Silaturahim di Rumah Ketua Umum PP Muhammadiyah dan Aisyiyah

Silaturahim di Rumah Ketua Umum PP Muhammadiyah dan Aisyiyah

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah-Ketua Umum PP Muhammadiyah dan Aisyiyah, Haedar Nashir dan Siti Noordjannah Djohantini menyelenggarakan silaturahim dan pengajian bersama masyarakat PRM Tamantirto dan PCM Kasihan. Kegiatan yang dihadiri ratusan warga Muhammadiyah dan masyarakat setempat itu berlangsung pada Jumat malam, 5 Juli 2019, di kediaman Haedar Nashir dan Siti Noordjannah, di Peleman, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta.

Ketua PP Muhammadiyah Agus Taufiqurrahman didaulat memberikan pengajian dalam kegiatan yang dibarengi dengan pembaretan KOKAM Pemuda Muhammadiyah Kasihan ini. Turut hadir, para sesepuh Muhammadiyah setempat, antara lain Hamdan Hambali. Hadir juga Ketua PWM DIY Gita Danupranata, Wakil Ketua MPI PP Muhammadiyah Ahmad Najib Burhani, dan para tamu undangan lainnya.

“Silaturahim ini sebagai wasilah atau sarana untuk, pertama, menghidupkan kembali ghirah keagamaan dan keislaman,” tutur Haedar dalam sambutannya. Diharapkan, Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) ikut mengggairahkan kembali Islam yang merujuk kepada Al-Quran dan Al-Sunnah yang membawa kepada kemajuan.

Warga Muhammadiyah diharapkan selalu menjaga kerukunan dan nilai-nilai tauhid. Sehingga menjadi hamba yang baik, yang menggairahkan ibadah mahdhah yang menjadi sarana taqarrub kepada Allah, sekaligus memperkuat kesalihan diri dan ihsan kepada sesama. “Agama harus membawa kepada kehidupan yang lebih baik dalam berbagai bidang.”

Kedua, silaturahim dan pengajian ini diharapkan menjadi sarana untuk menghidupkan ranting Muhammadiyah. Kekuatan Muhammadiyah salah satunya terletak di cabang dan ranting. Oleh karena itu, peran strategisnya harus ditingkatkan. Kekuatan jamaah ini menjadi potensi organisasi untuk menciptakan masyarakat yang maju dan mandiri.

Ketiga, menghidupkan masjid dan mushala yang ada di ranting untuk menghidupkan kehidupan keagamaan dan kemasyarakatan kita,” ujar Haedar. Kekuatan ini mampu menjaga jamaah dan masyarakat setempat tetap utuh dan tidak mudah terkena goncangan, termasuk goncangan global dan politik.

Keempat, adanya silaturahim ini diharapkan membuat para kader Muhammadiyah semakin guyub, berintegrasi, dan menyatu dengan masyarakat. Kata Haedar, “AMM harus menjadi fail atau penggerak masyarakat. Masyarakat membutuhkan kehadiran pemuda.” Para kader Muhammadiyah diharapkan membawa nilai-nilai utama Islam dalam kehidupan bersama di masyarakat yang guyup dan rukun. “Membawa kerahmatan bagi masyarakat, sehingga Islam menjadi din al-salam, membawa kedamaian, dan sekaligus sebagai din al-tanwir, membawa pencerahan.”

Dari kekuatan jamaah di cabang dan ranting inilah, diharapkan lahir suatu komunitas masyarakat yang memberi nilai bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Pada akhirnya, akan terwujud masyarakat yang baldatun thayyibatun warabbun ghafur. (ribas)

Exit mobile version