Menjauhi Korupsi

Menjauhi Korupsi

Oleh : Hadyan Iman Prasetya

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

إِنَّ اْلحَمْدَ لِلّهِ نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِيْنُهُ وَ نَسْتَغْفِرُهُ، وَ نَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَ مِنْ سَيِّئاَتِ أَعْمَالِناَ. مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضَلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَا دِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. الَّلهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلىَ نَبِيِّناَ مُحَمَّد وَ عَلىَ اٰلِهِ وَ صَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ فَياَعِبَادَ اللهِ. أُصِيْكُمْ وَإَيّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ

Jama’ah Sholat Jum’ah yang dirahmati Allah SWT

Alhamdulillahi Rabb Al-‘Alamin, segala puja dan puji sudah sepantasnya kita panjatkan kepada Allah SWT, Zat yang nyawa kita ada dalam genggaman-Nya. Segala nikmat telah dikaruniakan oleh-Nya kepada kita, hingga tak terhitung jumlahnya. Selepas syukur, sebagai ummat Nabi Muhammad SAW, maka marilah kita mengharap agar shalawat serta salam selalu dicurahkan oleh Allah SWT bagi Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabat-sahabatnya, maupun bagi seluruh pengikutnya hingga hari akhir kelak.

Selanjutnya, melalui mimbar ini, khatib mewasiatkan kepada diri sendiri dan kepada jama’ah sekalian untuk selalu berusaha meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Karena hanya orang-orang yang bertaqwalah yang akan menjadi pemenang sejati dalam kehidupan.

Sidang jama’ah shalat Jum’at yang berbahagia

Sebagai bentuk refleksi dan pengingat bagi kita, bahwa hikmah-hikmah ritus puasa yang telah kita lakukan selama Ramadhan tetaplah relevan bagi kehidupan kita. Hikmah tersebut seyogyanya juga mampu kita aktualisasikan sehingga tidak hanya bermanfaat bagi diri kita pribadi, namun juga dalam cakupan yang lebih luas, bagi bangsa dan negara misalnya. Salah satu hikmah puasa yang itu adalah bahwa puasa telah mendidik kita untuk menjaga diri dari perbuatan-perbuatan yang bersifat koruptif.

Hal ini amat penting diperhatikan, karena korupsi masih menjadi masalah bangsa ini. Bahkan kita masih saja menemukan pemberitaan mengenai korupsi ini hampir setiap hari di hampir semua bentuk saluran media. Permasalahan korupsi menjadi sesuatu yang masif yang merusak bangsa kita, namun masih sangat sulit untuk ditangani. Oleh karenanya marilah kita menggali manfaat puasa dalam menanggulangi permasalah korupsi ini.

Hadirin shalat Jum’at yang dimuliakan Allah SWT

Secara teoritis motivasi seseorang untuk berbuat korupsi dapat dilandasi oleh dua faktor, pertama karena kebutuhan, sehingga disebut corruption by need, dan yang kedua karena kerakusan atau disebut corruption by greed. Keduanya tentu tidak ada yang benar, namun demikian banyak yang sepakat bahwa korupsi yang ditimbulkan oleh kerakusan lebih berbahaya. Perilaku korupsi yang didasari kerakusan ini amat erat kaitannya dengan hawa nafsu dan ketidakmampuan kita untuk mensyukuri apa yang telah kita dapatkan dalam pekerjaan kita. Ibadah puasa telah mengajarkan kita untuk memerangi hal-hal tersebut, sehingga puasa sejatinya telah membentengi diri kita dari sifat krouptif itu sendiri. Makna dan esensi puasa yang berupa menahan atau imsak adalah sebuah pelajaran berharga, dan upaya kita untuk memerangi kerakusan yang menjadi salah satu penyebab perilaku koruptif ini.

Selain esensi puasa yang bermakna menahan, puasa sesungghnya juga adalah bentuk syukur kita keada Allah SWT. Perilaku koruptif karena kerakusan itu timbul dari ketidakmampuan kita untuk mensyukuri apa yang telah diberikan oleh Allah SWT sebagai Maha Pemberi bagi kita. Kita lupa untuk mensyukuri nikmat-nikmatNya, oleh karenanya ibadah puasa itu juga telah mengajarkan kita untuk menjadi orang yang bersyukur. Rasulullah SAW bersabda :

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رضي اللّه عنه قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللّهِ صلّى اللّه عليه وسلّم اُنْظُرُوْا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلَا تَنْظُرُا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لاَ تَزْدَرُوْا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ

Arti :

Dari Abū Hurairah  ia berkata, Rasūlullāh  bersabda, “Lihatlah kepada yang di bawah kalian dan janganlah kalian melihat yang di atas kalian, sesungguhnya hal ini akan menjadikan kalian tidak merendahkan nikmat Allāh yang Allāh berikan kepada kalian.” (HR Muslim)

Bukankah, sesuai Hadits di atas, puasa membuat kita merasakan bagaimana rasanya lapar dan haus, membuat kita memahami bagaimana keadaan orang yang tidak lebih beruntung daripada kita, sehingga sesungguhnya, sekali lagi, puasa mengajarkan kita untuk mensyukuri nikmat Allah SWT. Oleh karenanya sudah seharusnya bahwa ibadah puasa yang telah kita selesaikan itu membawa dampak bagi kita untuk bisa mensyukuri nikmat Allah SWT, dan pada gilirannya dapat mengeliminir sifat-sifat kerakusan kita yang menyebabkan kita korupsi.

Hadirin kaum Muslimin yang diberkahi Allah SWT …

Puasa juga telah menanamkan kepada kita sifat Muraqabah yaitu sifat atau perasaan bahwa kita selalu diawasi oleh Allah SWT. Sebagaimana kita pahami bersama bahwa puasa merupakan ibadah yang membawa diri kita untuk intim kepada Allah SWT, bahkan ibadah puasa adalah ibadah eksklusif bagi Allah SWT. Sebagaimana dalam potongan hadits qudsi berikut:

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ

Arti:

“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya… .” (HR. Bukhari dan Muslim)

Sehingga, sejatinya Allah SWT merupakan satu-satunya pengawas dalam ibadah puasa kita, di samping sesungguhnya bahwa Allah SWT memang Maha Mengetahui segala sesuatu. Keyakinan bahwa Allah SWT selalu mengawasi kita mengeliminasi keinginan kita untuk berkorupsi, karena tidak sedikit bahwa pelaku-pelaku korupsi selama ini merasa bahwa tidak ada yang mengawasi mereka ketika melakukan praktik korupsi tersebut.

Jamaah shalat Jum’at yang berbahagia

Demikian kiranya penjelasan mengenai salah satu hikmah puasa, yaitu menjauhkan diri dari sikap koruptif. Semoga puasa yang telah selesai kita laksanakan dapat memberikan dampak yang serupa dan dapat memberikan kontribusi positif bagi diri kita maupun bagi bangsa dan negara.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فىِ اْلقُرأنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنَ الاٰيَاتِ وَالذِّكْرَ اْلحَكِيْمِ، وَ تَقَبَّلَ مِنيِّ وَ مِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ الَسمِيْعُ اْلعَلِيْمُ

 

KHUTBAH KEDUA

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِه وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ  أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ

Akhirnya, pada khutbah kedua ini, marilah kita berdo’a seraya mengharapkan selalu dilimpahi kebaikan dunia dan akhirat.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ


Kader Muhammadiyah, NBM. 1185468

Exit mobile version