikan sedikit perhatian kepada anak-anaknya. Bukan suatu hal yang buruk jika seorang ayah sibuk mencari nafkah, karena hal tersebut juga menjadi kewajibannya dan juga demi menghidupi istri dan anak-anaknya, tetapi memberikan waktu untuk mendidik langsung anak-anaknya juga menjadi hal penting lainnya yang harus mendapat perhatian,
Keberadaan seorang Ayah yang bisa langsung mendidik anak-anaknya menurut penelitian akan berdampak positif untuk perkembangan sang anak, baik perkembangan secara emosional, perkembangan anak untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan barunya (Sosial), perkembangan anak dalam berkomunikasi, dan perkembangan kognitif, perkembangan anak yang baik tentunya ke depannya akan dapat menghasilkan generasi-generasi yang lebih baik, baik secara intelektual, emosional dan agama dan tentunya hal ini akan sangat penting bagi satu Bangsa/Negara.
Dalam al-Qur’an banyak terdapat kisah yang menceritakan peran seorang ayah dalam mendidik anaknya yaitu Kisah Nabi Ibrahim sebagai seorang ayah sebagaimana dijelaskan oleh Allah SWT dalam Qur’an Ash Shafat ayat 100-102 yang menjelaskan begitu komunikatif dan demokratifnya Nabi Ibrahim dengan terlebih dahulu meminta pendapat Anaknya (Nabi Ismail) ketika mendapat perintah dari Allah SWT untuk menyembelih Nabi Ismail, kemudian dalam Surat Al Baqarah ayat 131-132 dimana Nabi Ibrahim mengajarkan nilai-nilai Tauhid kepada Anaknya.
Kemudian ada kisah Nabi Yaqub sebagai seorang ayah yang penuh kasih sayang, sangat sabar dalam mendidik anak-anaknya dan mampu memberikan kepercayaan kepada anak-anaknya sebagaimana yang dijelaskan dalam Al Quran Surat Yusuf dan peran seorang alim yang bernama Luqman sebagaimana dijelaskan dalam surat Luqman. Luqman diceritakan sebagai seorang ayah yang penuh kasih sayang terhadap anaknya, selalu terus mengingatkan dan mendidik serta menasehati anaknya setiap waktu agar tidak pernah menyekutukan Allah SWT dengan sesuatu apapun.
Berangkat dari hal-hal di atas, bagi Pemuda Muhammadiyah DIY perlu kiranya untuk terus mengingatkan kepada semua Ayah agar lebih aktif secara langsung untuk memberikan pendidikan kepada anak-anaknya dan oleh karena itu sebagai wujud nyata dan juga bertepatan dengan Milad Pemuda Muhammadiyah ke- 86, Pemuda Muhammadiyah DIY dicetuskan suatu gerakan yang bernama “GERAKAN AYAH HEBAT”. Gerakan ini sebenarnya merupakan Gerakan Nasional yang dicetuskan oleh Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah dan kemudian digelorkan ke daerah-daerah dengan harapan Gerakan ini semakin besar dan tersosialisasikan kepada Masyarakat.
Prinsip dari Gerakan Ayah Hebat yaitu sebagaimana dikatakan oleh Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah yaitu gerakan dakwah yang “Menggembirakan dan Memajukan.” Dengan Gerakan Ayah Hebat, dakwah tentang pentingnya peran Ayah dalam mendidik anak-anaknya harus bisa menggembirakan anak-anaknya dan juga memajukan anak-anaknya.
Ada 11 kriteria atau menjadi standar minimal seorang AYAH HEBAT yaitu:
- Gerakan ayah, mendampingi istri memeriksa kehamilan dan persalinan pada layanan kesehatan;
- Gerakan ayah, mendukung pemberian ASI Eksklusif pada anak;
- Gerakan ayah, memandikan, menyapi dan menggendong anak;
- Gerakan ayah, berkumpul, bermain, oleh raga dan berrekreasi bersama anak;
- Gerakan ayah, mendongeng untuk anak;
- Gerakan ayah, mendengarkan suara dan pendapat anak
- Gerakan ayah, menanamkan nilai karakter dan anti korupsi;
- Gerakan ayah, mendampingi anak belajar agama dan ibadah;
- Gerakan ayah, mendampingi anak mengakses media dan internet
- Gerakan ayah, mengantar anak ke sekolah;
- Gerakan ayah, berhenti merokok dan zat adiktif lainnya.
Terakhir, semoga Gerakan ini bisa menggerakan Ayah-Ayah untuk terlibat langsung mendidik anak-anaknya, dan perlu diingat kembali Madrasah terbaik bagi anak adalah Tauladan dari Kedua Orang Tua. (Sahlan Adi Putra Alboneh/Direktur Gerakan Ayah Hebat)