SIDOARJO, Suara Muhammadiyah– Ketua Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Lincolin Arsyad melantik Hidayatulloh sebagai rektor Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) untuk periode 2018-2022 pada Senin (17/12) bertempat di Hall KH Ahmad Dahlan UMSIDA. Prosesi pelantikan itu disaksikan langsung oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, Ketua PWM Jawa Timur, dan civitas akademia UMSIDA.
Hidayatulloh mengatakan bahwa selama satu periode kepemimpinannya terdapat beberapa capaian-capaian yang diraih, di antaranya yakni jumlah mahasiswa yang semakin meningkat. Saat ini UMSIDA sudah memiliki 10.026 mahasiswa dan 213 tenaga dosen. Saat ini, UMSIDA sedang melakukan pembangunan gedung kampus 4, berupa gedung 21 lantai yang terdiri dari gedung perkuliahan, pusat bisnis UMSIDA, dan pusat kegiatan mahasiswa.
Seiring waktu, Hidayatulloh bertekad untuk menjadikan UMSIDA menjadi perguruan tinggi yang unggul dalam bidang IPTEK dan untuk kesejahteraan masyarakat. “Maka dalam capaian kedepan, kami bersungguh-sungguh melakukan penguatan tata kelola perguruan tinggi, fokus pada pengajaran, publikasi ilmiah, pengabdian masyarakat, dan juga penguatan Sumber Daya Manusia (SDM),” ujarnya.
Sementara itu, Haedar Nashir menaruh harapan besar untuk pengembangan mutu dan kualitas. UMSIDA diharapkan menjadi kampus yang unggul dan inovatif. “Kualitas harus lebih ditingkatkan, dan harus sejalan dengan visi yang telah dirancang hingga tahun 2038,” tuturnya.
Muhammadiyah melalui institusi pendidikannya semisal UMSIDA, juga berperan menjalankan visi mencerdaskan kehidupan bangsa. “Muhammadiyah dalam menjalankan visi tersebut tidak hanya retorika, namun dengan aksi nyata, dibuktikan dengan hadirnya 174 PTM, dan Muhammadiyah juga telah menyumbangkan 10% jumlah mahasiswa nasional,” kata Haedar.
Kehadiran Muhammadiyah, ungkap Haedar, juga memiliki peranan penting dalam mengembangkan pusat-pusat keunggulan. Di era revolusi industri 4.0, Indonesia dituntut banyak menciptakan pusat keunggulan, sehingga bisa bersaing dan berkolaborasi dengan negara maju lainnya.
“Indonesia harus punya pusat-pusat keunggulan yang menjadi tonggak untuk meraih kemajuan, salah satunya yakni lembaga pendidikan yang berkualitas. PTM menjadi kekuatan penggerak persyarikatan, bagaimana AUM tumbuh kembang bersama persyarikatan,” ulasnya.
Dalam kesempatan itu, Haedar juga mengingatkan tentang empat langkah untuk memajukan kualitas pendidikan. “Ada 4 cara dalam menjaga integritas PTM, yakni menegakkan dan menjunjung tinggi nilai keadaban, memproduksi dakwah yang membawa pada pembaharuan (tajdid), pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta menanamkan bagaimana kita keluar dari pejumudan,” tukas Haedar Nashir. (ribas/ppmuh)
Baca juga:
Rektor UMY dan UMSIDA Terpilih sebagai Rektor Inspiratif 2018
UMSIDA dan UM Surabaya Jalin Kerjasama dengan International Islamic University Islamabad
Mobil ILUSI Karya Mahasiswa UMSIDA Sedot Perhatian di Singapura
DPR Tetapkan 9 Komisioner Baru KPI, Dosen Umsida Raih Suara Tertinggi