YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Tantangan Muhammadiyah ke depan yaitu bagaimana menyediakan berbagai aplikasi yang dapat digunakan untuk menunjang dakwah persyarikatan. Terlebih dalam memfasilitasi generasi milenial yang menjadi populasi paling banyak dari jumlah masyarakat Indonesia di mana mereka akan menentukan tren.
Hal tersebut disampaikan oleh Amika Wardana, PhD terkait “Anatomi dan Perilaku Sosial Masyarakat Milenial: Perspektif Psikologi dan Sosiologi” dalam Pengajian Ramadhan PP Muhammadiyah, Jum’at (25/5). Pengajar Sosiologi di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) itu menyebutkan bahwa generasi milenial adalah mereka yang lahir tahun 1981-1999, sementara generasi X lahir antara tahun 1965-1980, dan generasi Baby Boomers yakni mereka yang lahir sebelum tahun 1964.
Baca juga: Haedar Nashir: Kurangi Dakwah yang Marah-marah!
“Generasi milenial harus dipandang yang akan memajukan bangsa ini, jumlahnya lebih besar, jika dibandingkan dengan generasi sebelumnya dan sesudahnya tetap lebih besar. Maka jika kita melihat bonus demografi sampai tahun 2035, pemain utamanya adalah kelompok milennial ini,” kata Amika.
Ia menguraikan karakter yang dimiliki oleh generasi milenial seperti optimis, cederung berani, mandiri, inovatif dan memiliki tendensi berbeda dalam beragama. “Konten-konten keagamaan berupa produk-produk digital tetap kuat dipelajari generasi milenial, cara beragama mereka berubah,” imbuhnya.
Oleh karena itu, menurut Amika, perlu inovasi dalam berdakwah yang dilakukan oleh Muhammadiyah. Di mana generasi millennial memiliki fleksibilitas – campuran (hybrid) dalam pandangan hidup dan gaya hidup, serta mengintegrasikan antara dunia riil dengan digital sebagai kesatuan. “Bagaimana kemudian dakwah Muhammadiyah masuk ke situ,” tandasnya.(rizq)
Baca juga: Abdul Munir Mulkhan: Muhammadiyah jangan Terasing dari Kehidupan