Tipologi Manusia Matematik

Oleh : Sukahar Ahmad Syafi’i

Assalaamu’alaikum Wr Wb

إِنَّ اْلحَمْدَ لِلّهِ نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِيْنُهُ وَ نَسْتَغْفِرُهُ، وَ نَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَ مِنْ سَيِّئاَتِ أَعْمَالِناَ. مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضَلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَا دِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. الَّلهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلىَ نَبِيِّناَ مُحَمَّد وَ عَلىَ اٰلِهِ وَ صَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ فَياَعِبَادَ اللهِ. أُصِيْكُمْ وَإَيّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ

Ma’asyiral Muslimin, sidang jum’at Rahimakumullah

Rasulullah SAW adalah contoh manusia pilihan yang sempurna, beliau menjadi sosok teladan seluruh umat, dihormati kawan dan disegani lawan.

لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. Al-Ahzab : 21)

Dalam segala aspek, Rasulullah SAW selalu menunjukkan budi pekerti yang mulia, baik itu bergaul dengan sesama muslim ataupun dengan non muslim. Karena budi pekerti yang mulia haruslah mengakar dan mandarah daging dalam diri setiap muslim, menjadi bagian yang tak terpisahkan dari keimanan muslim.

أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ إِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا

“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang terbaik akhlaknya” (HR At-Tirmidzi no 1162)

Ma’asyiral Muslimin, sidang jum’at Rahimakumullah

Secara matematik, jika kita kaji dan hitung secara lebih mendalam, ternyata karakter akhlak manusia tidak hanya terbagi dua, manusia yang bermoral (baik) dan amoral (buruk), tetapi ada 4 tipologi karakter akhlak manusia. Untuk memudahkan identifikasi, ke empat tipologi ini kita akan sajikan dalam bentuk symbol matematika :

Pertama, Tipologi Manusia Minus, Karakter akhlak manusia seperti ibarat manusia yang tak pernah puas, tak pernah merasa cukup, sangat rakus, dan kurang bersyukur atas nikmat yang diberi oleh Allah SWT.

Rasulullah saw megibaratkan manusia minus seperti serigala yang lapar dilepas dikerumunan kambing. Tipologi  manusia ini sangat cinta dengan harta dan gemerlap dunia, apapun yang Allah berikan kepadanya, dia selalu merasa kurang, kurang banyak dan kurang puas. Rasulullah SAW bersabda :

عَنْ كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ  صَلَّى الله عَلَيهِ وَسَلَّمَ : مَا ذِئْبَانِ جَائِعَانِ أُرْسِلَا فِيْ غَنَمٍ بِأَفْسَدَ لَهَا مِنْ حِرْصِ الْمَرْءِ عَلَى الْمَالِ وَالشَّرَفِ لِدِيْنِهِ

Dari Ka’ab bin Mâlik Radhiyallahu anhu ia berkata, “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dua serigala yang lapar yang dilepas di tengah kumpulan kambing, tidak lebih merusak dibandingkan dengan sifat tamak manusia terhadap harta dan kedudukan yang sangat merusak agamanya.” (HR. Tirmidzi No. 2376, Ahmad 460)

Ma’asyiral Muslimin, sidang jum’at Rahimakumullah

Kedua, Tipologi Manusia plus, Manusia seperti ini adalah tipe manusia penjilat, bermuka dua dan munafik. Manusia sperti ini akan melakukan apapun asalkan dirinya mendapatkan keuntungan dan kenyamanan. Mengenai hal ini Rasulullah SAW bersabda :

 إِنَّ شَرَّ النَّاسِ ذُو الْوَجْهَيْنِ الَّذِي يَأْتِي هَؤُلَاءِ بِوَجْهٍ وَهَؤُلَاءِ بِوَجْهٍ

Artinya: “Manusia yang paling buruk adalah orang yang bermuka dua, yang mendatangi kaum dengan muka tertentu dan mendatangi lainnya dengan muka yang lain.” (H.R. Bukhari dari Abu Hurairah RA).

Hadis di atas menjelaskan bahwa Rasulullah saw memberi julukan manusia plus dengan Syarru an-Naas (manusia paling buruk), karena manusia seperti ini dapat membuat celaka orang lain yang dekat dengan dirinya, penyebar kebencian dan fitnah.

Ma’asyiral Muslimin, sidang jum’at Rahimakumullah

Ketiga, Tipologi Manusia Kali, yaitu manusia yang mempunyai angan-angan yang tinggi, tetapi tidak mau berusaha maksimal. Manusia seperti ini adalah tipe manusia pemalas, mudah mengeluh dan meratapi takdir. Padahal Allah SWT akan memberikan hasil yang maksimal jika usahanya pun maksimal. Rasulullah SAW bersabda :

اِحْرِصْ عَلىَ مَا يَنْفَعُكَ، وَاسْتَعِن بِاللهِ وَلاَ تَعْجَزْ، وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءَ، فَلاَ تَقُلْ لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا، وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ، فَإنْ لَوْ تَفْتَحُ عَمَل الشَّيْطَانِ

Semangatlah dalam menggapai apa yang manfaat bagimu dan mintalah pertolongan kepada Allah dan jangan bersikap lemah. Jangan pula mengatakan: ‘Andaikan aku berbuat demikian tentu tidak akan terjadi demikian’ namun katakanlah: ‘Ini takdir Allah, dan apapun yang Allah kehendaki pasti Allah wujudkan’ karena berandai-andai membuka tipuan setan.” (HR. Muslim 2664)

Ma’asyiral Muslimin, sidang jum’at Rahimakumullah

Keempat, Tipologi Manusia Bagi, sesuai dengan sebutannya, tipe bagi adalah manusia dermawan, suka berbagi, mempunyai karakter empati dan suka menolong. Tipe manusia seperti inilah yang akan didoakan oleh para malaikat, sebagaimana Rasulullah SAW :

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَال رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيْهِ اِلاَّ مَلَكَانِ يَنْزِلاَنِ فَيَقُوْلُ اَحَدَهُمَا : اللهُمَّ اَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا وَيَقُوْلُ اْلآخَرُ اَللهُمَّ اَعْتِ مُمْسِكًاتَلَفًا (متفق عليه)

Dari Abu Hurairah r.a. beliau berkata. Rasulullah SAW bersabda: Tidak ada suatu hari  pun yang dilewati oleh hamba-hamba Allah pada setiap paginya melainkan dua Malaikat turun, lalu salah satu dari keduanya berdo’a: Ya Allah berikanlah kepada orang yang suka berinfaq pengganti hartanya itu. Dan yang satu lagi berdo’a: Ya Allah berikanlah kepada orang yang suka menahan hartanya ( orang kikir ) itu kemusnahan.( Mutaffaq ‘alaih)

Dari keempat tipologi tersebut, tentu kita harus bisa mengambil hikmah sebagai pelajaran berharga dalam menjalani kehidupan di dunia ini, karena manusia terbaik adalah manusia yang banyak memberi manfaat bagi orang lain.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فىِ اْلقُرأنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنَ الاٰيَاتِ وَالذِّكْرَ اْلحَكِيْمِ، وَ تَقَبَّلَ مِنيِّ وَ مِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ الَسمِيْعُ اْلعَلِيْمُ

Do’a Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ، وَاْلعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ، وَلاَ عُدْوَانَ إِلَّا عَلىَ الظَّالِمِيْنَ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ نَبِيِّناَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ الِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، الملِكُ اْلحَقُّ اْلُمبِيْنُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اْلَمبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالمِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ

فَيَاأَيُّهاَالْإِخْوَانُ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَايَ بِتَقْوَى اللهِ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

Akhirnya marilah kita berdo’a dengan khusyu’ kepada Allah SWT, dan berharap agar do’a kita dikabulkan.

اَلَّلهُمَ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَ اْلمُسْلِمَاتِ وَاْلمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ، اَلأَحْيَاِء مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ  مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ، فَيَاقَاضِيَ اْلحَاجَاتِ.اَلَّلهُمَ إِنَّانَسْأَلُكَ اْلهُدَى وَالتُّقَى وَاْلعَفَافَ وَاْلغِنىَ.

رَبَّناَ هَبْ لَناَ مِنْ أَزْوَاجِناَ وَذُرَّيَّاتِناَ قُرَّةً أَعْيُنٍ وَاجْعَلْناَ لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَاماً. رَبَّناَ لاَ تُزِغْ قُلُوْبَناَ بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَناَ وَهَبْ لَناَ مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ اْلوَهَّابُ.

رَبَّناَاٰتِناَ فِي الدُّنْياَ حَسَنَةً وَفِى اْلأٰخِرَةِ حَسَنَةً وَقِناَ عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ اْلعَزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلىَ اْلمُرْسَلِيْنَ، وَاْلحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ


Sekretaris Majelis Tarjih & Tajdid  PDM Kab. Pati

Exit mobile version