Membentuk Karakter Muqarabah Ilallah

Keutamaan Shalat Sendiri (Munfarid) dan Jamaah

Shalat Foto Ilustrasi

Oleh : Achmad Afandi

 Assalaamualaikum Wr Wb

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. َأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. . أَمَّا بَعْدُ؛ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ

 

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah. 

Mengawali khutbah ini saya mengajak untuk selalu bersyukur kepada Allah atas limpahan rahmat dan karuniaNya. Salam dan shalawat semoga selalu terlimpah  kepada Baginda Rasulullah Muhammad saw. Tak lupa saya serukan kepada diri  pribadi dan kepada para jamaah sekalian untuk berupaya secara terus menerus memperbarui dan meningkatkan kuantitas maupun kualitas amal ibadah, keimanan dan ketaqwaan kepada Allah swt. Dengan upaya tersebut mudah-mudahan kuantitas dan kualitas keber-Islaman kita selalu menngkat menjadi lebih baik atau minimal terjaga keistiqamahannya. Harapan terakhir mudah-mudahan di akhir hayat kita ketika dipanggil Allah swt. keber-Islaman kita betul-betul dalam keadaan yang terbaik sehingga menjadi khusnul khatimah. Aamiin.

Jamaah Jum’at rahimatullah!  Allah swt. berfirman di dalam QS: al-Baqarah (2): 186

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang aku, Maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.

Jamaah jum’at yang dirahmati Allah swt.  secara jelas ayat di atas berisi penegasan betapa Allah swt. itu sangat dekat dengan hamba-Nya…. dengan kita semua. Bahkan di ayat lain, yaitu QS: Qaf (50): 16  lebih tegas Allah swt. menyatakan :

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ

Artinya; Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya.

Hanya saja, penegasan Allah swt. tersebut tidak akan bermakna dan bertepuk sebelah tangan jika jika kita sebagai hamba-Nya yang sudah ddeikati oleh Allah swt. sedemikan rupa tidak punya perasaan kedekatan diri kepada Allah swt.  atau rasa muqarabah ilallah.  Padahal salah satu di antara maksud Allah swt. mnciptakan manusia adalah agar dalam kehidupan sehari-harinya, manusia selalu menjaga kedekatkan dirinya kepada Allah swt.

QS: ad-Dzariyat (51): 56

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.

Jamaah shslat Jum’at yang di rahmati Allah swt. lantas bagaimana cara manusia untuk menjaga  kedekatan dirinya kepada Allah swt ?  Dengan cara melakukan  ritual ibadah.

اَلْعِبَادَةُ هِيَ اَلتَّقَرُّبُ إِلىَ اللهِ بِإِمْتِثَالِ أَوَامِرِهِ وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيْهِ وَالْعَمَلِ بِمَا أَذِنَ بِهِ الشَّارِعُ

Ibadah pada dasarnya adalah satu proses bagaimana seorang hamba bisa selalu bertaqarrub, mendekatkan diri kepada Allah swt. yang sedekat-dekatnya.  Untuk melakukan taqarrub kepada Allah swt. manusia menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya.

Jadi, jamaah shalat Jum’at yang berbahagia tujuan utama dan maksud penting kita dalam beribadah itu sesungguhnya tidak hanya sekedar menumpuk dan menghimpun pahala sebanyak-bayaknya.   Lebih dari itu, yaitu memunculkan, memupuk dan bahkan mempertahanakn perasaan kedekatan diri kita kepada Allah swt. atau muqarabah ilallah.  Apabila di dalam hati kita sudah muncul rasa muqarabah ilallah, maka berikutnya akan terbentuk karakter diri sebagai seorang manusia yang berwatak ‘ibaad yaitu seorang manusia yang ahli ibadah.  Orang yang berkarakter seperti itu kapanpun akan selalu beribadah.  Dia tidak akan beribadah hanya musiman.  Ketika ramadhan semnagta beribadah tapi sesudah ramadhan usai kemudian berhenti beribadah. Baginya, beribadah di bulan Ramadhan dan di bulan-bulan yang lain nilainya sama, yaitu sebagai wujud dan ekspresi dari rasa kedekatan dirinya kepada Allah swt.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ. 

 

Khutbah kedua

الْحَمْدَ لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ  وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ فِيْ سُنَتِهِ. مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ اِتَّقُوا اللهَ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ؛

Di khutbah yang kedua ini sekali lagi perlu ditegaskan bahwa pelaksanaan ritual ibadah apapun bentuk ibadah itu dan kapanpun ibadah itu dilakukan  harus dapat memunculkan rasa muqarabah ilallah sehingga akan  terbentuk karakter diri sebagai seorang ‘Ibaadullah. Manusia  yang pada dirinya telah terbentuk karakter muqarabah ilallah hidupnya akan merasa tenang.  Dalam kehidupan kesehariannya dia akan merasakan bahwa Allah itu selalu berada di dekat, di samping dan bersama dengan dirinya.  Betapa dia tidak tenang… jika Allah selalu dirasakan hadir disisnya.

Selanjutnya, marilah khutbah siang ini kita akhiri dengan berdoa kepada Allah mudah-mudahan maghfirah, rahmat dan barakah-Nya senantiasa diberikan kepada kita baik di dunia maupun di akhirat dan juga diberikan kepada kaum muslimin seluruhnya. aamiin ya rabbal ‘alamiin.

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.  اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. اَللَّهُمَّ افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَّا بِالْحَقِّ وَاَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يِوْمِ الدِّيْنِ.


 

 Achmad Afandi : Dosen AIK UAD Yogyakarta

 

Exit mobile version