BANTUL, Suara Muhammadiyah – Muhammadiyah Tobacco Control Center Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (MTCC UMY) meminta pemerintah untuk menaikan cukai tembakau. Kenaikan tarif cukai diharapkan akan menahan atau menurunkan konsumsi masyarakat terhadap tembakau atau rokok.
“Cukai rokok berperan penting dalam membatasi konsumsi terhadap produk turunan dari tembakau khususnya rokok,” kata dr Supriyatiningsih, SpOG, MKes dalam FGD MTCC UMY bersama Muhammadiyah Economic Team di Hotel KJ, Kamis (7/6).
Project Director MTCC UMY tersebut mengungkapkan penyebab penyakit katastropik seperti penyakit jantung, kanker, hipertensi banyak menyedot dana anggaran JKN Kis atau BPJS di mana salah satu yang mempengaruhinya adalah kebiasaan merokok di masyarakat.
“Kita tahu bahwa angka di Indonesia 63-68 persen pria di Indonesia untuk data tahun 2016 adalah perokok, berarti kita bisa melihat bahwa betapa banyak rokok yang dibakar dan sangat membahayakan bagi kesehatan,” tuturnya.
Baca juga: Rektor UMY Jadi Pembicara dalam World Islam Campus Summit 2018 di Taiwan
Selain itu, menurut Upi, berdasarkan dari hasil yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan pengaruh iklan rokok terhadap para perokok pemula yaitu anak-anak dan remaja itu ternyata angkanya bisa mencapai 43%.
“Perokok wanita juga memprihatinkan terutama bagi kami di bidang kesehatan, termasuk bagi Muhammadiyah dengan segenap ortomnya yang ada di dalamnya, karena wanita adalah salah satu pilar untuk membangun generasi yang akan,” imbuhnya.
Oleh karena itu, Ia melanjutkan, pengendalian tembakau oleh MTCC sebagai jihad kemanusiaan dengan berdiri di paling depan untuk memerangi kemudharatan. “Indonesia pada tahun 2035 akan menerima bonus demografi, kita harus menjadi negara yang sudah take off pada 2045 (seratus tahun Indonesia merdeka), maka upaya-upaya kita untuk menuju arah kebaikan itu adalah bagian dari jihad untuk menyelamatkan generasi penerus,” pungkasnya.(rizq)
Baca juga: Menegaskan Kampus Tanpa Rokok, MTCC UMY Gelar Workshop