PEMALANG, Suara Muhammadiyah-Persyarikatan Muhammadiyah merupakan organisasi yang membawa misi kenabian Muhammad. Nama agung Muhammad yang dilekatkan mengandung arti bahwa Muhammadiyah dalam segenap derap langkahnya senantiasa berusaha untuk menyebarluaskan risalah Islam. Wajah Islam yang dibawa Nabi Muhammad harus selalu menjadi inspirasi dan menjiwai gerak organisasi ini.
Demikian antara lain tausiyah yang disampaikan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dalam acara silaturahim keluarga besar Muhammadiyah Pemalang, Ahad (8/7). Menurut Haedar, para pimpinan dan segenap warga Muhammadiyah harus memahami bahwa ada nilai-nilai Islam Berkemajuan yang harus dihadirkan dalam menjalankan roda organisasi.
“Maju mundurnya roda Persyarikatan itu tergantung penggeraknya, sekalipun mobil rodanya bagus, mesinnya bagus, olinya bagus, tapi kalau tidak ada yang menggerakkan ya tidak ada artinya,” tuturnya. Oleh karena itu, pimpinan sebagai penggerak harus menjadi teladan dan memegang teguh nilai-nilai akhlak mulia.
Haedar menyatakan bahwa Muhammadiyah merupakan organisasi yang bergerak dalam hampir semua lingkup kehidupan, sehingga dibutuhkan energi dan kesungguhan berlebih. “Muhammadiyah kita ini tidak bergerak stagnan atau lingkup itu-itu saja, tapi kita bergerak di segala lini kehidupan,” ujarnya. “Kenapa Cina itu bisa menguasai segala lini di seluruh dunia, itu karena Cina selalu bergerak. Karena mereka itu terus bergerak dengan cita-cita ingin mengejar Amerika,” tambahnya.
Ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian Muhammadiyah jika ingin terus bergerak. Pertama, “Celupan jiwa kita harus Islam,” ungkapnya. Islam sebagai agama yang membawa pencerahan. Unggul dan memiliki daya saing.
Kedua, karakter dakwah Muhammadiyah harus terus di jalankan. Karakter dan kepribadian Muhammadiyah harus menjadi pegangan. Semisal selalu beramal ilmiyah, meluaskan paham keislaman, hingga senantiasa memperbanyak kawan.
“Jangan memusuhi orang-orang abangan yang belum berislam. Jangan alergi dengan orang-orang dari partai-partai abangan. Justru di situlah ladang dakwah yang sebenarnya. Jangan melulu dakwah hanya di kalangan santri saja. Itu sudah biasa,” katanya.
Ketiga, sikap wasathiyah Muhammadiyah harus tetap dijaga. “Kita sudah punya ciri gerakan sendiri, jangan sampai Muhammadiyah dibawa-bawa terlalu ke kanan dan terlalu ke kiri,” urainya. Haedar berharap Muhammadiyah tetap terjaga dalam haluannya sebagai kekuatan arus moderat.
Keempat, pimpinan harus punya ghirah untuk berbuat kebaikan. “Kalau pimpinan itu tidak datang di pengajian, di rapat, lalu siapa yang akan merawat Muhammadiyah,” kata Haedar. Pengajian yang diselenggarakan pun harus sesuai dengan paham keagamaan Muhammadiyah. Bila perlu ditambah dengan pengayaan dan materi-materi ekonomi, pendidikan, kebudayaan.
Kelima, senantiasa menjaga ukhuwah dan kebersamaan. Baik antar sesama warga Muhammadiyah maupun antar sesama warga bangsa yang bhinneka ini. Jangan sampai menjadi terpecah belah dan merusak keharmonisan hanya karena adanya perbedaan pilihan politik. (ribas)