YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah-Lembaga Seni Budaya dan Olahraga PP Muhammadiyah menggelar Focus Group Discussion (FGD) untuk menggagas pendirian Pusat Kebudayaan Islam Indonesia yang berbasis Keislaman dan Kebangsaan. Kegiatan yang berlangsung pada Senin, 2 Juli 2018 itu bertempat di kantor PP Muhammadiyah Jalan Chik Ditiro Yogyakarta.
Kegiatan ini membahas beberapa tema. Pertama, mencari Desain Master Plan Pusat Kebudayaan Islam Indonesia (PUSKIINDO) yang multifungsional. Kedua, kebudayaan religius yang berwawasan global untuk menunjang terwujudnya revolusi mental bangsa Indonesia. Ketiga, membangun kebudayaan berwawasan keislaman dan kebangsaan guna memperkokoh NKRI. Keempat, membangun Pesantren Budaya yang progresif, prospektif, produktif, pluralistik, dan berbasis budaya profetik. Kelima, mengembangan budaya multikultural yang berkemajuan dan berperadaban untuk penguatan ideologi Pancasila.
Sesuai dengan TOR dari LSBO, Pusat Kebudayaan Islam Indonesia (PUSKIINDO) ini diproyeksikan menjadi ikon bangsa, yaitu sebagai wahana pengembangan kebudayaan yang berwawasan keislaman dan keindonesiaan. Selain itu, juga merangkum berbagai gagasan kreatif dan alternatif guna mewujudkan pendirian Pusat Kebudayaan Islam Indonesia (PUSKIINDO) yang mampu mengintegrasikan religiusitas (Ilahiyah: hablumminallaah) dengan humanitas (insaniyah: hablumminannaas).
Kegiatan ini diharapkan bisa menjaring berbagai gagasan cerdas guna menyusun langkah-langkah taktis strategis dalam upaya akselerasi rencana pendirian Pusat Kebudayaan Islam Indonesia. Selain itu, juga menyusun program-program pengembangan kebudayaan yang berwawasan keislaman dan keindonesiaan dengan memperhatikan nilai-nilai kearifan lokal, nasional, dan universal yang merupakan pengejawantahan dari Islam sebagai rahmatan lilaalamiin, rahmat bagi seluruh alam. Terakhir, FGD ini bertujuan merumuskan aktivitas pengembangan kebudayaan Islam Indonesia yang dapat menjadi wahana bagi Pendidikan Karakter bangsa yang religius, toleran, peduli, berempati, dan mampu menghargai keberagaman (pluralitas) dan keadilan gender.
Mustofa W Hasyem, salah seorang pengurus LSBO PP Muhammadiyah menyatakan bahwa LSBO PP Muhammadiyah telah memiliki 15 hektare tanah di kawasan Piyungan Yogyakarta yang akan segera dibangun Pusat Kebudayaan Islam Indonesia. Guna membangun sebuah pusat kebudayaan yang berdaya guna bagi umat dan bangsa, LSBO mengumpulkan puluhan akademisi dan budayawan diundang untuk memberikan gagasan.
Narasumber utama FGD ini adalah Prof Dr Siti Chamamah Soeratno dan Prof Heddy Shri Ahimsa Putra dari Fakuktas Ilmu Budaya UGM. Ada juga nama budayawan Emha Ainun Nadjib (Cak Nun), Prof Dr Amin Abdullah dari UIN Sunan Kalijaga dan Prof Dr Musa Asy’ari dari UM Surakarta.
Sementara sebagai peserta dan pembahas yang diundang di antaranya adalah Prof Habib Chirzin, Prof Munir Mulkhan, Prof Syaiful Anwar, Prof Ahmad Charis Zubair SU, Prof Dr Suminto A. Suyuthi, Prof M Jandra, Prof Dr Abdul Munir Mulkhan, Jabrohim, Prof Ali Imron, Prof Budi Prayitno, Yayah Khisbiyah, Robert Nasrullah, Damami Zein, dan masih banyak lagi. (ribas)