JAKARTA, Suara Muhammadiyah-Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Sunanto bersama jajarannya berkunjung ke Markas Besar TNI di Cilangkap, Jakarta Timur, pada Selasa, 8 Januari 2019. Silaturahim PP Pemuda Muhammadiyah ini dalam rangka bertukar pikiran dengan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.
Dalam kesempatan ini, Sunanto memaparkan program kerja PP Pemuda Muhammadiyah ke depan. Melalui pertemuan ini, diharapkan juga supaya kedua institusi ini bisa memperkuat jalinan kerjasama. “Di antaranya adalah kerja sama pelatihan KOKAM, Pelayaran Kebangsaan untuk Pemuda Muhammadiyah, pelatihan SAR dan tanggap bencana, beasiswa studi S2 bagi Pemuda Muhammadiyah di Universitas Pertahanan Indonesia, serta kuota bagi kader Pemuda Muhammadiyah yang hendak mengikuti seleksi sebagai anggota TNI,” urainya.
Hadi menyampaikan ucapan terima kasih kepada Sunanto beserta rombongan atas kunjungannya ke Mabes TNI, Cilangkap. Dirinya menyambut baik tawaran dari Pemuda Muhammadiyah serta akan memberi dukungan. Kerjasama ini diharapkan bisa dilaksanakan untuk kepentingan nusa dan bangsa yang lebih luas.
Panglima TNI berharap Pemuda Muhammadiyah menjadi pilar pemersatu bangsa. Terlebih dalam suasana tahun politik. “Suhu politik semakin tinggi, sehingga peran organisasi masyarakat seperti Pemuda Muhammadiyah untuk membangun kohesifitas dan stabilitas nasional sangat diperlukan. Panglima TNI juga mengapresiasi kiprah Pemuda Muhammadiyah yang selalu menunjukkan loyalitas kebangsaan. Salah satunya adalah adanya KOKAM. Seragam KOKAM juga keren banget,” ujar Hadi.
Kepada Panglima TNI, Sunanto menjelaskan bahwa Pemuda Muhammadiyah adalah salah satu organisasi otonom Muhammadiyah yang awal mulanya beririsan dengan gerakan kepanduan Hizbul Wathan. Sejak awal, para tokoh Pemuda Muhammadiyah dan Hizbul Wathan merupakan sosok yang telah berkonstribusi besar dan memiliki jiwa nasionalisme tinggi. Panglima besar TNI Jenderal Sudirman merupakan salah satu kader Pemuda Muhammadiyah dan Hizbul Wathan. Selain itu masih ada nama semisal Kasman Singodimedjo hingga Sarbini.
Dari sini, terlihat bahwa dalam tubuh TNI mengalir darah Muhammadiyah dan sebaliknya dalam tubuh Muhammadiyah juga mengalir darah patriotisme TNI. “Maka, jiwa kebangsaan atau nasionalisme Pemuda Muhamamdiyah telah mendarah daging di setiap nafas dan darah aktivis Pemuda Muhammadiyah sebagaimana Jenderal Sudirman telah buktikan,” kata Sunanto.
Bagi Pemuda Muhammadiyah, ungkap Sunanto, konsep kebangsaan Republik Indonesia telah final sesuai kesepakatan para pendiri bangsa, termasuk di dalamnya tokoh-tokoh Muhammadiyah. Dalam muktamar 2015, Muhammadiyah mengeluarkan dokumen resmi: Negara Pancasila sebagai Darul Ahdi wa Syahadah. Bahwa bangsa ini sebagai hasil konsensus bersama dan sekaligu sebagai tempat untuk pembuktian bersama.
Dalam kunjungan ini, Sunanto dibersamai oleh tujuh pengurus harian PP Pemuda Muhammadiyah, di antaranya Zaedi Basiturrozak, Nugroho Noto Susanto, Mukayat Amin, Samson Yasir Al Katiri, Dedi Irawan, Yudi Najibullah, dan Anderian Noor. Sementara Panglima TNI didampingi oleh Aster Panglima TNI Mayjen TNI George Elnadus Supit, Kapuspen TNI Brigjen TNI Sisriadi dan Kapusbintal TNI Laksma TNI Budi Siswanto. (ribas)