BOLOGNA, Suara Muhammadiyah – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir pada Selasa (16/10) menghadiri konferensi internasional ‘Bridges of Peaces, Religions and Cultures in Dialogue’ yang diselenggarakan oleh Community of San’tEgidio Archdiocese of Bologna. Turut serta dalam rombongan itu antara lain Ketua Umum PP Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, serta Ketua Center for Dialogue and Cooperation among Civilizations Din Syamsuddin.
Haedar menyampaikan makalah berjudul “Bridges of Peaces, Religions and Cultures in Dialogue.” Di hadapan puluhan perwakilan pemimpin agama dunia, Haedar menyatakan bahwa agama pada dasarnya mengajarkan manusia untuk saling berinteraksi dengan baik, hidup dalam toleransi, dan bekerja sama menuju perdamaian, kemakmuran, kemajuan dan kebahagiaan bersama semua umat manusia yang hidup di alam semesta.
“Dengan semangat hidup bersama dengan tulus dan damai, serta dengan etika kolektif yang tinggi, seseorang dapat mengamankan bumi yang terbebani dan menjadikannya tempat yang nyaman bagi semua orang,” tutur Haedar.
Dalam perspektif Islam, agama tidak hanya mengajarkan bagaimana seseorang membangun hubungan yang dekat dengan Tuhan, yakni melalui ritual dan ibadah, tetapi juga mengajarkan bagaimana membangun hubungan yang baik dengan orang lain untuk membangun peradaban yang sangat baik di bumi.
“Selain itu, Islam mengajarkan cinta kepada makhluk lain, termasuk tumbuhan, hewan, serta lingkungan tempat mereka tinggal bersama dalam suatu ekosistem. Manusia seharusnya tidak membuat kerusakan, misalnya dengan membunuh, mengeksploitasi sumber daya alam, dan melakukan bahaya apa pun terhadap kehidupan masyarakat,” jelas Haedar.
Sementara kaitannya dengan perbedaan agama, ras, etnis, kebangsaan dan negara, Haedar menuturkan, seharusnya tidak menghalangi kita untuk hidup bersama dalam kedamaian, keamanan, dan kebahagiaan sejati.
“Demikian juga, setiap kepentingan politik atau ekonomi dan kontrol atas sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan hidup orang-orang, harus mempertimbangkan keberlangsungan hidup semua manusia di bumi. Manusia tidak harus berjuang untuk mendominasi, mengeksploitasi, dan menyalahgunakan satu sama lain. Jika seperti itu, maka akan menghancurkan peradaban kita,” ucap Haedar.
Perjuangan untuk menguasai sumber daya politik, ekonomi, dan alam telah menyebabkan perang, konflik, dan permusuhan di antara orang-orang yang berbeda. Dunia tidak dapat menanggung konflik yang disebabkan oleh keserakahan orang-orang trsebut. “Dunia akan aman jika semua bangsa dan negara bersatu dalam mengelola karunia Allah SW secara bersama, dan berdasarkan pada persaudaraan, kedamaian, dan cinta sejati,” imbuh Haedar.
Dalam kesempatan itu, Haedar juga mengajak hubungan antara bangsa di dunia untuk harus melampaui batas-batas konvensional dan bergerak menuju era baru ‘Dunia Bersama’. “Kita harus bekerja bersama untuk mencegah dan menolak segala bentuk kekerasan, penindasan, konflik, perang, dan korupsi peradaban manusia,” tegas Haedar.
Dalam ideologi dan paham keagamaan yang dikembangkannya, Muhammadiyah senantiasa menanamkan nilai-nilai kebaikan dan cinta dalam beragama. Tak hanya itu, Haedar juga menyampaikan bahwa Muhammadiyah telah memainkan peran penting dalam resolusi konflik dalam memecahkan permasalahan beberapa negara, misalnya seperti yang terjadi di Filipina Selatan, Thailand Selatan, dan juga terlibat mempromosikan rekonsiliasi dan perdamaian.
Selain itu, Muhammadiyah telah menjalankan program kemanusiaan di Rohingya dan Cox ‘s Bazar Bangladesh melalui ‘Muhammadiyah Aid’. “Program kemanusiaan juga dijalankan oleh Muhammadiyah untuk membantu masyarakat Palestina yang telah menerima perlakuan tidak adil di Timur Tengah. Semua ini dimotivasi oleh kemanusiaan dan kesadaran bahwa dalam peradaban modern, semua manusia pantas hidup bahagia dan hidup berdampingan secara damai tanpa diskriminasi, penderitaan, dan penindasan,” jelas Haedar.
Di akhir, Haedar juga mengajak para tokoh agama dunia yang hadir di dalam forum tersebut untuk memperkuat dan memperluas komitmen kolektivitas dalam beragama. “Guna menciptakan tatanan global yang damai dan bersahabat, semua pihak harus bekerja bersama-sama untuk mencegah dan menolak segala jenis konflik, kekerasan atau hegemoni politik, atas nama apa pun, untuk menyelamatkan kehidupan manusia dan alam semesta,” pungkas Haedar Nashir. (ribas/ppmuh)
Baca juga:
Haedar Nashir Pidato tentang Agama di Era Globalisasi dalam Kongres Pemuka Agama Dunia di Kazakhstan
Sebarluaskan Islam Berkemajuan, Haedar Nashir Kuliah Umum di Australia
Haedar Nashir Kunjungi Mesir dan Sudan
Penuhi Undangan Dubes China, Berikut Beberapa Agenda Ketua Umum PP Muhammadiyah di China