Oleh : Yunahar Ilyas
Apa yang di khawatirkan oleh Bani Israil ternyata benar. Setelah Musa dan Harun—atas perintah Allah SWT–membawa Bani Israil pergi meninggalkan Mesir, Fir’aun segera mengingkari janjinya. Raja yang lalim itu segera perintahkan kepada panglimanya menyiapkan pasukan untuk mengejar Musa dan Harun beserta seluruh Bani Israil yang pergi bersamanya. Fir’aun turun sendiri memimpin pengejaran. Dia sudah bertekad tidak akan membiarkan Musa dan Harun lolos. Dia akan habisi Musa dan Harun dan memaksa Bani Israil kembali ke Mesir. Para pembesar Kerajaan ikut dalam rombongan besar Fir’aun.
Demi mengejar Musa dan Harun serta Bani Israil yang pergi meninggalkan Mesir malam hari, Fir’aun dan para pembesarnya “rela” meninggalkan segala kemegahan dan kesenangan hidup di Mesir. Allah SWT berfirman:
فَأَرۡسَلَ فِرۡعَوۡنُ فِي ٱلۡمَدَآئِنِ حَٰشِرِينَ ٥٣ إِنَّ هَٰٓؤُلَآءِ لَشِرۡذِمَةٞ قَلِيلُونَ ٥٤ وَإِنَّهُمۡ لَنَا لَغَآئِظُونَ ٥٥ وَإِنَّا لَجَمِيعٌ حَٰذِرُونَ ٥٦ فَأَخۡرَجۡنَٰهُم مِّن جَنَّٰتٖ وَعُيُونٖ ٥٧ وَكُنُوزٖ وَمَقَامٖ كَرِيمٖ ٥٨
“Kemudian Fir’aun mengirimkan orang yang mengumpulkan (tentaranya) ke kota-kota. (Fir’aun berkata): “Sesungguhnya mereka (Bani Israil) benar-benar golongan kecil. Dan sesungguhnya mereka membuat hal-hal yang menimbulkan amarah kita. Dan sesungguhnya kita benar-benar golongan yang selalu berjaga-jaga”. Maka kami keluarkan Fir’aun dan kaumnya dari taman-taman dan mata air, dan (dari) perbendaharaan dan kedudukan yang mulia. (Q.S. Asy-Syu’ara 26:53-58)
Pasukan Fir’aun bergerak cepat mengerjar Bani Israil, sehingga pada saat matahari terbit mereka sudah dapat menyusuli Bani Israil. Dari jauh mereka dapat menyaksikan bahwa Bani Israil sudah sampai di pinggir laut. Allah SWT befirman:
فَأَتۡبَعُوهُم مُّشۡرِقِينَ ٦٠
“Maka Fir’aun dan bala tentaranya dapat menyusuli mereka di waktu matahari terbit.” (Q.S. Asy-Syu’ara 26:60)
Dari pihak Bani Israil, mereka juga sudah mendengar deru pasukan Fir’aun dan melihat dari jauh debu-debu padang pasir yang berterbangan. Bani Israil semakin cemas, takut dan terbayang nasib buruk yang akan menimpa mereka. Pada saat itulah mereka berkata kepada Musa dengan cemas: “Susungguhnya kita benar-benar akan tersusul”. Allah SWT berfirman:
فَلَمَّا تَرَٰٓءَا ٱلۡجَمۡعَانِ قَالَ أَصۡحَٰبُ مُوسَىٰٓ إِنَّا لَمُدۡرَكُونَ ٦١
“Maka setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa: “Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul.” (Q.S. Asy-Syu’ara 26:61)
Secara logika Bani Israil pasti tersusul oleh pasukan Fira’un, sebab tidak ada lagi jalan untuk menghindar atau lari karena di depan mereka laut dan di belakang musuh mengejar, lalu mau pergi kemana menyelamatkan diri? Tetapi dengan penuh yakin Nabi Musa menyatakan bahwa mereka tidak akan tersusul. Allah SWT berfirman:
قَالَ كَلَّآۖ إِنَّ مَعِيَ رَبِّي سَيَهۡدِينِ ٦٢
“Musa menjawab: “Sekali-kali tidak akan tersusul; Sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak dia akan memberi petunjuk kepadaku”.(Q.S. Asy-Syu’ara 26:62)
Kalau ditanya kepada Musa bagaimana cara untuk menyelamatkan diri dari kejaran tentara Fir’aun, tentu Musa juga tidak bisa menjelaskan. Tetapi Nabiyullah tersebut yakin dengan ma’iyyatullah yang dalam konteks ini Allah SWT pasti akan menolong walaupun Musa tidak tahu caranya. Dia pasrahkan sepenuhnya kepada Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Musa ingat, tatkala dia dan saudaranya Harun diperintahkan oleh Allah SWT untuk pergi menemui Fir’aun, mereka berdua takut Fir’aun akan menyiksa mereka berdua, maka Allah memberikan jaminan akan selalu menyertai Musa dan Harun. Allah SWT berfirman:
قَالَ لَا تَخَافَآۖ إِنَّنِي مَعَكُمَآ أَسۡمَعُ وَأَرَىٰ ٤٦
“Allah berfirman: “Janganlah kamu berdua khawatir, Sesungguhnya Aku beserta kamu berdua, Aku mendengar dan melihat”. (Q.S. Thaha 20: 46)
Janji Allah untuk menyertai mereka berdua itu lah yang membuat Musa begitu yakin mereka tidak akan tersusul. Musa menjelaskan kepada pengikutnya bahwa Allah lah yang menyuruhnya membawa Bani Israil ke tempat ini. Allah pasti menolong. Dia tidak pernah menyalahi janji-Nya. Tetapi bagaimana caranya? Musa tinggal menunggu perintah Allah. Menurut Ibn Katsir dalam kitab Tafsirnya (VI:130) paling depan dari barisan Bani Israil berdiri Harun bersama Yusya’ bin Nur dan seorang beriman dari keluarga Fir’aun. Mereka berdiri bingung di pinggir laut Qulzum, tidak tahu apa yang akan diperbuat. Di depan laut, di belakang musuh. Musa yang tadinya berada di bagian belakang segera menuju ke bagian depan sehingga sampai ke pinggir laut. Pada saat itu Yusya’ bin Nun bertanya kepada Musa: “Apakah memang ke arah sini Allah memerintahkan engkau membawa kami?” Musa membenarkan, memang ke sinilah Allah perintahkan aku membawa kalian.
Akhirnya pada saat yang kritis itu petunjuk Allah datang. Allah SWT berfirman:
فَأَوۡحَيۡنَآ إِلَىٰ مُوسَىٰٓ أَنِ ٱضۡرِب بِّعَصَاكَ ٱلۡبَحۡرَۖ فَٱنفَلَقَ فَكَانَ كُلُّ فِرۡقٖ كَٱلطَّوۡدِ ٱلۡعَظِيمِ ٦٣ وَأَزۡلَفۡنَا ثَمَّ ٱلۡأٓخَرِينَ ٦٤ وَأَنجَيۡنَا مُوسَىٰ وَمَن مَّعَهُۥٓ أَجۡمَعِينَ ٦٥ ثُمَّ أَغۡرَقۡنَا ٱلۡأٓخَرِينَ ٦٦ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَةٗۖ وَمَا كَانَ أَكۡثَرُهُم مُّؤۡمِنِينَ ٦٧ وَإِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلرَّحِيمُ ٦٨
“Lalu kami wahyukan kepada Musa: “Pukulah lautan itu dengan tongkatmu”. Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar. Dan di sanalah kami dekatkan golongan yang lain. Dan kami selamatkan Musa dan orang-orang yang besertanya semuanya. Dan kami tenggelamkan golongan yang lain itu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar merupakan suatu tanda yang besar (mukjizat) dan tetapi adalah kebanyakan mereka tidak beriman. Dan Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. “(Q.S. Asy-Syu’ara 26:63-68)
Allah SWT memerintahkan kepada Musa untuk memukulkan tongkatnya ke lautan. Tanpa berpikir panjang Musa langsung melaksanakan perintah itu. Menurut sebagian mufassir, saaat memukulkan tongkat itu Musa berkata: “Terbelahlah dengan izi Allah.” Tiba-tiba laut terbelah dua, tiap-tiap belahan seperti dua gunung yang besar. Di tengahnya terbentar jalan raya. Tanpa ragu sedikitpun, Musa, Harun dan seluruh Bani Israil segera menempuh jalan tersebut sehingga sampai di seberang. Sungguh mereka menyaksikan peristiwa yang luar biasa, mukjizat dari Allah SWT.
Setelah sampai di seberang Musa ingin memukul sekali lagi agar laut yang terbelah kembali bertemu. Tetapi Allah SWT mencegah Musa, biarlah laut itu tetap terbelah agar Fir’aun dan bala tentaranya menyusul. Allah SWT berfirman:
وَٱتۡرُكِ ٱلۡبَحۡرَ رَهۡوًاۖ إِنَّهُمۡ جُندٞ مُّغۡرَقُونَ ٢٤
“Dan biarkanlah laut itu tetap terbelah. Sesungguhnya mereka adalah tentara yang akan ditenggelamkan”. (Q.S. Ad-Dukhan 44: 24)
Melihat laut terbelah Fir’aun masih sempat menyombongkan diri kepada pasukannya, dia berkata, lihat laut terbelah untukkku. Maka masuklah Fir’aun dan balatentaranya ke jalan raya tersebut mengejar Musa dan Harun serta Bani Israil. Tapi persis saat mereka berada di tengah perjalanan, Allah SWT perintahkan Musa kembali memukulkan tongkatnya kelaut, maka laut kembali bertemu dan tenggelamlah Fir’aun dan para pembesarnya serta seluruh bala tentaranya.
Sekarang raja yang sangat perkasa, sombong, lalim dan sangat kejam tersebut tidak berdaya sama sekali menghadapi gelombang laut yang begitu besar membanting tubuhnya ke sana kemari di tengah lautan yang dalam tersebut. Pada saat itu barulah Fir’aun menyatakan beriman kepada Tuhannya Bani Israil. Tapi kesadarannya sudah terlambat, Allah SWT menolaknya. Allah SWT berfirman:
۞وَجَٰوَزۡنَا بِبَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ ٱلۡبَحۡرَ فَأَتۡبَعَهُمۡ فِرۡعَوۡنُ وَجُنُودُهُۥ بَغۡيٗا وَعَدۡوًاۖ حَتَّىٰٓ إِذَآ أَدۡرَكَهُ ٱلۡغَرَقُ قَالَ ءَامَنتُ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا ٱلَّذِيٓ ءَامَنَتۡ بِهِۦ بَنُوٓاْ إِسۡرَٰٓءِيلَ وَأَنَا۠ مِنَ ٱلۡمُسۡلِمِينَ ٩٠ ءَآلۡـَٰٔنَ وَقَدۡ عَصَيۡتَ قَبۡلُ وَكُنتَ مِنَ ٱلۡمُفۡسِدِينَ ٩١
“Dan kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir’aun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Fir’aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: “Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”. Apakah sekarang (baru kamu percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan.” (Q.S. Yunus 10: 90-91)
Setelah Fir’aun mati tenggelam, Allah SWT menyelamatkan jasadnya agar menjadi pelajaran bagi umat manusia yang datang belakangan. Allah SWT berfirman:
فَٱلۡيَوۡمَ نُنَجِّيكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنۡ خَلۡفَكَ ءَايَةٗۚ وَإِنَّ كَثِيرٗا مِّنَ ٱلنَّاسِ عَنۡ ءَايَٰتِنَا لَغَٰفِلُونَ ٩٢
“Maka pada hari Ini kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan kami. ” (Q.S. Yunus 10: 92)
Jasad Fir’aun kemudian terdampar ke pantai, ditemukan penduduk Mesir lalu dibalsem sehingga masih terjaga sampai sekarang di Museum at-Tahrir di Cairo Mesir. (bersambung)