3 Etika Bekerja Islami
Oleh: Sukahar Ahmad Syafi’i
Assalamu’alaikum Wr Wb
إِنَّ اْلحَمْدَ لِلّهِ نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِيْنُهُ وَ نَسْتَغْفِرُهُ، وَ نَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَ مِنْ سَيِّئاَتِ أَعْمَالِناَ. مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضَلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَا دِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. الَّلهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلىَ نَبِيِّناَ مُحَمَّد وَ عَلىَ اٰلِهِ وَ صَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ فَياَعِبَادَ اللهِ. أُصِيْكُمْ وَإَيّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ
Bekerja adalah aktivitas yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan seorang hamba, bahkan bekerja merupakan bagian dari hidup manusia. Oleh karena itu, Islam sangat menganjurkan pemeluknya untuk bekerja dengan sungguh-sungguh, benar dan baik. Allah SWT berfirman :
وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ ۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ [٩:١٠٥]
Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. (QS. At-Taubah : 105)
Rasulullah saw sebagai panutan kita juga memberikan kebebasan kepada kita untuk melakukan hal yang terbaik bagi kehidupan kita selama usaha yang kita lakukan dapat menghantarkan kita sukses dunia dan akhirat. Rasulullah SAW bersabda :
عَنْ جَابِرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : وَاتَّقُوا اللهَ اَيُّهاَ النَّاسُ وَاجْمِلُوا فِي الطَلَبِ خُذٌوا مَاحَلَّ وَدَعُوا مَا حَرُمَ
Dari Jabir RA berkata : Bertakwalah kepada Allah wahai manusia, bertindaklah yang indah dalam mencari rezeki, ambillah yang halal dan tinggalkan yang haram (al-Mustadrak Imam Malik & Shahih Ibn Majah)
Dari sabda Rasulullah saw di atas bisa kita ambil konklusi bahwa bekerja sukses dunia akhirat ala Rasulullah saw mempunyai 3 kriteria atau yang disini kita sebut dengan 3 Etika Bekerja Islami :
Pertama, Bekerja Islami Etika Kepada Allah SWT. Tujuan utama dari bekerja (ikhtiar) adalah mencari ridha Allah swt, karena dengan ridho dari Allah SWT, ikhtiar yang kita lakukan akan terasa mudah dan menuai barakah. Oleh sebab itu, mendahulukan pahala Allah sebelum keuntungan duniawi dengan balutan raja’(harapan) dan syukur adalah kunci ridha Allah SWT, sebagaimana firman Allah SWT :
فَابْتَغُوا عِندَ اللَّهِ الرِّزْقَ وَاعْبُدُوهُ وَاشْكُرُوا لَهُ
Maka carilah rezeki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. (QS.al-Ankabuut : 17)
Ma’asyiral Muslimin, sidang jum’at Rahimakumullah
Kedua, Bekerja Islami Etika Kepada Manusia, salah satu sifat yang melekat dan tidak terpisahkan dari makhluk yang bernama manusia adalah sifat insaniyah atau sosial. Karakter/sifat sosial inilah yang menjadikan manusia harus simpati, empati dan bermanfaat untuk manusia yang lain, termasuk dalam bekerja (ikhtiar). Oleh sebab itu Rasululullah SAW menganjurkan kita untuk bertindak yang indah dalam mencari rezeki, bertindak dengan Ihsan, tidak mengambil hak orang lain, dan merugikan orang lain. Allah SWT berfirman :
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.(QS.al-Qashash : 77)
Mengenai bekerja dengan Ihsan Rasulullah SAW bersada :
إنَّ اللهً يُحِبُّ مِنَ اْلعاَمِلِ إذَا عَمِلَ أَنْ يُحْسِنَ (رواه البيهقي)
Sesungguhnya Allah SWT mencintai orang yang bekerja dengan Ihsan (HR al-Baihaqy.)
Ayat al-Qur’an dan Hadis di atas memberikan informasi kepada kita tentang pentingnya bekerja dengan Ihsan (baik), bermanfaat dan tidak merugikan orang lain.
Ma’asyiral Muslimin, sidang jum’at Rahimakumullah
Ketiga, Bekerja Islami Etika Kepada Pribadi, Kehalalan zat rizki yang kita makan serta keshahihan rizki yang peroleh adalah kunci utama keberkahan dari pekerjaan yang kita lakukan. Efek dari halal dan baiknya rizki yang kita dapatkan akan berdampak pada pribadi kita dan keluarga kita, jangan sampai kita memberi makan diri sendiri dan keluarga tercampur dengan yang haram dan syubhat. Rasulullah SAW bersabda :
“Dari Abu Abdullah an-Nu’man bin Basyir berkata, dia mendengar Rasulullah saw bersabda : Sesungguhnya yang halal itu jelas, sebagaimana yang haram pun jelas. Di antara keduanya terdapat perkara syubhat -yang masih samar- yang tidak diketahui oleh kebanyakan orang. Barangsiapa yang menghindarkan diri dari perkara syubhat, maka ia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya. Barangsiapa yang terjerumus dalam perkara syubhat, maka ia bisa terjatuh pada perkara haram. (HR.Bukhari & Muslim)
Ma’asyiral Muslimin, sidang jum’at Rahimakumullah
Demikianlah pemaparan 3 Etika Bekerja Islami yang insyallah dapat memberi suntikan motivasi untuk lebih semangat dalam bekerja guna meraih keberkahan kehidupan dunia dan akhirat. Wallahu A’lam
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فىِ اْلقُرأنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنَ الاٰيَاتِ وَالذِّكْرَ اْلحَكِيْمِ، وَ تَقَبَّلَ مِنيِّ وَ مِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ الَسمِيْعُ اْلعَلِيْمُ
Do’a Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ، وَاْلعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ، وَلاَ عُدْوَانَ إِلَّا عَلىَ الظَّالِمِيْنَ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ نَبِيِّناَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ الِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، الملِكُ اْلحَقُّ اْلُمبِيْنُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اْلَمبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالمِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ
فَيَاأَيُّهاَالْإِخْوَانُ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَايَ بِتَقْوَى اللهِ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
Akhirnya marilah kita berdo’a dengan khusyu’ kepada Allah SWT, dan berharap agar do’a kita dikabulkan.
اَلَّلهُمَ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَ اْلمُسْلِمَاتِ وَاْلمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ، اَلأَحْيَاِء مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ، فَيَاقَاضِيَ اْلحَاجَاتِ.اَلَّلهُمَ إِنَّانَسْأَلُكَ اْلهُدَى وَالتُّقَى وَاْلعَفَافَ وَاْلغِنىَ.
رَبَّناَ هَبْ لَناَ مِنْ أَزْوَاجِناَ وَذُرَّيَّاتِناَ قُرَّةً أَعْيُنٍ وَاجْعَلْناَ لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَاماً. رَبَّناَ لاَ تُزِغْ قُلُوْبَناَ بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَناَ وَهَبْ لَناَ مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ اْلوَهَّابُ.
رَبَّناَاٰتِناَ فِي الدُّنْياَ حَسَنَةً وَفِى اْلأٰخِرَةِ حَسَنَةً وَقِناَ عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ اْلعَزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلىَ اْلمُرْسَلِيْنَ، وَاْلحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ
Sukahar Ahmad Syafi’i, Mahasiswa Pascasarjana Ekonomi Syari’ah STAIN Kudus dan Sekretaris Majelis Tarjih & Tajdid PDM Kab. Pati