Tabligh Tetap, Strategi Dakwah Berubah

Tabligh Tetap, Strategi Dakwah Berubah

MAKASSAR, Suara Muhammadiyah– Tabligh adalah salah satu dari sifat Rasul selain sidiq, amanah dan fatanah. Tabligh ini telah dijalankan baik oleh Nabi dan para sahabat sehingga hanya dalam waktu 23 tahun risalah yang dibawahnya dapat teraktulisasikan di dunia Arab saat itu dan beberapa abad kemudian telah merata ke seantero dunia.

Demikian dijelaskan Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan, Dr KH Mustari Bosra, saat membuka kegiatan Pelatihan Produksi Siaran Televisi Majelis Pustaka dan Informasi Muhammadiyah, di Kampus Unismuh Makassar, pada Jumat,  29 Maret 2019.

Menurutnya, tabligh tetap sejak zaman Nabi sampai kapanpun, namun strategi dan cara berdakwah, perlu terus divariasikan sesuai dengan perkembangan zaman. Pada zaman nabi, sambung Mustari, media informasi masih sangat terbatas. Maka model dakwah yang digunakan adalah dari mulut ke mulut dan itu sangat efektif.

Dewasa ini dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kata Mustari, dakwah dari mulut ke mulut telah tertinggal sehingga umat Islam dituntut untuk dapat memvariasikan model dakwahnya. “Hal inilah yang mendasari Muhammadiyah sejak 2013 lalu membuat TVMu sebagai media syiar Muhammadiyah melalui televisi,” katanya.

“Dengan slogan cerdas dan mencerahkan. Di dalamnya ada spirit fatanah dan tiga sifat nabi yang lain. Ini sesuai dengan visi Muhammadiyah yang ingin selalu mencerahkan semua, sebagaimana digaungkan pada tema Tanwir Muhammadiyah, beragama yang mencerahkan,” tutupnya.

Ketua Majelis Pustaka dan Informasi PWM Sulsel, Hadisaputra, mengatakan bahwa pelatihan itu bertujuan mencetak kader yang mampu memainkan peran dalam jurnalistik pertelevisian sekaligus membantu meningkatkan fungsi kontributor TVMu di daerah-daerah. “Dengan kegiatan ini, kita ingin memaksimalkan penyampaian pesan dakwah Islam di wilayah  Indonesia Timur dan khususnya di Sulsel,” jelasnya.

Kegiatan pelatihan siaran televisi ini akan berlangsung pada 29-31 Maret 2019, dan diikuti 40 peserta yang di antaranya berasal dari Perguruan Tinggi dan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Papua, Gorontalo, Sulteng, Sulbar, serta Pimpinan Daerah Muhammadiyah se-Sulsel. (humas/bud/rbs)

Exit mobile version