Bedah Buku Tentang Moh Zuhdan Dihadiri Rektor dan Dosen Tiga Universitas

PADANG PANJANG, Suara Muhammadiyah – Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dr Goodwill Zubir membuka acara peluncuran dan bedah buku berjudul “Drs R Moh Zuhdan berjuangan di Tanah Seberang” karya Anwar Thahar di Aula FKIP UM Sumatera Barat Komplek Perguruan Muhammadiyah KMM Kauman Padang Panjang, Sumatera Barat, Rabu (12/6).

Acara yang dibuka oleh Ketua PP Muhammadiyah DR Good Will Zubir ini dihadiri Ketua PWM Sumbar Dr Shofwan Karim Elhussein, Rektor UM Sumatera Barat Dr Riki Saputra, Dekan FKIP UMSB Dr Mafardi, MPd, Rektor Uhamka Prof Dr Gunawan Suryoputro, Dekan FBS UNP Padang Prof Dr Zaim, M.Hum, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Batipuh X Koto, Abizar Lubis dan serta Prof Sufyarma Marsyidin selaku tokoh Tarbiyah dan Guru Besar UNP Padang Prof Sufyarma Marsyidin serta keluarga besar Drs Raden Muhammad Zuhdan.

Kegiatan yang digelar oleh Uhamka berkerjasama dengan Universitas Muhammadiyah Sumbar dengan penerbit Uhamka Press tersebut dihadiri 100 peserta terdiri dari dosen dan guru maupun mahasiswa UMSB.

Good Will Zubir mengatakan R Moh Zuhdan adalah sosok tokoh Muhammadiyah yang mendedikasi hidupnya untuk pendidikan amal usaha Muhammadiyah di Yogyakarta maupun bagi Ranah Minang.

Membaca buku ini kita dapat mengetahui secara gamblang tentang nilai sisi kehidupan R. Muhammad Zuhdan. Kita akan terhanyut dalam cerita susunan kalimat yang indah dan mudah dipahami serta dilengkapi dengan foto-foto.

Dalam pembicaraannya, ia menyatakan, buku ini merupakan suatu bacaan yang harus dibaca kader muda Muhammadiyah karena akan menambah semangat dalam menggairahkan gerak langkah persyarikatan. Tidak itu saja tokoh harus mulai dipopulerkan di AUM seperti nama gedung, nama ruang maupun dalam bentuk prasasti.

Rektor UMSB Dr Riki Saputra, dalam sambutannya menuturkan buku ini memiliki kekuatan nilai history dan nasionalisme, ada muatan keindonesiaan dan keminangkabauan.

“Buku ini bertujuan untuk menyemarakan literasi Muhammadiyah agar Muhammadiyah terus eksis dalam herakan dakwah amal maruf sesuai dengan cita-cita faoundhing father Muhammadiyah dulunya,” kata Simon.

Selain itu, buku tersebut juga sekaligus untuk membangun semangat Bermuhammadiyah dari Drs Raden Moh Zuhdan.

Ketua PWM Sumbar, Dr Shofwan Karim dalam sambutannya mengapresiasi kehadiran buku tersebut. Menurutnya, buku ini dapat membangkitkan dunia pendidikan Muhammadiyah dan sangat menginspirasi.

“Buku ini bisa menjadi penyemangat gerak langkah persyarikatan dalam dunia literasi. Juga untuk menciptakan narasi NKRI,” katanya.

“Saya melihat kontinuitas Raden Moh. Zuhdan dalam misi Muhammadiyah untuk NKRI. Muhammadiyah tidak ada primodialistik. NKRI akan kuat kalau Muhammadiyah kuat,” tegasnya.

Ia juga mengapresiasi PDM Pabasko, telah mengangkat silaturahim Syawal dan Hari Bermuhammadiyah yang dikemas dengan launching bedah buku.

Rektor Uhamka, Prof Dr. Gunawan Suryoputro mendukung penulisan buku ini. Bedah Buku ini lahir berkat Kerjasama FKIP UMSB dengan FKIP Uhamka Jakarta melalui Uhamka press. Literasi tokoh sangat minim di Indonesia.

Literasi tokoh ini bertujuan untuk pembelajaran bagi kaum muda milenial.

“Banyak yang mengira Muhammadiyah seperti holding company, akan tetapi modal dasarnya hingga sekarang adalah komitmen tinggi ikhlas para tokoh dalam pengembangan amal usaha sebagai media dakwah,” ujarnya.

Murid R. Moh.Zuhdan, Prof Sufyarma Marsyidin mengatakan Zuhdan bukan hanya pengajar tetapi juga seorang pendidik, beliau kader Muhammadiyah yang berhasil menjalankan semangat dakwah Muhammadiyah dari Kauman Yogyakarta paternalistik ke Kauman Padang Panjang yang egalitarian, hal ini disebabkan karena kemuhammadiyahan dan Al-Islam.

Panelis dari Uhamka, Desvian Badarsyah, MPd mengatakan Raden Moh Zuhdan adalah seorang tokoh multi talenta. Beliau dibesarkan dengan tradisi Muhammadiyah yang kuat, individu yang penuh kesungguhan dan keikhlasan.

Organisasi Muhammadiyah dalam pandangan Zuhdan sebagai organisasi kader dan mengurus kader. Beliau sangat paham dengan visi kemuhammadiyahan yang dibawa Kiyai Dahlan dengan pendirian sekolah pendidikan Muhammadiyah di Padang Panjang.

“Lahir dari Rahim Muhammadiyah, tokoh ini dinanti peran vitalnya pada zamannya. Kontek nilai ketokohan Zuhdan terlihat nyata di Padang Panjang. Zuhdan menghasilkan manusia dengan pemikirannya (man of though), manusia yang berbuat untuk kehidupan (man-action), Manusia yang mengimspirasi atau (man of inspiration). Zuhdan diciptakan dari Muhammadiyah dan menciptakan sejarah sendiri di Muhammadiyah,” pungkasnya.

Dekan FKIP UMSB, Dr Mafardi mengatakan jika tidak ada campur tangan Raden Moh Zuhdan maka tidak akan ada FKIP UMSB. Banyak sekali pelajaran yang bisa kita pelajari dari pribadinya.

Ketua PDM Pabasko, Abizar Lubis mengatakan Zuhdan sosok yang teguh, sungguh dan bergembira, dalam mendirikan ranting Muhammadiyah di pelosok Pabasko. Raden Moh Zuhdan adalah Muhammadiyah secara organisatoris sedangkan Harun Almaani secara rohanisasi.

Dekan FBS UNP, Prof M. Zaim mengatakan  Tanah seberang konsepnya merupakan tanah rantau, merantau adalah watak orang Minang. Menurut Imam Syafii merantau bertujuan mendapat kawan, mendapat pelajaran bertambahnya ilmu dan mendapat kehidupan dan hilangnya kesusahan.

Sumbangsih Raden Muhammad Zuhdan antaralain Berjuang membesarkan Muhammadiyah dan menghidupkan AUM yang sedang mati suri di Pandai Sikek pada tahun 1970-an. Kemudian menghidupkan kembali taman kanak-kanak Bustanul Athfal di desa.

Lanjutnya, Rumah beliau tempat di Surau Bancah dijadikan pusat kegiatan anak muda Muhammadiyah seperti seni tari, sandiwara, musik dan lainnya. Selain itu dijadikan sekretariat Ranting Muhammadiyah Pandai Sikek.

Terakhir, ia menyampaikan Tiga prinsip utama yang diturunkan Moh Zuhdan adalah pendidikan agama sebagai fondasi dasar keilmuan (habluminallah), berorganisasi sebagai bagian dari habluminanannas dan melatih wira usaha.

Panitia Bedah Buku Hamdi mengatakan Buku ini terdiri dari 314 halaman karya Anwar Thahar dengan penerbit Uhamka Press yang telah dicetak dengan edisi pertama 500 exemplar yang didistribusikan di lingkungan Muhammadiyah Padang Panjang dan Jakarta.

“Beliau adalah sosok nyata dalam hidup, yang bisa kita lihat dan kita contoh. Beliau orang baik, sederhana, dan mencintai negaranya. Sebagai contoh, beliau ikut Hizbul Wathan,” katanya.

Beliau sebagai seorang pendidik yang ditempa dan dibesarkan di lingkungan Muhammadiyah. Keterampilan yang ia miliki dilandasi rasa keagamaan yang kental. (RI)

Exit mobile version