BENGKULU, Suara Muhammadiyah– Dalam pelaksanaan Tanwir yang berlangsung di Bengkulu (15-17/02) kali ini, ada hal yang berbeda dari Tanwir-Tanwir yang dilaksanakan terdahulu.
Perbedaan yang sangat menonjol adalah, nuansa warna biru dengan paduan motif batik basurek khas Bengkulu, mewarnai forum pembukaan Tanwir dan forum sidang-sidang Tanwir lainnya. Nuansa biru motif batik basurek ini melekat pada pakaian yang digunakan oleh seluruh peserta dan penggembira Tanwir.
Pasalnya, Tanwir kali ini, semua peserta dan penggembira yang datang dari berbagai penjuru, diberikan pakaian resmi Tanwir secara gratis.
Haedar Nashir selaku Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengatakan, baru kali ini Tanwir Muhammadiyah menggunakan seragam secara nasional. Sehingga Tanwir ini, tampak begitu indah dan penuh dengan kegembiraan, ungkapnya.
Seragam Tanwir bermotif batik Basurek ini, merupakan karya desain dan produksi toko Suara Muhammadiyah. Menurut Deni Asyari, Direktur Suara Muhammadiyah, ide dan konsep seragam ini, dibicarakan dan disiapkan sejak 2 bulan sebelum pelaksanaan Tanwir Muhammadiyah. ” Alhamdulillah, melalui berbagai tahapan diskusi dan revisi, akhirnya pimpinan pusat Muhammadiyah beserta panitia pusat, menyepakati motif yang digunakan sekarang ini, sebagai seragam resmi Tanwir Muhammadiyah”, ungkap Deni.
Deni menambahkan, ada 3000-an potong yang disiapkan Suara Muhammadiyah untuk memenuhi kebutuhan seragam peserta dan penggembira tanwir.
Selain dijadikan pakaian resmi Tanwir, seragam motif batik Basurek ini, juga disediakan oleh Suara Muhammadiyah, untuk dijual sebagai oleh-oleh peserta Tanwir. Untuk memperoleh batik ini, peserta bisa mengunjungi Bazar Toko Suara Muhammadiyah selama Tanwir di Lantai dasar masjid At Tanwir Universitas Muhammadiyah Bengkulu. (red)