• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Senin, Desember 8, 2025
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result

Haedar Nashir: Nilai Muraqabah Harus Hadir dalam Berpolitik

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
19 Mei, 2018
in Berita
Reading Time: 1 min read
A A
3
Share

MALANG, Suara Muhammadiyah-Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyatakan bahwa nilai-nilai agama harus menjadi panduan dalam berpolitik. Terutama nilai muraqabah atau merasa diawasi oleh Allah, sehingga para politisi tidak mudah tergelincir di tengah beragam godaan dan syahwat politik.

“Politik itu nyata dan menjadi bagian dari kehidupan kita. Politik adalah al umur al dunyawiyah. Yang tidak bisa lepas dari urusan agama,” kata Haedar dalam Kajian Ramadhan PWM Jawa Timur di Dome UMM, Sabtu (19/5/2018). Acara ini dihadiri oleh 2.500 lebih warga Muhammadiyah se-Jawa Timur.

Baca Juga

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah

Muhammadiyah Kritik DPR Langgar Keputusan MK

Terkait dengan hubungan agama dan politik, ungkap Haedar, ada hal-hal yang harmoni dan ada yang kontaproduktif. Oleh karena itu, sebagai patokan, Muhammadiyah memandang bahwa agama harus menjadi basis nilai dalam berpolitik.

“Politik nilai adalah politik yang berbingkai dan berorientasi nilai. Nilai utama bagi Muhammadiyah adalah Islam. Pondasi seluruh gerakan kita,” tutur Haedar. Nilai Islam itu bercabang. Ada aspek akidah, ibadah, dan muamalah duniawiyah.

Nilai-nilai dalam aqidah, ibadah dan muamalah itu perlu dirumuskan untuk kemudian diaktualisasikan. “Nilai tauhid melahirkan jiwa muraqabah. Merasa selalu diawasi. Ketika ada peluang untuk menyimpang dan menyenangkan ini kadang orang sering terpleset,” urainya.

Menurutnya, nilai pragmatis dari politik selalu ada. Namun hal itu perlu dikelola, karena ada hal-hal yang bisa dinegosiasi dan ada juga yang tidak boleh dilepas jika terkait dengan prinsip. Di sinilah pentingnya untuk mengedepankan ketulusan dan keluwesan dalam memandang. “Islamisme lahir ketika semua hal ditarik ke wilayah sakral. Sering kaku, keras, dan tidak bisa kompromi,” ujar Haedar Nashir. (ribas)

Tags: Haedar Nashirmuhammadiyahmuraqabah
Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah
Berita

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah

28 September, 2024
Prof Dr Abdul Mu'ti
Berita

Muhammadiyah Kritik DPR Langgar Keputusan MK

22 Agustus, 2024
Tingkatkan Taraf Hidup Rakyat, Muhammadiyah MoU dengan BCA Syariah
Berita

Tingkatkan Taraf Hidup Rakyat, Muhammadiyah MoU dengan BCA Syariah

2 Juli, 2024
Next Post
Jaga Tradisi Berprestasi, UAD Berikan Beasiswa Kepada 713 Mahasiswa

Jaga Tradisi Berprestasi, UAD Berikan Beasiswa Kepada 713 Mahasiswa

Please login to join discussion
  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In