GRESIK, Suara Muhammadiyah – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir menghadiri resepsi milad ke-106 Muhammadiyah yang diselenggarakan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Gresik pada Ahad, 20 Januari 2019, bertempat di lapangan SMA Muhammadiyah 10 GKB Gresik.
Haedar menyampaikan tausiyah tentang makna ta’awun untuk negeri yang menjadi tema milad Muhammadiyah ke-106 secara nasional. Menurutnya, prinsip taawun atau saling tolong-menolong untuk kebaikan bersama, telah dipraktekkan oleh Muhammadiyah dalam aksi nyata. Muhammadiyah ikut serta membangun negeri dengan jargon itu.
Belakangan, Muhammadiyah memiliki beberapa desa binaan, salah satunya di Papua. Muhammadiyah melakukan pembinaan berkelanjutan terhadap suku Kokoda di Papua Barat. Sebelumnya, suku asli Papua ini hidup nomaden dan tidak mempunyai lahan. Muhammadiyah hadir memberikan lahan, mengusahakan rumah untuk tempat tinggal, mendirikan lembaga pendidikan, memberikan modal hidup, hingga mengajari cara bertani.
Parakti ini merupakan wujud dari taawun untuk bangsa. “Kalau kita berta’awun, nilai berkahnya akan kembali kepada kita, spirit ta’awun harus dipraktekkan dengan siapa pun tanpa pandang bulu. Karena pada dasarnya, ta’awun merupakan ajaran inklusinya agama Islam,” tutur Haedar.
Menurutnya, Persyarikatan Muhammadiyah telah mengemban tugas mulia, meskipun terkadang berat. “Karena kita di Muhammadiyah harus menjadi pelaku dakwah, mengajak pada Islam, mengajak pada segala macam kebaikan di muka bumi ini, kemudian mencegah dari yang munkar,” ungkapnya.
Haedar menegaskan, amar makruf nahi munkar itu sama susahnya, sehingga jangan membanding-bandingkan. Di saat tertentu, amar makruf yang mungkin parsial, lebih mudah. Namun ketika harus melakukan nahi munkar yang struktural, akan lebih susah. Demikian juga sebaliknya.
“Ketika nahi munkarnya hal yang kecil, melarang orang buang sampah di sembarangan itu kan mudah. Tapi ketika amar makruf yang bersifat struktural, menegakkan kebaikan dalam sistem ketatanegaraan misalkan, itu kan tidak gampang,” ulasnya. Oleh karena itu, segenap kader Muhammadiyah harus punya keteguhan niat dan dilakukan secara bersama.
Seluruh warga Muhammadiyah, kata Haedar, harus terus membesarkan dan membangun Muhammadiyah itu. Semua itu membutuhkan dorongan dari dalam diri. “Hanya orang-orang yang punya kesadaran ilmu, kesadaran iman, dan kesadaran rasional yang mampu untuk membesarkan Muhammadiyah,” ujarnya.
Dalam membesarkan Muhammadiyah, tujuan akhirnya adalah agar menjadi orang-orang yang beruntung, menang, bahagia di dunia dan akhirat. “Seluruh yang kita kerjakan untuk Muhammadiyah, insyaallah membawa pada amal saleh dan pahala kita di yaumul akhir. Dan itulah etos Muhammadiyah,” tukasnya.
Haedar mengingatkan supaya segenap warga Muhammadiyah ikut menjaga Muhammadiyah. “Muhammadiyah dapat besar seperti saat ini karena merawat kebersamaan. Kebersamaan adalah kekuatan kita, sehingga kebersamaan yang sudah terbentuk ini jangan sampai rusak karena kepentingan sesaat,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Haedar Hashir didampingi ketua PWM dan PDM turut menandatangani lima prasasti pembangunan gedung sekolah Muhammadiyah di Gresik, di antaranya SD Muhammadiyah 3 Gresik, SD Muhammadiyah Driyorejo Gresik, SD Alam Muhammadiyah Kedanyang, SMP Muhammadiyah 13 Campurejo, SMA Muhammadiyah 10 Gresik, dan SMK Muhammadiyah 5 Gresik. (ribas/ppmuh)
Baca juga:
Pidato Milad 106 Tahun Muhammadiyah Taawun untuk Negeri
Milad 106, Haedar Nashir: Taawun itu al-Maun
Milad-106, Haedar Nashir: Muhammadiyah Perlu Revitalisasi dan Percepatan Kualitas