BANTUL, Suara Muhammadiyah-Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menghadiri prosesi Pelepasan Siswi Kelas VI Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta pada Ahad (6/5) di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
Dalam sambutannya Haedar menyampaikan, bahwa di antara keunggulan dan kebanggaan Muhammadiyah adalah memiliki sekolah kader berbasis sekolah Islam modern yang dirintis sejak awal oleh Kyai Ahmad Dahlan, yakni Mu’allimaat dan Mu’allimiin.
“Sejak pendirian Mu’allimaat dan Mu’allimiin dulu, merupakan sebuah kebanggaan karena Muhammadiyah berhasil menepis pemikiran lama dan menciptakan hal baru yakni menggabungkan islam dengan ilmu pengetahuan,” tuturnya.
Lulusan Mu’allimaat diharapkan dapat menjadi kader-kader ulama yang memiliki kualifikasi menyeluruh (multi side competency), yakni sebagai faqih, muballigh, mujahid, dan mujtahid yang memiliki komitmen tinggi, berwawasan luas, dan profesional dalam mengemban misi Muhammadiyah. Kader ulama Muhammadiyah tersebut memiliki peran ke dalam sebagai penggerak yang menjalankan fungsi pelopor, pelangsung, dan penyempurna perjuangan dan amal usaha Muhammadiyah sedangkan ke luar mampu menjadi kader umat, bangsa, dan dunia yang membawa misi rahmatan lil ‘alamin.
Saat ini bangsa Indonesia memerlukan dua modal penting dalam kehidupan yaitu nilai dasar agama dan nilai strategi ilmu pengetahuan. “Bangsa kita memerlukan agama untuk pencerahan, maka kader-kader Muhammadiyah jadilah sosok unggul yang tetap istiqamah, serta punya karakter keislaman yang kuat dan religius dan melahirkan keshalehan yang otentik, bukan keshalehan atributif semata,” tambahnya.
Haedar berpesan, alumni Mu’allimaat harus menjadi kader-kader Muhammadiyah yang mengindonesia dan mengglobal serta membawa kebajikan dan kemaslahatan untuk bangsa dan agama. “Jadilah karakter muslimah yang kokoh, cerdas berilmu luas ilmunya dan istiqamah untuk Muhammadiyah,” ujar Haedar.
Seiring dengan perkembangan Muhammadiyah dan masyarakat secara geografis (lokal dan global) dan tantangan era globalisasi, Madrasah Mu‘allimin-Mu‘allimaat Muhammadiyah Yogyakarta sebagai “Madrasah amanat Muktamar” dituntut menyikapi perubahan tersebut secara profesional, arif dan bijaksana tanpa meninggalkan identitasnya sebagai sekolah kader Persyarikatan di masa depan. Supaya sistem pendidikan berlangsung efektif selama 6 tahun maka seluruh proses pembinaan dan pendidikan di Madrasah ini berjalan selama 24 jam dengan sistem Boarding School. (tira/foto:ppmuh)