JAKARTA, Suara Muhammadiyah- Lembaga Amil Zakat Nasional dalam hal ini Lazismu menggelar aksi kampanye ajakan berkurban di kawasan Car Free Day, mulai dari jalan utama Thamrin sampai dengan Bundaran Hotel Indonesia (HI) Jakarta (12/8). Lazismu menyuarakan makna penting berkurban di kawasan perbatasan Indonesia.
Kampanye ajakan berkurban ini bekerjasama dengan RSIJ Pondok Kopi Jakarta dan mahasiswa Uhamka Jakarta. Dalam kampanye tersebut Lazismu menyampaikan kepada masyarakat khususnya kaum muslimin bahwa perintah berkurban bagi yang mampu tidak berhenti ketika menyembelih.
Soal distribusi kepada yang berhak menerima juga penting disuarakan, terutama agar tepat sasaran. Persoalan penyaluran kurban yang tidak merata dapat diberikan solusi dengan menawarkan program kurban bersama untuk sesama di daerah perbatasan.
Koordinator Kurban di Perbatasan Indonesia, Falhan Nian Akbar, mengatakan, tahun ini Lazismu mengangkat tema dengan tajuk Kurban di Perbatasan Indonesia. Mengapa di perbatasan, Falhan menjelaskan masih banyak saudara-saudara kita di kawasan terdepan, terluar dan tertinggal (3T) yang belum merasakan daging segar kurban.
“Di kawasan inilah Lazismu memberikan perhatian. Di samping itu, kawasan kumuh, padat dan kantong-kantong kemiskinan baik di kota maupun di pedesaan juga tidak dilupakan,” katanya.
Falhan melanjutkan Lazismu ada di 21 provinsi mulai dari wilayah sampai daerah juga akan memberdayakan da’i pedalaman dan pesantren terpencil untuk menyalurkan dan menerima kurban di pedesaan. Orang desa turut merasakan berdaya karena hewan ternaknya bisa bernilai ekonomi dalam ibadah kurban.
Dalam kampanye kurban hari ini, Lazismu menggelar Layanan Kesehatan Keliling melalui program Indonesia Mobile Clinic. Posko kesehatan ini lokasinya di depan kantor Bawaslu, sambungnya.
Sementara itu, Koordinator Kurban Nasional Lazismu, Edi Mukti, mengatakan tahun ini menargetkan 246.973 pekurban yang akan mengamanahkan kurbannya melalui jaringan Lazismu secara nasional. “Jika dirupiahkan total nilai ekonomi kurbannya sebesar Rp 665.133.480.000.
Tahun 2017, jumlah pekurban yang terhimpun 205.811, dengan nilai ekonomi kurban sebesar Rp 502.343.000.000. Edi menambahkan, ada target peningkatan dengan asumsi kenaikkan sebesar 20 persen dari tahun sebelumnya, atau sebesar Rp 162.790480.000.
Selanjutnya, Lazismu juga membuka program kurban untuk kawasan bencana khususnya bencana alam gempa bumi yang terjadi di Lombok, NTB. Saat ini, Lazismu bekerjasama dengan MDMC (Muhammadiyah Disaster Management Center) Indonesia yang sedang melaksanakan masa tanggap darurat untuk satu bulan ke depan. (LAZISMU)