JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Kepala SMP Muhammadiyah 1 Depok Sleman Abdulah Mukti berhasil mendapatkan nominasi sebagai kepala sekolah inspiratif dalam ajang lomba best practices kepala sekolah, pengawas sekolah dan widyaiswara. Lomba ini diselenggarakan oleh Direktorat Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, di Hotel Swiss-Belresidences Kalibata, Jakarta Selatan, 4 – 8 Mei 2018.
Lomba ini diikuti oleh 29 kepala sekolah SD, 24 kepala sekolah SMP, 24 kepala sekolah SMA, 16 pengawas SD, 19 pengawas SMP, 16 pengawas SMA dan 10 pengawas SMK dari seluruh penjuru Indonesia. Pada lomba ini, Abdulah Mukti mengangkat tema From Nothing To Something. Dalam makalahnya, Ia menguraikan tentang proses transformasi SMP Muhammadiyah 1 Depok Sleman yang berdiri sejak 1 Januari 1968.
Sejak berdirinya hingga saat ini, SMP Muhammadiyah 1 Depok Sleman mengalami pasang surut kehidupan. Pasalnya tahun ajaran 2008/2009 kelas VII nya hanya berjumlah 8 siswa. Menjelang penerimaan peserta didik baru 2009/2010, jika saja SMP ini tidak mampu menerima siswa lebih dari 10 kelas VII nya terancam ditutup.
Dua bulan sebelum penerimaan peserta didik baru bulan Juni 2009 SMP ini memiliki Kepala Sekolah definitif (karena sejak 2006 SMP ini sudah tidak memiliki Kepala Sekolah definitif) dan melakukan berbagai terobosan perubahan SMP Muhammadiyah 1 Depok dengan semangat SEKOLAH INI TIDAK DITUTUP. Berbekal waktu 2 bulan, mulai bahu membahu dengan berbagai pihak dan stakeholders sekolah ikut dilibatkan, sehingga SMP ini akhirnya TIDAK JADI DITUTUP.
Baca juga: Sekolah Harus Menjadi Pusat Peradaban
Dalam penjelasannya, transformasi SMP Muhammadiyah 1 Depok ini berbasiskan kepada dua aspek: pertama, pendidikan karakter dan kedua jejaring atau networking. Sebagai sekolah Muhammadiyah, pendidikan karakter bukanlah hal baru, justru poros utama sekolah Muhammadiyah terletak kepada pendidikan karakter atau sekolah yang berakhlak mulia. Diantara 10 program utama menghidupkan sekolah ini yang paling pokok adalah Pendidikan Karakter.
Pendidikan Al Islam dan Kemuhammadiyahan sebagai icon sekolah karena itu visi pertama sekolahnya adalah Akhlakul Karimah. Ejawantah Keislaman dan Kemuhammadiyahan diwujudnyatakan dengan program unggulan ISMUBARIS yang dikembangkan sejak 2011 hingga saat ini. Di tahun 2011 – 2012 SMP ini bergandengan tangan bersama Living Values Education (LVE) dengan Pendidikan Karakter yang berbasiskan nilai di kalangan Guru, Karyawan, Orangtua dan Siswa. Pada 2016 sekolahnya menjadi salah satu Piloting Nasional Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Kemendikbud RI.
Adapun terkait Jejaring atau networking, SMP Muhamamdiyah ini mengalami keterpurukan tidak hanya dari segi siswa, namun juga dari sisi SDM, financial, sarana dan prasarana. Karena itu, sebagai Kepala Sekolah yang professional dan diharapkan memiliki kepribadian kewirausahaan mencoba menghidupkan dan mengembangkan sekolah ini dengan jejaring atau networking sehinga penulis menggunakan istilah from nothing to something. Gedung SMP Muhammadiyah 1 Depok mengalami perubahan yang sangat cepat.
Proses rehabilitasi dan pembangunan sekolah tiada henti sejak Tahun 2009 hingga saat ini telah menelan biaya hampir 6 M. Proses rehabilitasi dan pembangunan gedung sekolah adalah hasil dari upaya dan usaha yang gigih dari kepala sekolah dengan menggandeng berbagai pihak jejaring dan networking sehinga tidak membebankan serupiahpun kepada para orangtua/wali peserta didik.
Dalam pemaparannya, Abdulah Mukti sangat detail menjelaskan dan menguraikan proses transformasi SMP Muhammadiyah 1 Depok Sleman dari keadaan yang terpuruk atau tidak memiliki apa-apa menjadi sekolah yang hidup, memiliki makna dan nilai serta tumbuh kembang kembali.(rizq)
Baca juga: Haedar Nashir: Lulusan Mu’allimaat harus jadi Kader yang Cerdas, Unggul, dan Berkarakter