KUALA KUMPUR, Suara Muhammadiyah-Qurban adalah hajatan besar ummat muslim seluruh dunia. Semua pihak berlomba untuk memberikan yang terbaik dalam ibadah tahunan ini dalam rangka mendekat dan meningkatkan taqwa kepada Allah meneladani Nabi Ibrahim & Ismail as.
Lembaga penyelenggara qurban pun menjadikan ibadah qurban sebagai salah satu syiar utama indahnya Islam, termasuk Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) di Malaysia.
Sejak berdiri pada tahun 2007, PCIM Malaysia semakin bersinar karena peningkatan jumlah qurban setiap tahunnya. Hal ini tentu berdampak pada semakin luasnya penerima manfaat daging hewan qurban.
Tahun ini, PCIM mendapatkan amanah untuk memotong dan menyalurkan 12 ekor sapi dan 16 ekor kambing di kawasan Kuala Lumpur dan sekitarnya. Selain itu ada 6 hewan yang disalurkan ke Kamboja, dan beberapa daerah di Indonesia.
Menurut Zulfan Haidar, ketua panitia Qurban 1440H, pemotongan dilakukan pada hari pertama Lebaran Haji, yaitu hari Ahad, 11 Agustus 2019 berlokasi di Kampung Baru, Kuala Lumpur. “Pemotongan kurban lebaran haji untuk Muhammadiyah yang berlokasi di kampung baru ini, sudah menjadi acara tahunan dan semakin ramai, alhamdulillaah. Pembukaannya dihadiri oleh Bpk H. Agus Badrul Jamal, Koordinator Fungsi Politik mewakili Duta Besar RI di Malaysia.” ujar Zulfan yang juga merupakan koord MDMC Muhammadiyah Malaysia, ketika diwawancari, Ahad (11/8).
Sesuai rencana, daging qurban akan didistribusikan untuk jamaah Muhammadiyah, Komunitas buruh migran, mahasiswa, masyarakat sekitar Kampung Baru dan penampungan pengungsi Rohingya.
Ketua PCIM Malaysia Assoc Prof Dr Sonny Zulhuda mengapresiasi kerja keras panitia yang kompak dalam mencari sohibul qurban yang cukup banyak. Ini bermakna semakin banyak kaum Muslimin yang dapat ikut bergembira merasakan manisnya daging kurban. Selanjutnya, imbuh Sonny, pencapaian ini akan memperkuat syiar dakwah Islam dan pergerakan Muhammadiyah di Malaysia.
“Sohibul qurban yang lebih dari 100 orang itu termasuk warga negara Indonesia, Malaysia dan Singapura yang ada di Malaysia. Latar belakang profesi mereka pun sangat beragam. Mulai dari profesor di berbagai kampus, pejabat di KBRI, praktisi profesional, pengusaha, sampai pada mahasiswa, ibu rumah tangga dan juga buruh migran,” kata Sonny, yang juga merupakan seorang dosen International Islamic University Malaysia.
Profil sohibul qurban tersebut adalah refleksi keberagaman komunitas yang merupakan mitra dakwah bagi pergerakan Muhammadiyah di Malaysia. “Meskipun tidak semuanya adalah warga Muhammadiyah, bisa dipastikan mereka adalah simpatisan Muhammadiyah di Malaysia,” tegas ayah dari 3 anak ini.
Ia melihat ini sebagai amanah yang tidak terbatas hanya pada pengelolaan dan pendistribusian daging kurban.
“Lebih dari itu, kepercayaan ini adalah aset sosial bagi Muhammadiyah Malaysia melanjutkan usaha dakwah dan pencerahan dimanapun kadernya berada. Misi PCIM Malaysia adalah menginternasionalisasikan Muhammadiyah. Membantu memancarkan sinar pencerahan di luar negeri.”
Sejak 2011 yang lalu, komunitas Muhammadiyah Malaysia PCIM Malaysia secara kontinyu menerima, mengelola dan menyalurkan daging kurban di negeri jiran Malaysia. Usaha ini didukung juga oleh elemen mahasiswa (IMM Malaysia), komunitas ibu-ibu (PCIA Malaysia) dan juga unit MyLazismu serta MDMC Malaysia. Kurban yang dimulai dengan satu ekor sapi di tahun 2011 lalu kini menjadi ajang acara besar dengan peningkatan jumlah hewan kurban dari tahun ke tahun. (Tim Media PCIM Malaysia)