Purwokerto. Suara Muhammadiyah kembali menggelar kegiatan peluncuran dan bedah buku kuliah kemuhammadiyahan karya Dr. H. Haedar Nashir, M.Si, Sabtu (3/11/2018). Dalam kesempatan kali ini, kegiatan Bedah Buku Kuliah Kemuhammadiyahan bekerjasama dengan Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Sebelumnya telah dilakukan peluncuran buku tersebut di Universitas Muhammadiyah Makassar beberapa waktu lalu. Adanya kegiatan peluncuran dan bedah buku kuliah kemuhammadiyahan khususnya di lingkungan Perguruan Tinggi Muhammadiyah diharapkan mampu mewarnai dan memberikan nilai tambah dalam literasi kehidupan pendidikan, terutama pendidikan kemuhammadiyahan.
Kegiatan bedah buku tersebut dihadiri langsung Ketua Umum PP Muhammadiyah, Dr. H. Haedar Nashir, M.Si di Aula Anshori, Gedung Rektorat Lt.3 Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Haedar Nashir mengatakan bahwa buku kuliah kemuhammadiyahan jilid 1 dan jilid 2 diharapkan mampu menambah literasi bagi kader persyarikatan Muhammadiyah, khususnya dalam mengenal lebih jauh Muhammadiyah dalam pemikiran pemikiran KH. Ahmad Dahlan maupun konsep pembaharuan Muhammadiyah saat ini di era abad kedua. Pemikiran pemikiran tersebut salah satunya adalah gerakan puritan Muhammadiyah dalam pemurnian islam baik menyoal akidah, akhlak dan ibadah.
Gerakan Muhammadiyah dalam bidang pendidikan, kesehatan dan pelayanan masyarakat yang telah diwujudkan adalah bentuk nyata misi pembaharuan Muhammadiyah. Cikal bakal pembaharuan tersebut tidak terlepas dari pemikiran KH. Ahmad Dahlan terdahulu.
Dalam upaya memperdalam isi dan kandungan yang tertuang dalam kedua buku tersebut, Prof. Dr. H. Syamsul Anwar, MA dan Dr. Anjar Nugroho, S.Ag., M.Si menjadi panelis atau pembedah, dimoderatori oleh Soediro, S.H. LLM.
Dalam kegiatan tersebut turut hadir Ketua BPH UM Purwokerto Prof. Dr. H. Baedhowi, M.Si, Ketua PWM Jawa Tengah Drs. Tafsir, M.Ag, Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto Dr. Syamsuhadi Irsyad, MH, Deni Asy’ari, MA pemimpin perusahaan Suara Muhammadiyah, pimpinan perguruan tinggi Muhammadiyah wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur, pimpinan Muhammadiyah dan Aisyiyah setempat serta para civitas akademika UMP. (Ars)