• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Jumat, Desember 5, 2025
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result

“Jejak Langkah 2 Ulama” Kedepankan Islam yang Menyejukkan

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
24 Juli, 2019
in Berita
Reading Time: 2 mins read
A A
0
“Jejak Langkah 2 Ulama” Kedepankan Islam yang Menyejukkan
Share

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah– “Jejak Langkah 2 Ulama” merupakan film yang mengangkat ketokohan dua ulama besar Indonesia. yaitu pendiri organisasi Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan dan pendiri organisasi Nahdhatul Ulama (NU) KH Hasyim Asy’Ari. “Keduanya memiliki peran dan pengaruh yang besar terhadap corak Islam di Indonesia yang damai, sejuk, dan toleran, cerminan dari ajaran Islam rahmatan lil ‘alamiin,” terang Sukriyanto AR Ketua Lembaga Seni dan Budaya (LSBO) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah yang juga inisiator ide di balik film ini.

Film jejak langkah 2 ulama ini adalah buah karya kerjasama antara LSBO PP Muhammadiyah dengan Pondok Pesantren (ponpes) Tebuireng, Jombang, Jawa Timur. Salahuddin Wahid Pengasuh ponpes Tebuireng dalam press conference film ini, Rabu (24/07) di kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta menyampikan, dua tokoh yang akan diangkat dalam film tersebut merupakan dua diantara empat raksasa umat Islam pada zamannya. Keempatnya, sebut Gus Solah (panggilan akrab Salahuddin Wahid) selain Kiai Dahlan dan Kiai Hasyim Asy’ari, ialah Umar Said Cokroaminoto dan Agus Salim. “Nama-nama ini adalah tokoh yang luar biasa. Karenanya perlu dan penting dikenalkan kepada masyarakat, supaya masyarakat mengenal lebih dalam dan lebih dekat, dan bisa meneladani sebagai uswah hasanah (panutan),” ucapnya.

Baca Juga

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah

Muhammadiyah Kritik DPR Langgar Keputusan MK

Mengawali press conference tersebut, Sukriyanto menceritakan, bahwa ide pembuatan film ini bermula dari kegelisahannya terhadap kondisi Indonesia kekinian. Di mana akhir-akhir ini banyak tindak kekerasan, aksi terorisme, hingga saling caci-maki yang mengatasnakan Islam. Padahal baginya, Islam itu mengajarkan kebaikan dan mengajarkan kedamaian, agama rahmatan lil ‘alamiin yang ketika berbicara saja harus beretika. “Karena saya suka sejarah kemudian saya melihat kepada kedua organisasi besar Islam di Indonesia yaitu Muhammadiyah dan NU. Di mana kedua organisasi itu didirikan oleh dua tokoh yang sangat luar biasa. Dari situlah kemudian muncul ide untuk membuat film ini,” cerita Sukriyanto.

Sedang menurut Ketua Umum (Ketum) PP Muhammadiyah Haedar Nashir, film ini penting untuk dijadikan proyeksi dari simbolisasi kehadiran kedua tokoh tersebut untuk generasi hari ini dan generasi ke depan. Kedua tokoh ini, baik Kiai Hasyim Asy’ari maupun Kiai Haji Ahmad Dahlan, Haedar mengatakan, sepulangnya dari Makkah dan kembali ke tanah air sama-sama melakukan pembaharuan (tajdid). Kiai Hasyim Asy’ari pulang ke Jombang dengan mendirikan sekaligus melakukan pembaharuan pada dunia pesantren, sedang pembaharuan serupa juga dilakukan KH Ahmad Dahlan di tanah Yogyakarta. “Walau melakukan pembaharuan, cara keduannya merespon reaksi dari umat yang belum siap itu dengan mata air dan telaga, menyejukkan, mendamaikan, dan menyegarkan,” ucapnya.

Dalam konteks kebangsaan, lanjut Ketum PP Muhammadiyah tersebut, kiprah kedua tokoh pendiri organisasi Islam terbesar di Indonesia ini juga luar biasa. Kiai Hasyim terlibat banyak dalam pergerakkan kebangsaan dan Kiai Dahlan ikut membentuk orientasi isu-isu kebangsaan terhadap tokoh-tokoh pergerakan saat itu. Di antaranya ada Sukarno dan Agus Salim yang mengaku terinspirasi dari pemikiran Ahmad Dahlan.

Di akhir sesi, Sukriyanto menegaskan, bahwa film ini benar-benar dibuat oleh LSBO PP Muhammadiyah dan Ponpes Tebuireng. “Jadi semua pekerja sampai pemainnya diambil dari kader-kader Muhammadiyah dan NU. Kita tidak ingin mengandalkan orang lain, karena kami percaya bahwa kami mampu,” tutur Sukriyanto.

Turut hadir dalam press conference siang tersebut Ketum PP ‘Aisyiyah Siti Noor Djannah Djohantini, Ketua PP Muhammadiyah Busyo Muqoddas, dan Sekretaris PP Muhammadiyah Agung Danarto.(gsh).

Tags: Jejak langkah 2 UlamaLSBOmuhammadiyahPonpes Tebuireng
Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah
Berita

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah

28 September, 2024
Prof Dr Abdul Mu'ti
Berita

Muhammadiyah Kritik DPR Langgar Keputusan MK

22 Agustus, 2024
Tingkatkan Taraf Hidup Rakyat, Muhammadiyah MoU dengan BCA Syariah
Berita

Tingkatkan Taraf Hidup Rakyat, Muhammadiyah MoU dengan BCA Syariah

2 Juli, 2024
Next Post
Mimpi UMTAS Tak Lagi Sekadar Mimpi

Mimpi UMTAS Tak Lagi Sekadar Mimpi

Please login to join discussion
  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In