YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah– Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta merupakan universitas pertama yang dikelola organisasi perempuan di Indonesia. Adalah ‘Aisyiyah sebagai sayap organisasi perempuan Muhammadiyah yang mendirikan perguruan tinggi tersebut. Berdiri sejak tahun 1917, kepeloporan ‘Aisyiyah dalam pendirian perguruan tinggi tentu sudah berjalan dalam durasi waktu yang cukup panjang. Puncaknya ialah pada 10 Maret 2016 dengan keluarnya Surat Keputusan (SK) Kemenristek Dikti nomor 109/KPT/I/2016, organisasi perempuan berkemajuan ini telah sah memiliki universitas, yaitu Unisa.
Ikhtiar organisasi perempuan Muhammadiyah ini dalam mendirikan perguruan tinggi, Siti Noordjannah Djohantini, Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah mengatakan, sejalan dengan perjuangan tokoh-tokoh perempuan muslim internasioanl terdahulu. Para tokoh perempuan muslim dunia pada abad-abad yang lalu ternyata juga sudah berfikir untuk mendirikan perguruan tinggi guna meningkatkan derajat dan martabat perempuan, sekaligus mengantarkan kaum hawa ini untuk berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dalam bidang apapun dan di level manapun. “Kita sedang meneruskan sejarah,” terangnya.
Upaya pendirian perguruan tinggi oleh tokoh perempuan muslim tersebut, ia melanjutkan, di antaranya, pertama, melahirkan Universitas Al-Qawwiyin di Maroko yang didirakan pada 859 M oleh Fatimah Al-Fakhri. Tokoh perempuan muslim ini merupakan putra dari seorang saudagar besar saat itu. “Mirip-mirip dengan ‘Aisyiyah, a mayoritas para pendirinya juga merupakan pedagang,” ujar Noordjannah.
Kedua, sambung Noordjannah, adalah Universitas Al-Azhar di Kairo, Mesir, yang didirikan sekitar tahun 970-972 M oleh dinasti Fatimiyah yang dinisbatkan ke putra Nabi Muhammad Fatimah Az-Zahra. Sampai hari ini, Universitas Al-Azhar menjadi rujukan dunia dalam bidang sastra Arab dan agama Islam.
Apa yang dilakukan oleh tokoh perempuan muslim terdahulu, Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah ini menegaskan, sama halnya seperti yang dilakukan oleh ‘Aisyiyah sejak berdirinya hingga sekarang. Yaitu meninggikan derajat perempuan dan mengoptimalkan peran dan fungsi perempuan dalam kebaikan, yang salah satunya dengan mendirikan perguruan tinggi. “Artinya, ‘Aisyiyah dan Muhammadiyah itu on the track, pada jalur yang tepat. Yaitu ingin memperjuangkan, ingin berkiprah, agar bagaimana perempuan itu membawakan dunia ini menjadi lebih maju, menjadi berkemajuan,” pungkas Noordjannah dalam sambutannya pada Silaturrahmi Syawalan Keluarga Besar Unisa (17/06). (gsh).