MYANMAR, Suara Muhammadiyah-Ketua umum PP Muhammadiyah 2005-2015 Din Syamsuddin bersama sejumlah tokoh lintas agama dan perdamaian internasional menemui Penasihat Negara Myanmar Aung San Suu Kyi di Nay Pyi Daw, Myanmar. Pertemuan yang berlangsung di kantor pemimpin Myanmar tersebut membahas solusi etnis Rohingya di Provinsi Rakhine yang belum kunjung diakui.
“Perkembangan di Myanmar, terutama di Provinsi Rakhine, menimbulkan keprihatinan kawasan Asia Tenggara bahkan dunia,” kata Din selaku Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban (UKP-DKAAP). Menurutnya, masalah Rohingya perlu diatasi secara tepat dan cepat.
Satu-satunya jalan untuk mengatasi persoalan di Provinsi Rakhine itu adalah dengan menggelorakan perdamaian dan pengakuan kewarganegaraan bersama bagi seluruh warga, tanpa diskriminasi. Ketua Dewan Pertimbangan MUI ini meminta agar ada pengakuan dan pemberian hak kewarganegaraan bagi etnis Rohingya yang secara kebetulan mayoritas beragama Islam.
Menanggapi hal itu, Aung Suu Kyi selaku penasihat negara setingkat perdana menteri di Myanmar menyatakan bahwa negaranya mengamalkan demokrasi dan sangat menghargai hak asasi manusia dan nilai demokrasi. “Masalah di Provinsi Rakhine dan wilayah-wilayah lain di Myanmar akan dapat diselesaikan dengan semangat perdamaian dan rekonsiliasi,” kata Suu Kyi.
Forum itu dihadiri sejumlah tokoh agama dunia, antara lain Supreme Patriach Sri Langka, Supreme Patriach Kamboja, President of Risho Kosakai dari Jepang Rev Niwano (ketiganya adalah tokoh umat Buddha dunia), Bishop Gunnar Stalsett, tokoh Kristiani Eropa Madame Vinu Aram, tokoh umat Hindu dari India dan Wakil Sekjen Religions for Peace Internasional dari New York Rev Koichi Sugino. Selain itu, hadir juga President of Asian Conference on Religions for Peace/ACRP bersama para tokoh lintas agama Myanmar.
Delegasi yang menemui Aung San Suu Kyi menyampaikan surat para tokoh agama dunia untuk Bangsa Myanmar. Suu Kyi menerima dengan senang hati surat itu termasuk usulan delegasi agar ada Konferensi Internasional tentang Myanmar pada Oktober 2018. Konferensi tersebut diharapkan menjadi tonggak penyelesaian masalah Myanmar secara berkeadilan. (ribas/cnn)
Baca juga:
MuhammadiyahAid Bersama Pengungsi Rohingya
Nuha Aulia Rahman, Dokter Muda Penolong Pengungsi Rohingya
Sambangi PP Muhammadiyah, Menlu RI Jelaskan Upaya Atasi Konflik Myanmar