Menjadi Pejuang Kerukunan dan Kemanusiaan, Tokoh Muhammadiyah Maumere Terima Maarif Award

Menjadi Pejuang Kerukunan dan Kemanusiaan, Tokoh Muhammadiyah Maumere Terima Maarif Award

JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Tokoh Muhammadiyah Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) Abdul Rasyid Wahab menerima penghargaan Maarif Award 2018 dari Maarif Institute for Culture and Humanity. Sosok yang biasa dipanggil Abah Rasyid tersebut terpilih karena kiprahnya menjadi pejuang kemanusiaan serta memberikan keteladanan bagi hubungan dan interaksi sosial masyarakat yang beragam.

Kiprah Abah Rasyid tercatat sebagai bagian dalam mewujudkan kerukunan, perdamaian, pendidikan, dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Sikka yang 91% penduduknya beragama Katolik. Mantan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Sikka tersebut bersama tokoh lainnya mendirikan berbagai Amal Usaha seperti panti asuhan, sekolah (2 SMP, 4 MTS, 1 SMA, dan 1 MA), hingga perguruan tinggi (IKIP Muhammadiyah Maumere).

Sekolah-sekolah yang dibangun tersebut tidak hanya diperuntukkan bagi umat Islam setempat, namun juga bagi umat beragama lain, bahkan sebagian besar pengajarnya justru beragama Katolik. Tercatat Muhammadiyah di Kabupaten Sikka memiliki dua SMP dengan jumlah siswa sekitar 310 siswa, 70% beragama Katolik. Sementara itu, sekitar 700 lebih mahasiswa di IKIP Muhammadiyah Maumere 82% beragama Katolik dan 50% tenaga pengajarnya juga Katolik.

Saat Gunung Rokatenda meletus pada 2013 lalu, Abah Rasyid mendampingi ribuan pengungsi di Pulau Palu’e untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak. Ia bersama Tim Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) mengadakan beberapa kegiatan kemanusiaan hingga memberikan bantuan bimbingan pendidikan kepada anak-anak yang mengungsi.

Baca juga: Songsong Milad, Aisyiyah NTT Gelar Jalan Sehat, Expo dan Bagi Sembako

Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti mengatakan Abah Rasyid adalah saksi hidup bahwa perbedaan bukan sesuatu yang memisahkan. “Justru di tengah perbedaan itu tentu ada kesamaan dan persamaan yang membuat pertautan kita semakin rekat dan semakin lekat,” tutur Mu’ti di Gedung Metro TV, Ahad (27/5).

Mu’ti mengungkapkan Indonesia mempunyai kekuatan luar biasa yang sering tidak disadari seperti modal spiritual serta modal sosial sebagai satu bangsa besar dengan kekayaan alam dan budayanya. “Abah Rasyid ini adalah seorang yang taat beragama, yang tidak ragu untuk merangkul mereka yang berbeda agama, karena agama memiliki nilai dan ajaran universal yang membuat mereka senantiasa bersatu,” imbuhnya.

Sementara itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan Maumere sangat unik di mana muslim yang berada pada posisi minoritas dapat berbaur sangat indah, menjadi mozaik keindahan yang sangat luar biasa. “Abah Rasyid ini salah satu eksemplar apa yang ada di NTT ini merupakan wujud contoh yang bagus untuk dikembangbiakkan di seluruh Indonesia dalam membangun kebhinekaan,” tandas Muhadjir.

Direktur MAARIF Institute, Muhammad Abdullah Darraz menyatakan masyarakat Indonesia dapat menggali inspirasi tentang otentisitas dan ketulusan perjuangan Abah Rasyid untuk merawat Indonesia yang majemuk. Menurutnya, karya kemanusiaan Abah Rasyid meresap ke berbagai lapisan sosial masyarakat dan diterima secara nyata oleh realitas masyarakat bagian Timur Indonesia yang beragam.

“Di tengah krisis kepemimpinan institusi formal yang ada di Indonesia, kita menemukan sosok-sosok pemimpin otentik seperti Abah Rosyid yang berderma untuk kebajikan publik di Tanah Maumere NTT, tanpa melihat batas-batas primordialitas baik itu agama, suku, budaya, dan strata sosial yang ada,” pungkas Darraz.(mi/rizq)

Baca juga: MDMC Hadiri Pertemuan EMT WHO Regional South-East Asia di India

Exit mobile version