Kebudayaan dalam Perspektif Darul Ahdi wa Syahadah

Kebudayaan dalam Perspektif Darul Ahdi wa Syahadah

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah– Aktivitas manusia yang dikomunikasikan dengan interaksi merupakan hasil dari gagasan, ide, cipta, rasa dan karsa dalam bentuk kebudayaan. Di dalamnya ada tata nilai sebagai manifestasi budaya manusia. Di Indonesia keanekaragaman budaya, agama, adat, dan suku telah terbingkai dalam falsafah Pancasila.

Lembaga Seni, Budaya dan Olahraga (LSBO) PP Muhammadiyah menggelar Simposium Kebudayaan dengan tajuk: Kebudayaan Islam sebagai Darul ‘Ahdi Wa Syahadah di Yogyakarta, akhir November 2018. Acara yang dipandu Wakil Ketua LSBO PP Muhammadiyah Prof M Jandra itu menghadirkan narasumber guru besar ilmu filsafat UIN Sunan Kalijaga Prof M Amin Abdullah dan guru besar ilmu al-Qur’an Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Prof Yunahar Ilyas.

Yunahar Ilyas yang juga Ketua PP Muhammadiyah mengungkapkan bahwa NKRI adalah hasil kesepakatan bersama para pendiri bangsa. Disebut dengan Dar al-Ahdi. “Indonesia menjadi referensi, rujukan dan teladan bagi seluruh rakyat Indonesia,” tukasnya. Di saat yang sama, Muhammadiyah berpandangan bahwa segenap warga perlu untuk membaktikan diri sebagai wujud kesaksian. Disebut Dar al-Syahadah.

Adapun persoalan seni di Muhammadiyah, kata Yunahar, sebenarnya sudah selesai sejak Muktamar tahun 1995 di Banda Aceh. “Jadi sudah tidak ada hambatan. Seni tidak bisa dengan surat keputusan atau fatwa,” jelasnya. Seni merupakan urusan muamalah duniawiyah.

Amin Abdullah menyatakan, Indonesia memiliki tingkat keanekaragaman suku, agama, ras dan golongan, alam, dan bahkan bencana yang menimpa. Agama dan budaya, menurutnya, merupakan kesatuan yang padu.

“Agama dan budaya bagaikan dua sisi mata uang. Berbeda tapi tidak bisa dipisahkan. Karena itu saling mengisi dan melengkapi,” jelasnya. Kebudayaan dalam peradaban suatu bangsa merupakan sarana untuk saling melindungi dan menjaga eksistensi manusia.

Ketua LSBO PP Muhammadiyah Syukriyanto AR, mengatakan bahwa  Muhammadiyah menggunakan strategi kebudayaan dalam gerakan dakwahnya. “Muhammadiyah menghargai hasil seni dan budaya yang melengkapi tradisi Islam. Untuk mewujudkannya dengan mengembangkan seni dan tradisi yang mengedepankan nilai-nilai Islam berkemajuan,” katanya. (tr/ribas)

Exit mobile version