YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah-Mengangkat tema “Aktualisasi Risalah Pencerahan untuk Dakwah Melintas Batas” pada Pengajian Ramadan Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah 1440 H ‘Aisyiyah ingin memperdalam Risalah Pencerahan hasil Keputusan Tanwir Muhammadiyah 2019 di Bengkulu melalui berbagai isu yang sangat dekat dengan dakwah ‘Aisyiyah. ‘Aisyiyah menurut Noodjannah ingin menguatkan dakwah yang bersifat melintas batas yang merangkul masyarakat dari semua etnis, suku, bahkan agama.
Dalam Risalah Pencerahan Muhammadiyah, Noordjannah menekankan bahwa menurut pandangan Muhammadiyah dengan pandangan Islam yang berkemajuan harus mampu memberikan pencerahan. dan arah dari kondisi yang gelap dengan fondasi tauhid. “Kedekatan bertauhid kita, menurut Muhammadiyah dalam konteks pencerahan adalah memang menghambakan diri kita kepada Allah Tetapi saat kita menghambakan kepada Allah, maka pada saat itu juga kita sebenarnya sedang bergelut untuk memanusiakan manusia atau memanusiakan manusia menjadi hamba yang mulia,” ujar Noordjannah.
Noordjannah menekankan dua poin dari Risalah Pencerahan yakni beragama yang mencerahkan mengembangkan pandangan, sikap, dan praktik keagamaan yang berwatak tengahan (wasathiyah), membangun perdamaian, menghargai kemajemukan, menghormati harkat martabat kemanusiaan laki-laki maupun perempuan, menjunjung tinggi keadaban mulia, dan memajukan kehidupan umat manusia yang diwujudkan dalam sikap hidup amanah, adil, ihsan, toleran, kasih sayang terhadap umat manusia tanpa diskriminasi, menghormati kemajemukan, dan pranata sosial yang utama sebagai aktualisasi nilai dan misi ramhatan lil-‘alamin.
Menurut Noordjannah beragama yang mencerahkan harus menjadi pedoman bagi para pimpinan dan anggota Muhammadiyah ‘Aisyiyah serta menjadi pengetahuan masyarakat luas. Beragama yang mencerahkan menurut Noordjannah juga harus menghadirkan risalah agama yang memberikan jawaban atas problem-problem kemanusiaan. “Sebagai para pimpinan kita harus melek terhadap berbagai persoalan, melalui dakwah kita memberikan solusi terhadap berbagai persoalan,” ujar Noordjannah.
Noordjannah mengajak segenap pimpinan dan anggota ‘Aisyiyah untuk bergerak membuat sejarah. “Mari kita membuat sejarah untuk terus menyemaikan dan memperluas dakwah kita untuk menyelesaikan persoalan kemanusiaan terutama di Indonesia.”
Risalah Pencerahan Muhammadiyah yang memiliki 8 poin menurut Noordjannah sudah diaktualisasikan oleh ‘Aisyiyah, hanya saja ia menyampaikan kepada para peserta agar tidak berpuas diri. Karena disampaikan oleh Noordjannah pada kenyataanya masih banyak persoalan yang dialami oleh masyarakat. “’Aisyiyah harus berperan untuk terus mengawal kehidupan keumatan dan kebangsaan.” (suri)