SLEMAN, Suara Muhammadiyah – Pada pertengahan Februari lalu, Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah dan Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta berkesempatan silaturrahim ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Canberra, Australia. Di sana, rombongan disambut langsung oleh Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Australia, Kristiarto S. Legowo.
Melanjutkan silaturrahim tersebut, Kristiarto beri Kuliah Umum bertajuk Peran Diplomasi Publik Dalam Meningkatkan Hubungan Indonesia-Australia pada Rabu (13/03) bertempat di Hall lantai 4 Gedung Siti Baroroh Baried di UNISA Yogyakarta, Jalan Ringroad Barat nomor 63, Gamping, Sleman. Ruangan dipenuhi oleh mahasiswa-mahasiswi UNISA, Badan Pimpinan Harian UNISA, Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini dan jajarannya, serta jajaran Dubes dan Atase Pendidikan dan Kebudayaan Australia, Imron Hanafi. Menurut Warsiti, Rektor UNISA Yogyakarta, menghadirkan Dubes Australia dalam Kuliah Umum bertajuk pentingnya peran diplomasi tersebut merupakan momen yang tepat dalam mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
Warsiti berharap Kuliah Umum tersebut memberikan manfaat kepada hadirin terutama mahasiswa yang mengikutinya. “Saya berharap kuliah umum ini bisa memberi manfaat bagi mahasiswa dan civitas akademika UNISA yang turut hadir dan mari nanti kita diskusikan bersama peluang-peluang yang bisa dilanjutkan dengan kerjasama ini, baik untuk mahasiswa maupun seluruh civitas akademika UNISA” ungkapnya.
Siti Noordjannah dalam sambutannya mengungkapkan rasa syukur atas kehadiran Dubes dan jajarannya. Dalam kesempatan itu, Noordjannah juga menyampaikan perkembangan UNISA Yogyakarta sebagai satu-satunya kampus yang dibawahi langsung oleh ‘Aisyiyah. “Memasuki tahun ketiga dengan nama Universitas, Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah maupun Pimpinan UNISA terus berikhtiar untuk meningkatkan kualitas dan kebesaran perguruan yang di bawahi langsung oleh ‘Aisyiyah ini,” paparnya. Noordjannah menambahkan calon kader generasi bangsa dari UNISA diharapkan menyimak paparan Dubes untuk mendapatkan informasi yang luas dan mendapatkan banyak hal.
Kuliah Umum bertajuk Peran Diplomasi Publik Dalam Meningkatkan Hubungan Indonesia-Australia, Kristiarto menyampaikan pesan terkait pentingnya Peran Diplomasi Publik Dalam Meningkatkan Hubungan Indonesia-Australia. Australia merupakan negara penting untuk Indonesia . Bagi Kristiarto, Australia merupakan aset dan pendukung bagi Indonesia.
Kristiarto menambahkan, hubungan diplomasi Indonesia-Australia menjadi penting untuk mewujudkan empat prioritas tujuan diplomasi, yaitu kebutuhan akan NKRI dengan mendapatkan pengakuan dari Australia, kedua untuk peningkatan diplomasi ekonomi, ketiga perlunya perlindungan bagi Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di luar negeri dan keempat untuk berkontribusi bagi dunia. Hubungan baik yang telah dibangun antara Indonesia-Australia akan ditingkatkan dari hubungan kemitraan yang komprehensif, bersifat menyeluruh, di semua bidang kerjasama menjadi hubungan kemitraan strategis komprehensif.
“Dengan hubungan diplomasi ini bisa kita perkuat di bidang kerjasama maritim, pertahanan, ekonomi, konektivitas, dan sebagainya,” harapnya.
Kristiarto mengatakan bahwa kerja-kerja yang dilakukannya juga terkait dengan peran ‘Aisyiyah-Muhammadiyah dalam dua hal, yakni pemberdayaan perempuan dan Islam. “Dalam konteks ‘Aisyiyah-Muhammadiyah, mereka menjadi selalu menjadi mitra kami. ‘Aisyiyah dengan fokus pengelolaan organisasinya kepada pemberdayaan perempuan dan Muhammadiyah yang menjadi mitra melaksanakan diplomasi Islam di banyak negara,” ujarnya. Di akhir, Kristiarto juga berharap nantinya beberapa tahun yang akan datang ada mahasiswa UNISA yang akan menjadi duta besar dan berkuasa penuh Republik Indonesia untuk Australia. (AAM)