Oleh: Fida ‘Afif
Assalaamualaikum Wr Wb
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ.
Jama’ah shalat Jum’at raḥimakumullah,
Alḥamdulillah wa syukurillah wa laa ḥaula wa laa quwwata illa billah, segala puji dan syukur senantiasa kita haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berbagai macam kenikmatan kepada kita semua, sehingga dari Jumat pekan lalu, hingga Jumat siang hari ini, kita masih diperkenankan untuk menjalankan aktifitas dan ibadah dalam kehidupan ini. Dan semoga, dengan terus bersyukur kepada Allah SWT, Allah SWT akan menambah kenikmatan kepada kita sekalian, dan semoga kita tetap berada dalam naungan iman dan taqwa-Nya. Aamiin.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada suri tauladan kita, Rosulullah Muhammad SAW dan semoga Allah SWT berikan karunia-Nya kepada keluarganya, istri-istrinya, sahabat-sahabatnya, dan para pengikutnya, termasuk kita sekalian yang ada dalam masjid ini.
Jama’ah shalat Jum’at raḥimakumullah,
Dzalim ialah suatu perbuatan dimana seseorang menempatkan sesuatu tidak pada tempat yang benar. Dengan kata lain, dzalim berarti tidak adil. Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW sangat tidak menganjurkan seseorang untuk melakukan perbuatan dzalim.
“Dari Abdullah bin Umar RA., dari Nabi SAW., beliau bersabda : “Kedzaliman adalah mendatangkan kegelapan hari kiamat.” (HR Bukhari)
Kegelapan yang dimaksud ialah kegelapan secara zhahirnya, sehingga kegelapan berarti orang yang melakukan kedzaliman tidak bisa melihat jalan pada Hari Kiamat. Kegelapan yang dimaksud juga diartikan sebagai hukuman dan siksaan sebagai balasan atas kedzaliman tersebut.
Seseorang yang melakukan kedzaliman berarti ia telah melakukan dua kemaksiatan sekaligus. Kemaksiatan yang pertama, yaitu mengambil hak orang lain yang bukan haknya. Kemaksiatan yang kedua, ialah menantang Allah SWT dengan melanggar larangan-Nya.
“Dari Abdullah bin Umar RA. Bahwa Rasulullah SAW. bersabda :”Seorang muslim ialah saudara bagi muslim lainnya, dia tidak mendzaliminya dan tidak membiarkannya untuk disakiti. Siapa yang membantu kebutuhan saudaranya maka Allah SWT akan membantu kebutuhannya. Siapa yang menghilangkan suatu kesusahan seorang Muslim, maka Allah SWT menghilangkan satu kesusahan baginya dari kesusahan-kesusahan hari kiamat. Dan siapa yang menutupi (aib) seorang muslim maka Allah SWT akan menutup aibnya pada hari kiamat.” (Diriwayatkan oleh Bukhari dalam Kitab ke-46 Kitab Kedzaliman, bab ke-3 bab seorang mukmin tidak boleh mendzalimi saudara muslim lainnya dan tidak boleh membiarkannya).
Jama’ah shalat Jum’at raḥimakumullah,
Imam An-Nawawi berkata, “Dalam hadits ini terdapat keutamaan menolong muslim, memberi jalan keluar dari kesulitan yang dihadapinya, dan menutup aibnya. Dan diantara perbuatan menghilangkan kesulitan orang lain adalah membantunya dengan hartanya, kedudukannya, atau bantuan lain. Adapun menutup aib orang lain yang disunnahkan di sini maksudnya adalah menutup kekurangannya dan semacamnya, dan orang tersebut bukanlah orang yang terkenal berbuat jahat kepada orang lain. Jika orang yang sudah kita kenal berbuat jahat, maka kita dianjurkan untuk tidak menutupinya. Akan tetapi mengadukannya kepada pihak yang berwajib agar perbuatan jahatnya tidak merajalela dan tidak menjadi contoh yang buruk bagi yang lainnya.
“Dari Abu Musa RA. Ia berkata : Rasulullah SAW., bersabda : “Sesungguhnya Allah SAW. akan menangguhkan siksaan bagi orang yang berbuat dzalim. Dan apabila Allah telah menghukumnya, maka Dia tidak akan pernah melepaskannya.” Kemudian Rasulullah membaca ayat yang berbunyi :
وَكَذَا لِكَ أَخْذُهُ رَبِّكَ إِذَا أَخَذَ الْقُرَى وَهِيَ ظَالِمَةٌ إِنَّ أَخْذَهُ أَلِيْمٌ شَدِيدٌ
“Begitulah azab Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat dzalim. Sesungguhnya azab-Nya itu sangat pedih dan keras.” (QS. Huud (11) : 102). Diriwayatkan oleh Bukhari dalam kitab ke-65 Kitab Tafsir : 11. Bab surat Huud, bab ke-5.
Az-Zamakhsari berkata, “ini adalah ancaman mengenai buruknya perbuatan dzalim yang ditujukan bagi penduduk negeri yang dzalim, yaitu orang-orang kafir Makkah dan lainnya, bahkan juga ditujukan untuk semua orang yang mendzalimi orang lain atau dirinya sendiri dengan perbuatan dosa yang dilakukannya.”
Maka, siapa saja yang telah berbuat dosa akan diancam dengan siksaan yang pedih dari Allah SWT. dan oleh karena itu, hendaknya orang-orang yang berbuat dosa segera untuk bertaubat dan tidak tertipu oleh tipu daya syaithon.
Jama’ah shalat Jum’at raḥimakumullah,
Semoga Allah SWT menempatkan kita termasuk orang-orang yang bertaubat dan orang-orang yang mendapatkan ampunan dari Allah SWT. Aamiin.
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذا أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ
Khutbah Kedua
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
Fida ‘Afif, S.Hum. Wakil Sekretaris Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah