JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Berbagai kegiatan digelar Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah dalam rangka menyemarakkan Tasyakuran Milad 86 di Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Sabtu (5/5/2018). Beberapa agenda diantaranya launching Food Truck Waroeng Dhuafa, launching Logo Muktamar Pemuda Muhammadiyah, Pentas Seni dan Kick Off Ekspedisi Kebangsaan keliling Indonesia.
Berbagai tokoh bangsa turut hadir seperti Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan, hingga Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. Para tokoh tersebut bersama ratusan scoteris berkeliling Jakarta menggunakan vespa dalam rangka melepas Tim Ekspedisi Kebangsaan Pemuda Muhammadiyah dari Aceh sampai Papua dengan misi Menggembirakan Keberagaman, Memajukan Indonesia.
Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan maksud menghadirkan tokoh-tokoh tersebut sebagai simbol toleransi walaupun berbeda agama bahkan pandangan politik, tetap satu Indonesia. Ia juga berpendapat bahwa, dengan perbedaan dapat saling belajar satu dengan yang lain, ketika saling belajar bisa saling memahami. “Perbedaan itu tak perlu ditakut-takuti, perbedaan itu tidak harus jadi mengerikan, harusnya perbedaan itu digembirakan,” ujarnya.
Salah satu upaya simbolik yang dilakukan Pemuda Muhammadiyah, lanjut Dahnil, yaitu mendorong dan menginisiasi ekspedisi kebangsaan menggembirakan keberagaman. “Beberapa tim ekspedisi ini adalah merepresentasikan Indonesia, ada yang Islam, ada yang Khatolik, ada yang Kristen dan yang lain, jadi nanti tim ekspedisi ini akan berangkat menjadi simbol keberagaman, mereka campaign, menyampaikan pesan tentang keberagaman itu, supaya kita gembira dan memahami perbedaan itu,” imbuhnya.
Baca juga: Gerakan Ayah Hebat Pemuda Muhammadiyah DIY
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti merasa bangga atas kiprah Pemuda Muhammadiyah dan kegiatan dalam ranah kebangsaan yang mulai mendapatkan perhatian serius. “Trigatra Pemuda Muhammadiyah sebagai kader persyarikatan, kader ummat, dan kader bangsa itu dalam konteks sekarang ini seharusnya dibalik urutannya yaitu dimulai dari kader bangsa, kader ummat, dan kader persyarikatan,” kenang Mu’ti saat dilantik menjadi Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah tahun 2002 oleh Prof Dr Syafii Maarif, Ketua Umum PP Muhammadiyah saat itu.
Menurut Mu’ti, kedepan Muhammadiyah dan Pemuda Muhammadiyah harus banyak berkhidmat dalam ranah kehidupan kebangsaan serta dituntut untuk lebih aktif dan pro aktif menyelesaikan persoalan yang ada. “Kalo kita melihat sejarah Indonesia, berdirinya negara Indonesia ini tentu sebagiannya adalah kontribusi dari para tokoh-tokoh muslim, termasuk tokoh yang berasal dari kalangan Muhammadiyah dan NU,” ungkapnya.
Mu’ti melanjutkan, jika terjadi sesuatu jangan langsung mengambil penilaian tapi harus mencari klarifikasi, tapi kalau sudah benar-benar berbeda, di tengah perbedaan itu saling bertoleransi, dan di tengah kesamaan saling bekerja sama. “Pemuda Muhammadiyah jangan hanya berada di luar, hanya beri catatan pinggir terhadap kehidupan kebangsaan, tapi harus berada di dalam untuk ikut terlibat memperbaiki negara dan memajukan bangsa,” usul Mu’ti.(rizq)
Baca juga: