SURAKARTA, Suara Muhammadiyah-Menteri Agama Republik Indonesia Lukman Hakim Saifuddin menjadi pemateri Rembug Nasional Forum Guru Muhammadiyah (FGM) se-Indonesia di Kota Solo, Jawa Tengah, pada Sabtu, 10 Oktober 2018. Forum yang dihadiri 500-an guru dari 34 propinsi ini digelar di Lorin Syari’ah Hotel Solo dengan mengusung tema “Penguatan Kompetensi Proses Pembelajaran Guru Muhammadiyah di Era 4.0.”
Menag mengapresiasi kiprah Muhammadiyah. “Saya menyampaikan apresiasi yang setingi tingginya dan terima kasih kepada Forum Guru Muhammadiyah yang sudah membaktikan diri dalam mempersiapkan generasi dan peradaban di masa mendatang agar semakin baik,” ujar Menag.
Menurut Menag, Muhammadiyah merupakan organisisasi kemasyarakatan dan keagamaan yang sangat tua dan memiliki rekam jejak yang baik di bidang pendidikan. “Sejujurnya saya katakan organisasi Muhammadiyah yang terdepan memberikan perhatian di dunia pendidikan. Bicara Muhammadiyah ya bicara pendidikan. Muhammadiyah adalah sang surya,” tuturnya.
Dengan potensi yang dimilikinya serta jejaring di seluruh Indonesia, Menag mengajak para guru Muhammadiyah untuk bersama-sama mengatasi berbagai persoalan bangsa. Para guru dengan perannya sebagai pendidik generasi bangsa merupakan posisi strategis. Kualitas bangsa ditentukan oleh kualitas guru yang mendidik calon penerus bangsa.
“Apa yang akan kita warisakan kepada generasi mendatang? Karena amanah ini ada pada diri kita, bahkan kemulian bahwa kita ditakdirkan menjadi pendidik. Tuhan memilih kita untuk menyandang profesi yang begitu mulia dalam mempersiapkan generasi mendatang serta membentuk karakter dan menanamkan nilai agama untuk menjaga harkat martabat manusia,” kata Menag.
Menag Lukman juga mengingatkan para guru bahwa Indonesia yang dikenal sebagai masyarakat yang religius dan agamis adalah buah dari hasil dari pendidikan para pendahulu. Para pendidik harus mengedepankan rasa syukur terhadap apa yang telah ditanam oleh para kyai, ulama, guru dan orang tua dengan merawat dan memeliharanya.
“Tidak ada profesi yang paling mulia daripada mendidik manusia. Agama kita bicara tentang ilmu dan akhlak yaitu bagaimana pendidikan agama itu terintegrasi pada setiap mata pelajaran dan bahan ajar,” ujar Menag. Pengajaran agama harus bermuara pada sikap dan akhlak pada sesama.
Dalam rangka itu, para guru perlu meluaskan wawasan. Sekarang muncul pemahaman dan pengamalan nilai Islam, yang menurut Menag, terjerambab pada pemahaman praktek ekstrim atau berlebihan. Ada yang memahami teks dengan terlalu bertumpu pada teks tanpa mengunakan konteks.Begitu juga sebaliknya yang terlalu mendewakan konteks dan meninggalkan teks. Kedua kutub ekstrim ini berbahaya dan harus dipahami oleh para guru.
“Kami di Kemenag dengan masukan tokoh Muhammadiyah, NU dan ormas lainnya ingin mengajak bukan menegasikan agar mereka mereka kembali kepada jalan wasathiyah. Dan itulah yang kami sebut dengan moderasi beragama,” kata Menag. Muhammadiyah dengan konsep moderasinya juga telah mencurahkan perhatian tentang ini.
Menag juga mengingatkan para guru untuk mengajarkan hal-hal yang menyentuh pemahaman esensi dari nilai-nilai agama. Tidak berhenti pada simbol atau ritual saja. Harus ada pendidikan kepada anak didik misalnya kenapa shalat dan sebagainya. “Saya ingin menitipkan ini agar para pendidik memiliki kepedulian dan perhatian yang cukup dari aspek ini. Karena agama pada akhirnya adalah akhlak,” ujar Menag.
Menag juga berpesan bahwa metode mengajar jauh lebih penting daripada bahan ajar. Artinya cara seorang pendidik menyampaikan materi jauh lebih penting dari bahan ajar. Sehingga, kualitas seorang guru merupakan segalanya. Guru yang menjadi teladan dan mampu mengarahkan para peserta didiknya.
Rembug Nasional FGM tersebut dipandu Sekretaris Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah Alpha Amirrahcman dan Ketua Pimpinan Pusat FGM Pahri. Rembug Nasional FGM dibuka oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir serta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, di Auditorium Djazman Universitas Muhammadiyah Surakarta. (ribas/kemenag)
Baca juga :
Menteri Agama: Agama Menjaga Keutuhan dan Kemajemukan Bangsa
Menteri Agama: Agama itu Memanusiakan Sesama
Dardiri dan Rasyidi; Tokoh Muhammadiyah Pemrakarsa Kementerian Agama