YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah-Baitul Arqom dan TOT Baitul Arqom yang diselenggarakan Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah melalui Majelis Pembinaan Kader dan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah bertema “Gerakan Seribu Baitul Arqom sebagai Risalah Pencerahan untuk Generasi Berkemajuan” dibuka secara resmi oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah Dra Hj Siti Noordjannah Djohantini di Aula Wisma PU Kotagede, Yogyakarta. Acara yan diselenggarakan 25-27 April 2019 ini dihadiri sejumlah 51 peserta dari 26 Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah se-Indonesia.
Dra Hj Salmah Orbayinah AptMKes dalam sambutannya menyampaikan Baitul Arqom dan TOT Baitul Arqom. Tujuan Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah berusaha mengaktualisasikan Islam berkemajuan dengan menghadirkan Islam sebagai agama pencerahan. Hal ini juga harus tercermin dalam kegiatan perkaderan yang dilakukan ‘Aisyiyah agar melahirkan kader-kader ‘Aisyiyah berkemajuan.
Dra Fitni Wilis, MPd, Ketua Majelis Dikdasmen dalam sambutan menyampaikan Baitul Arqom ini merupakan program lintas majelis keputusan Raker Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah. Kegiatan ini sangat penting bukan hanya untuk Pimpinan Wilayah sehingga dalam format ToT diharapkan segenap pimpinan wilayah, pimpinan daerah, kepala sekolah serta para guru. Penting untuk menggairahkan penanaman ideologi Muhammadiyah, semangat bermuhammadiyah ber-‘Aisyiyah dalam kerangka Islam berkemajuan. ‘Aisyiyah wajib membina kepala sekolah, para guru, termasuk pimpinan ‘Aisyiyah yang belum banyak memahami ideologi Muhammadiyah ‘Aisyiyah. Ke depan diharapkan dilakukan Baitul Arqom secara massif agar dalam mengelola pendidikan dasar dan menengah dikelola dengan spirit Islam berkemajuan.
Dra Hj Siti Noordjannah Djohantini dalam Keynote Speech menyampaikan mengapresiasi seluruh partisipasi dari para pimpinan ‘Aisyiyah Wilayah dan Daerah dalam kegiatan meski dengan berbagai hambatan dan tantangan. Selanjutnya poin yang disampaikan pertama, Rapat di Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah dalam evaluasi memandang perlu akselerasi dari agenda strategis Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah secara nasional (bergulir ke bawah) agar tergerak secara bersama-sama. Mengapa terkadang tidak bergerak cepat? Bisa jadi karena pihak yang harus menggerakkan kurang paham dalam melakukan percepatan gerak. Baitul Arqom ini bukan pemula melainkan para senior sehingga forum ini lebih merupakan pendalaman atas berbagai pengalaman. Arahnya adalah akselerasi dan massifikasi gerakan Aisyiyah yang memiliki struktur dan SDM sampai ke grassroot dari ujung barat ke timur Indonesia.
Kedua, ‘Aisyiyah yang memiliki berbagai amal usaha pendidikan. Kesannya saat ini fokus perhatian lebih banyak ke pendidikan formal yang semakin kompleks manajemennya dengan berbagai tantangan dan tuntutan zaman. Apakah upaya memperkokoh ideologi Muhammadiyah ‘Aisyiyah menjadi pisau untuk mempertajam pengembangan pendidikan? Pertanyaan reflektif ini perlu dijawab dengan diskursus sekaligus aksi-aksi nyata. Agar luaran pendidikan ‘Aisyiyah memiliki bekal yang kuat dalam menghadapi dinamika zaman. Bagaimanakah konten
Bagaimana memperkuat karakter pada pendidikan formal, informal dan non formal. Harus ditemukan pembeda gerakan ‘Aisyiyah dibanding yang lain. Ide cemerlang KHA Dahlan adalah menggerakkan dakwah secara institusional. Membuat jalur dakwah kemasyarakatan langsung melalui pemberdayaan sekaligus melakukan institusionalisasi melalui amal usaha. Amal usaha di persyarikatan dan ‘Aisyiyah menjadi (pilar) penyangga dakwah. Dari sinilah kepercayaan masyarakat semakin tinggi kepada Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah. Kehilangan satu amal usaha adalah kehilangan besar. Upaya recharging, sharing, dan encouraging harus terus dilakukan pada orang-orang kunci di pimpinan dan amal usaha.
Ketiga, Majelis Dikdasmen wilayah wajib memiliki peta pendidikan. Bagi wilayah yang sudah ada Perguruan Tinggi Muhammadiyah agar melakukan sinergi untuk memperkuat pendidikan dasar dan menengah ‘Aisyiyah. Mutual cooperation harus terus dikembangkan. Islam kermajuan menjadi api semangat yang akan terus menggerakkan amal usaha. Pimpinan bertugas memberi perhatian dan memberi pengarahan agar amal usaha semakin memenuhi harapan masyarakat.
Keempat, dalam memaknai 100 tahun ‘Aisyiyah mengajak bersyukur melalui berbagai aktualisasi sekaligus refleksi melalui positioning gerakan. ‘Aisyiyah Abad kedua, mengedepankan karakter pembaharuan dengan satu komando. Satu Abad pendidikan yang sudah dilakukan ‘Aisyiyah harus dirawat sebaik mungkin.
Pelatihan dipimpin oleh Master of Trainer Dr Hj Mami Hajaroh MPd. Materi pokok selama pelatihan meliputi Visi Misi Aisyiyah, Ideologi Muhammadiah/Aisyiyah, PHIWM, Paham Agama di Muhammadiyah, Internalisasi Ideologi Muhammadiyah dalam Pendidikan Aisyiyah, Pendidikan ‘Aisyiyah di era 4.0, dan Implementasi Islam berkemajuan dalam Pendidikan Aisyiyah, Baitul Arqom di amal Usaha Aisyiyah, Manajemen Baitul Arqam, Matode dan teknik baitul Arqom di Amal Usaha. (hajar)