SUKABUMI, Suara Muhammadiyah- Ismuba (Keislaman, Kemuhammadiyahan, dan Bahasa Arab) merupakan ciri otentik kurikulum lembaga pendidikan milik persyarikatan Muhammadiyah. Bisa dikatakan Ismuba merupakan ruh pendidikan persyarikatan yang sudah berdiri sejak 1912 ini. Namun karena persoalan pergantian kurikulum dari pemerintah, penerapan Ismuba sering terhambat sebab perlu penyelarasan terhadap kurikulum yang baru itu.
Dalam rangka mengintegrasikan kedua kurikulum tersebut, Ismuba dengan pelajaran umum lain, baru-baru ini dua dosen dari Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) membuat bahan ajar yang memadukan konten Ismuba dengan mata pelajaran PJOK (Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan). Ialah M Thariq Aziz dari Lembaga Al-Islam dan Kemuhammadiyahan UMMI dan Agung Widodo dosen Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Kreasi UMMI penggagas bahan ajar integrative tersebut. “Bahan ajar ini baru diperuntukkan bagi siswa SD atau MI Muhammadiyah. Ini merupakan salah satu upaya untuk mengaplikasikan pendidikan yang berkmajuan,” ucap Thariq.
Bahan ajar yang dihasilkan, sambung dosen UMMI itu, berisi tentang pola hidup sehat yang terdapat dalam kurikulum 2013 revisi tingkat SD yang telah diintegrasikan dengan kurikulum ISMUBA tingkat SD. Pada bahan ajar ini dijelaskan bagaimana menjaga tubuh dengan berolah raga, membersikan diri, dan terdapat adab-adab menjaga tubuh serta doa-doa dalam berkatifitas sehari-hari yang sesuai dengan tuntunan al-Qur’an dan Sunnah.
“Bahan ajar ini adalah produk penelitian dan pengembangan yang telah divalidasi oleh ahli pendidikan jasmani sekolah dasar serta ahli Ismuba. Selain itu, efektivitas bahan ajar juga telah diuji secara empiris melalui penelitian yang mendapatkan hibah dari Majelis Diktilitbang Pimpinan Pusat Muhammadiyah,” papar Thariq
Terkahir, bahan ajar hasil penelitian buah tangan kedua dosen UMMI ini sudah mendapatkan sertifikat hak kekayaan intelektual (HaKi) dari Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
Thariq berharap, bahan ajar terintegratif ini nantinya menjadi bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran di sekolah Muhammadiyah secara luas. Sekaligus menjadi terobosan baru atas berbagai upaya sekolah dalam mewujudkan aplikasi pendidikan berkemajuan. “Tidak bisa dipungkiri bahwa karya tersebut belum sempurna karena masih terbatas pada materi budaya hidup saja. Oleh karena itu, diharapkan karya ini menjadi pendorong para praktisi pendidikan Muhammadiyah untuk melakukan integrasi pada materi-materi yang lain bahkan pada mata pelajaran yang lain. Sehingga, suatu saat nanti pendidikan Muhammadiyah memiliki bahan ajar sendiri yang merupakan integrasi antara ilmu agama dengan ilmu umum guna mengembalikan hakikat pendidikan Muhammadiyah yakni pendidikan yang berkemajuan,” pungkas dosen UMMI tersebut. (gsh).