BANTUL, Suara Muhammadiyah-Mengelola keuangan rumah tangga merupakan hal sederhana namun luput dari perhatian sebuah keluarga. Pengelolaan keuangan yang buruk acap kali menjadi salah satu permasalah dalam kehidupan rumah tangga sebuah keluarga. Tidak dapat membedakannya kebutuhan primer, sekunder dan tersier merupakan salah satu contoh pengelolaan keuangan yang tidak baik. Kebutuhan dan keinginan merupakan dua hal yang berbeda namun banyak sekali masyarakat terperangkap olehnya. Ketika masyarakat menilai penampilan sebagai tolak ukur kesuksesan menjadikan seorang ibu rumah tangga dan kepala keluarga tidak dapat membuat keputusan yang bijaksana.
Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (FEB UMY) yang diketuai oleh Faiza Husnayeni Nahar, Dosen Prodi Ilmu Ekonomi, menjadikan permasalahan ekonomi keluarga tersebut menjadi agenda utama dalam program pengabdian yang ia lakukan bersama dengan Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA) Bangunjiwo Barat, Bantul, Yogyakarta pada tanggal 23 dan 27 bulan Agustus 2018. Lokasi pengabdian bertempat di Desa Bangunjiwo yang merupakan salah satu desa yang berada di sekitaran lingkungan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Kegiatan sosialisasi keuangan rumah tangga ini diawali dengan memberikan cuplikan sebuah video yang sebenarnya merupakan pre-test yang diajukan untuk ibu-ibu. Video tersebut memaparkan banyaknya balon yang merupakan perwakilan dari keinginan kita. Seperti 1 balon dilepaskan untuk membayar uang sekolah putrinya. Banyak ibu-ibu yang kehabisan balonnya karena menggunakan balon itu untuk sebuah kebutuhan. Hanya beberapa yang masih menyimpan balonnya karena tidak digunakan untuk apa-apa. Hal tersebut mengindikasikan bahwa banyak sekali kebutuhan atau mungkin bisa saja hal tersebut adalah keinginan yang tetutupi dengan kedok kebutuhan.
Dengan diberikannya materi mengenai keuangan rumah tangga diharapkan dapat membantu masyarakat untuk memahami lebih lanjut tentang pengelolaan rumah tangga. Tingginya antusiasme peserta dari membuat kegiatan pengabdian berjalan dengan lancer dan sesuai harapan. Kegiatan pengabdian ini, selain menyampaikan materi juga banyak sharing, sehingga pembahasan pun makin meluas dan akhirnya banyak ibu-ibu yang mencurahkan hatinya dan semangat untuk mengelola keuangan lebih baik lagi. Bahkan berbagai kegiatan lanjutan mulai diajukan ke tim Pengabdian agar dapat menjaga sustainability program ini.
Bu Nuromdhon yang merupakan ketua PRA Bangunjiwo Barat pada dasarnya sangat mengapresiasi kegiatan yang bermanfaat untuk ibu-ibu. Dengan bekal ilmu yang sebanyak-banyaknya yang diterima oleh ibu-ibu, menjadikan beliau optimis bahwa suatu saat nanti Desa Bangunjiwo perlahan-lahan mulai maju dan memiliki perekonomian yang produktif. Sebagai warga Muhammadiyah, membantu sesama Muslim terutama dengan sesama kader baik di Muhammadiyah, ‘Aisyiyah atau di organisasi otonom Muhammadiyah tentu sudah menjadi suatu keharusan. Sehingga kedepannya, UMY dan PRA Bangunjiwo Barat dapat memotivasi ranting-ranting Aisyiyah dan desa-desa lainnya untuk selalu berfastabiqul khairat (berlomba-lomba dalam kebajikan), salah satunya dengan dapat mengelola ekonomi keuangan keluarga dan terwujudnya masyakat Islam yang jauh dari riba yang diakibatkan karena hutang. (FHN)