‘Tolong Jaga Republik Ini’

‘Tolong Jaga Republik Ini’

Kepala BNPT di Madrasah Muallimin Muhammadiyah (Foto: Dwi Agus)

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah-Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Komisaris Jendral Polisi Suhardi Alius berkunjung ke Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta, pada Kamis, 1 Agustus 2019. Selain mengadakan pertemuan dengan Tim Pengembangan Madrasah, Buya Syafii Maarif, Haedar Nashir, dan Siti Noordjannah Djohantini, Kepala BNPT ini sekaligus diminta memberikan kuliah umum di hadapan para santri sekolah kader.

Suhardi Alius memberi petuah bagi generasi muda Muhammadiyah supaya memanfaatkan waktu untuk terus mengasah potensi diri dan konsisten di jalan kebenaran. “Harus berani di depan, menjadi generasi rabbani, penuh cinta kasih dan kedamaian. Kukuh bagaikan batu karang,” tuturnya. Para santri diminta untuk terus mengembangkan diri, serius belajar, dan banyak membaca. “Buat kebanggaan bagi orang tua kalian,” ungkap sosok yang dikenal menggunakan pendekatan soft approach dalam menghadapi terorisme ini.

Di usia muda, kata Suhardi, penanaman karakter menjadi yang utama. “Moral paling penting.” Dengan nilai-nilai moral dan integritas yang dipegang, orang akan bisa berlaku lurus, beretika, dan berempati pada sesama. Menurut pengalamannya, banyak orang yang beragama namun tidak memiliki empati, dan pada akhirnya hanya merasa ingin menang sendiri, sembari menyalahkan-nyalahkan orang di luar kelompoknya. “Jangan merasa kita masuk surga sendiri,” ulasnya.

Para santri juga diingatkan untuk percaya diri, optimis, dan memanfaatkan momentum masa muda dengan sebaik-baiknya. “Jadi pemain, siapkan diri, jangan jadi penonton. Kalau tertinggal, kita hanya jadi penonton, jadi konsumen,” ujarnya. Bangsa Indonesia yang besar ini memiliki potensi untuk maju dan menjadi produsen. “Jangan cepat puas. Kelebihan ekspose terus.” Salah satu tantangan terbesar hari ini, kata Suhardi, adalah gadget. Satu sisi, dunia berada dalam genggaman, namun di sisi lain, gawai bisa merusak. Bahkan, banyak anggota teroris yang didoktrin melalui telepon pintar.

Suhardi Alius, Fahmi, Syafii Maarif, Haedar Nashir, Siti Noordjannah rapat pengembangan kampus Muallimin (Foto: Dwi Agus)

Sesuai semangat kemajuan yang diusung Muhammadiyah, Suhardi berharap generasi muda mampu menjadi generasi yang unggul dan berprestasi, serta punya inisiatif untuk maju. “Kalau biasa-biasa saja, tidak diperhitungkan orang. Kalau menonjol (unggul), pasti diperhitungkan,” katanya. Suhardi juga menceritakan pengalaman masa mudanya yang penuh perjuangan hingga menjadi seperti saat ini. “Kalian harus lebih sukses dari saya dan guru-guru kalian.”

Secara khusus, Suhardi mengingatkan para santri untuk terus mencintai tanah air dan menjaganya dengan segenap jiwa nasionalisme. “Tolong jaga republik ini.” Menurutnya, para pendahulu Muhammadiyah telah berbuat banyak melahirkan dan meletakkan pondasi bangsa ini, maka kader Muhammadiyah harus melanjutkan perjuangan mulia ini. Karena peran dan independensinya, ungkap Suhardi, Negara menaruh hormat pada Muhammadiyah, termasuk pada tokohnya semisal Buya Syafii Maarif dan Haedar Nashir. “Ide-ide dari Muhammadiyah ditampung oleh negara,” urai Suhardi Alius. (ribas)

Exit mobile version