TURKI, Suara Muhammadiyah–Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir bersama Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti, Ketua Umum PP ‘Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini, serta Sekretaris PP Pemuda Muhammadiyah Machhendra Setya Atmaja berkesempatan bersilaurahim dengan Director of Religious Affairs, setara dengan Kementrian Agama Turki, pada Jum’at (19/10).
Ketua Umum PP Muhammadiyah menyampaikan bahwa hubungan Indonesia dengan Turki telah terjalin sejak lama. Kerajaan di Nusantara telah lama memiliki hubungan diplomatik dengan Turki. Haedar mengungkapkan bahwa modal sejarah tersebut menjadi alasan kuat bagi kedua belah pihak untuk membangun kerjasama yang lebih intens dan jangka panjang di berbagai aspek yang menjadi konsen masing-masing.
Selain modal sejarah, kerjasama ini juga didukung dengan kesamaan kultur. Mayoritas penduduk kedua negara ini beragama Islam. “Masyarakat Indonesia akan menyambut dengan senang kerjasama antar dua negara yang memiliki identitas Islam yang kuat seperti Turki,” tutur Haedar.
Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi Islam terbesar, memiliki ribuan Amal Usaha Muhammadiyah yang dikelola dengan rapi melalui sistem organisasi yang terstruktur dari tingkatan pusat sampai ranting. Sistem dan struktur organisasi yang dikelola secara modern ini menjadi kunci bagi Muhammadiyah untuk terus survive sampai saat ini.
Organisasi yang berusia lebih dari satu abad ini telah banyak memberikan konstribusi dalam bidang keagamaan, kebangsaan, keumatan, hingga kemanusiaan. Dalam ranah kemanusiaan, Muhammadiyah berkiprah hingga ke manca negara. Melewati batas negara dan SARA.
Dedikasi besar Muhammadiyah tersebut mendapat apresiasi dari perwakilan Director of Religious Affairs, Osman Trasci. Dirinya berharap Muhammadiyah terus memainkan peran strategis bagi Indonesia dan dunia.
Osman Trasci juga mengucapkan belasungkawa atas banyaknya kejadian bencana alam yang melanda Indonesia akhir-akhir ini. Menurutnya, dalam menghadapi bencana, umat islam perlu untuk ikut serta terlibat lebih aktif dalam penyelesaiannya sebagaimana dilakukan Muhammadiyah.
Jejak dan pengalaman panjang para dokter, perawat, dan relawan Muhammadiyah yang terjun dalam berbagai bencana alam, membuat Osman tertarik untuk mengajukan kerjasama. Osman berharap bisa melakukan kerjasama dengan Muhammadiyah untuk menangani para pengungsi yang berada di bawah pemerintah Turki.
Osman beralasan bahwa bantuan yang diberikan Turki dalam misi kemanusiaan dan keagamaan kepada beberapa negara, termasuk Suriah, masih kekurangan tenaga ahli bidang kesehatan. Sehingga kerjasama di bidang kesehatan dengan Muhammadiyah menjadi hal yang sangat penting.
Ketua Umum PP Muhammadiyah dan rombongan menyambut baik tawaran tersebut. Selain kerjasama, pihaknya juga menawarkan kepada Osman Trasci untuk berkunjung ke Indonesia.
Selain bertemu Menteri Agama Turki, rombongan PP Muhammadiyah juga mengunjungi Diyanet Fondation, salah satu lembaga kemanusiaan di Turki. Sempat juga berkunjung keTurki Scholarship Burslari, serta menghadiri pelantikan Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Turki periode 2018-2020. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian panjang lawatan PP Muhammadiyah ke Eropa untuk menyebarluaskan gagasan Islam Berkemajuan ke seluruh dunia. (ribas/ppmuh)