JAKARTA, Suara Muhammadiyah-Wakil Presiden Jusuf Kalla menghadiri Silaturahim Idul fitri 1439 H Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Auditorium KH Ahmad Dahlan Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah Jakarta pada Rabu (4/7). Dalam sambutan dan tausiyahnya, Jusuf Kalla menyatakan bahwa bangsa Indonesia di usianya yang semakin dewasa telah mengalami banyak kemajuan dalam berbagai bidang.
“Berbicara kemajuan, kita melihat apa hari ini, apa di masa lalu, dan apa ke depan,” tuturnya di hadapan para tamu undangan dari kalangan pejabat tinggi lembaga negara, para duta besar, menteri kabinet kerja, pimpinan ormas Islam, pimpinan parpol, dan lainnya. “Mari kita lihat bangsa ke depan secara optimis,” tukas Jusuf Kalla.
JK menyebut misalnya dalam bidang keagamaan. “Dakwah paling gegap gempita di media. Setiap hari ada dakwah di televisi,” ujarnya. Hal itu merupakan di antara bukti bahwa agama memiliki posisi penting dalam kehidupan kebangsaan.
“Secara sosial, kita ini banyak kemajuan. Contohnya saja, saya kira mahasiswa sekarang ini 80% pakai jilbab. Ibu-ibu di kantor, polisi juga pakai jilbab. Zaman dulu diketawain orang yang pakai jilbab,” kata JK. Tampilnya busana muslim/ah di ruang publik menjadi pertanda bahwa agama diberi ruang.
Menurutnya, kemajuan yang dialami bangsa Indonesia itu juga bisa dinilai dari capaian seni dan budaya. “Musik pun yang paling laku gambus. Jutaan dia punya peminat. Dulu hanya orang-orang di kampung. Sekarang umum. Dulu penyanyi itu genit, tidak pakai jilbab,” ungkapnya.
“Begitu juga politik, banyak pergeseran yang positif. Tidak ada lagi batas yang saklek antara partai nasionalis dan partai Islam. Pemilu dan pilkada kita aman, dibanding negara lain,” urainya. Situasi nasional yang aman ketika menghadapi kontestasi politik merupakan suatu capaian yang besar, di saat banyak negara-negara di Asia lainnya yang justru selalu berkonflik setiap ada even politik. “Kita bersyukur, ada suatu perkembangan situasi yang baik,” kata JK.
Keamanan ini menjadikan bangsa Indonesia bisa menikmati hari raya dalam kebahagiaan. “Kita Syawal berbahagia, banyak negara lain justru berduka dan berkonflik. Kita bersyukur atas rasa aman yang diberikan Allah swt. Kita perlu menjaga suasana aman ini,” ungkapnya.
Jusuf Kalla juga mengingatkan supaya Muhammadiyah dan NU bisa menjadi kekuatan yang terus menjaga bangsa Indonesia. Kedua kekuatan civil society ini diharap terus memberdayakan umatnya. “Kedua organisasi ini biarkan berbeda karena punya segmen yang berbeda-beda, tapi yang penting punya tujuan yang sama,” imbuhnya.
Menurut JK, dalam semua bidang kehidupan (sosial, budaya, politik, ekonomi), umat Islam Indonesia telah bisa sejajar dengan banyak kekuatan lainnya. “Dari semua sektor, tinggal satu yang kita tidak punya mayoritas. Hanya ekonomi,” katanya. Oleh karena itu, Muhammadiyah dan NU diminta lebih giat lagi dalam menggerakkan kekuatan ekonomi di arus bawah. “Dua organisasi ini paling banyak peranannya untuk menggerakkan ekonomi,” ujar Wakil Presiden.
Dalam forum yang sama, ceramah dari Wapres Jusuf Kalla ditanggapi berbeda oleh wakil ketua MPR Amien Rais. Menurut Amien, bangsa Indonesia belum semakin membaik. Masih banyak hal yang perlu dibenahi. Diskriminasi dalam aspek politik, hukum, hingga ekonomi masih terjadi. “Ada kekuatan di atas negara yang berkuasa,” ujarnya.
Oleh sebab itu, Amien mengimbau pemerintah untuk berani menghapus segala bentuk diskriminasi dan menegakkan keadilan dalam semua level. Negara tidak boleh kalah di hadapan kekuatan-kekuatan pemilik modal (asing). Poin itu menjadi titik tekan Amien seraya mengajak siapa pun untuk punya kepedulian dan mau tampil membenahi carut-marut kebangsaan. (ribas)
Baca juga :
Tutup Tanwir Ambon, Jusuf Kalla: Tanwir Menjadi Pedoman untuk Wujudkan Keadilan
Silaturahim Kebangsaan Membangun Indonesia Beradab dan Berkemajuan