Kekuatan Ekonomi Itu Membebaskan

Kekuatan Ekonomi Itu Membebaskan

Oleh: Jindar Wahyudi

Assalaamualaikum Wr Wb

اَلْحَمْدُ ِلله ِالَّذِى اَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ اْلحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلىَ الدِّيْنِ كُلِّهِ وَكَفاَ بِاللهِ شَهِيْدًا اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ الله ُوَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَلَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ اَمَّا بَعْدُ: فَيَااَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْاللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ  مُسْلِمُونَ

Hadirin Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah

Mengawali hutbah jum’at siang ini marilah kita bersyukur kepada Allah SWT atas segala nikmat yang telah dilimpahkan kepada kita semua, seraya meningkatkan kualitas iman dan taqwa kita kepada-Nya, dengan taqwa yang sebenar-benarnya. Sebab hanya orang yang benar-benar bertaqwa yang akan sanggup melaksanakan perintah Allah  walaupun perintah itu sangat berat dan sulit untuk dilaksanakannya.

Sebagaimana Allah Firman:

وَهَدَيْنَاهُ النَّجْدَيْنِ (١٠)فَلا اقْتَحَمَ الْعَقَبَةَ (١١)وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْعَقَبَةُ (١٢)فَكُّ رَقَبَةٍ (١٣)أَوْ إِطْعَامٌ فِي يَوْمٍ ذِي مَسْغَبَةٍ (١٤)يَتِيمًا ذَا مَقْرَبَةٍ (١٥)أَوْ مِسْكِينًا ذَا مَتْرَبَةٍ (١٦)ثُمَّ كَانَ مِنَ الَّذِينَ آمَنُوا وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ وَتَوَاصَوْا بِالْمَرْحَمَةِ (١٧)أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْمَيْمَنَةِ (١٨)

“Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan, Tetapi Dia tiada menempuh jalan yang mendaki lagi sukar.Tahukah kamu Apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu?  (yaitu) melepaskan budak dari perbudakan, atau memberi Makan pada saat kelaparan,  (kepada) anak yatim yang ada hubungan dekat, atau kepada orang miskin yang sangat fakir dan mereka adalah orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang. Mereka adalah golongan kanan. (QS. Al Balad : 10-18)”.

Hadirin Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah

Secara bahasa kata Al ‘aqabah bisa berarti jalan di pegunungan atau jalan yang mendaki lagi sukar. Menurut Qatadah berarti jalan di pegunungan yang terjal dan sulit untuk dilaluinya. Sedang Ibnu Katsir dalam Tafsirnya menjelaskan bahwa Al ‘aqabah  adalah kesulitan yang berat lalu mereka menceburkan diri dalam kesulitan itu untuk mentaati dan melaksanakan perintah Allah SWT.

Lalu apa yang dimaksudkan dengan jalan yang mendaki lagi sulit, sebagaimana tersirat dan tersurat di dalam  surat al Balad tersebut? Paling tidak ada 4 hal yang termasuk jalan yang mendaki itu yang mau tidak mau kita harus mengindahkannya, yaitu:

  1. Memerdekakan atau membebaskan perbudakan.

Perbudakan merupakan cara yang dilakukan pada zaman Jahiliyah dimana seseorang dijual belikan laksana hewan untuk dikuasai apapun kehendak tuanya bahkan bisa digauli laksana suami istri. Berkat ajaran Islam nampaknya system perbudakan sekarang ini sudah tidak ada lagi. Namun demikian praktek perbudakan  tidak menutup kemungkinan masih tetap ada.

Ketika seorang pekerja dipaksa  bekerja diluar batas prikemanusiaan untuk menuruti ambisi tuannya hanya memenuhi target materi dan kedudukan dunia. Itulah praktek perbudakan yang hingga saat ini masih dapat kita saksikan di dunia bisnis dan investasi permodalan.

Kita sebagai orang Islam memiliki kewajiban tersendiri untuk membantu dan membebaskannya dari praktek-praktek perbudakan itu. Permasalahannya adalah apakah kita memiliki kemampuan untuk menolongnya?

  1. Memberi makan pada saat orang kelaparan.

Orang yang memandang bahwa makanan adalah sesuatu yang sangat berharga berarti mereka adalah orang yang sangat kekurangan makan dan sangat membutuhkan makanan, tetapi tidak ada yang dimakan sehingga terjadi kelaparan.. Tidak adanya makanan itu bisa terjadi karena factor alam misalnya masa paceklik atau karena tertimpa bencana alam, atau karena factor orangnya yang memang sudah tidak mampu berbuat apa-apa karena factor usia, dan karena faktor ketiadaan uang untuk membeli makanan. Melihat hal yang demikian  maka kewajiban kita adalah memberi pekerjaan agar mereka mendapatkan upah atau gaji agar dapat membeli makanan. Permasalahannya adalah apakah kita mampu memberikan lapangan pekerjaan yang memerlukan tenaga kerja mereka?

Hadirin Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah

  1. Memperhatikan anak yatim

Memperhatikan anak yatim tentu tidak hanya sekedar memberi makan.karena tidak semua anak yatim kekurangan makanan. Yang sangat dibutuhkan anak yatim adalah orang yang mau memberi perlindungan, perhatian, pendidikan dan kasih sayang, guna menghadapi masa depannya. Perhatian terhadap anak yatim ini menjadi  tanggung jawab kita bersama apalagi dari pihak kerabat dekatnya. Jika hal ini tidak kita lakukan maka kita perlu waspada akan adanya ancaman Allah yang menjadikannya diri kita sebagai orang yang mendustakan agama (QS  Al Ma’un : 1-7).

  1. Memperhatikan orang miskin

Orang yang memerlukan perhatian dan tanggung jawab bagi kita yang lain  adalah orang yang sangat miskin yang dalam surat al balad tersebut diistilah dengan Matrabah. Menurut Hamka dalam tafsirnya mengartikan Matrabah yaitu tertanah. Dikatakan tertanah karena saking miskinnya sehingga terhempas ke dalam tanah karena tidak memiliki apa-apa. Orang yang sangat miskin ini barangkali bisa disebutkan seperti tunawisma, gelandangan, anak jalanan dan sebagainya.

Hadirin Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah

Perhatian terhadap yatim dan miskin pasti memerlukan vasilitas biaya yang tidak sedikit. Dengan demikian maka ayat ini juga mengisyaratkan perintah dan mendorong kepada kita agar kita memiliki kekuatan ekonomi yang  memadahi. Bagaimana mungkin kita mau dan mampu memperhatikan mereka kalau kita sendiri masih pas-pasan dalam hal ekonomi.

Oleh karena itu kita harus mengakui bahwa kekuatan ekonomi umatlah yang insyaallah akan benar-benar mampu membebaskan mereka dari perbudakan kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan di dalam mengarungi kehidupan ini.

Hadirin Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah

Mengahiri khutbah ini, perlu kita sarankan, barang kali kita perlu memberdayakan kekuatan Lazismu untuk diberdayakan untuk investasi membangun ekonomi umat.  Mudah-mudahan bermanfaat.

بَارَكَ الله ُلِى وَلَكُمْ فِي اْلقُرْاَنِ اْلعَظِيمِ  وَنَفَعَنِى وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلاَيَاتِ وَالذِّكْرِاْلحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ الله ُمِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ اِنَهُ هُوَالسَّمِيْعُ اْلعَلِيْمِ

 

Kutbah II

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى جَعَلَنَا وَاِيَّكُمْ عِبَادِهِ الْمُتَّقِيْنَ وَاَدَّبَنَا بِالْقُرْاَنِ الْكَرِيْمِ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ الَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ. وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. َاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ اَمَّا بَعْدُ : فَيَا اَيُّهَا النَّا سُ اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. وَقَالَ تَعَالَى اِنَّ اللهَ وَمَلاَءِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِي يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا, اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَا بِهِ اَجْمَعِيْنَ, وَارْضَى عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُوءْمِنِيْنَ وَالْمُوءْمِنَاتِ اَلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ ِانَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ. رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ ِاذْهَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً ِانَّكَ اَنْتَ   الْوَهَّاب. رَبِّى اغْفِرْلِى وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِى صَغِيْرًا.  رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاَ خِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبّى اْلعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُون وَالسَّلاَمُ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ                       .                      

Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kab. Boyolali, Alumni Pondok Hajjah Nuriyah Shabran UMS 1990

Exit mobile version