BANJARNEGARA, Suara Muhammadiyah–Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Banjarnegara melalui Lazismu menyerahkan beasiswa kepada 4 orang anak sekolah korban bencana tanah longsor Jemblung, Karangkobar. Penyerahan simbolis dilakukan di kantor Lazismu Banjarnegara Jalan Ahmad Dahlan, Banjarnegara, 22 Agustus 2019. Acara tersebut dihadiri oleh pengurus Lazismu, para penerima beasiswa dan wali siswa.
“Para penerima beasiswa terdiri dari seorang siswa SD, dua SMP, dan seorang siswa SMA” kata Sekretaris Lazismu Nunik Asih Triana, usai penyerahan beasiswa.Total penerima beasiswa, sebenarnya ada 5 anak. Namun 1 anak yang bernama Puput Dewi Handayani dari Purwodadi Karangkobar, telah menyelesaikan sekolahnya di SMA Karangkobar tahun ini. Sehingga kini Puput tidak lagi menerima beasiswa.
Hal ini sesuai dengan standar wajib pendidikan hingga minimal SMA. “Sesuai ketentuan pemberian beasiswa diberikan kepada anak sekolah korban Jemblung hingga lulus sekolah setingkat SMA atau yang sederajat. Karena itu, Puput kini tidak lagi menerima beasiswa,” katanya. Beasiswa Muhammadiyah diberikan pada anak sekolah korban bencana longsor sejak tahun 2015. Tahun 2015 ini merupakan tahun terjadinya bencana yang menelan korban jiwa 100 orang lebih.
“Anak-anak ini dahulunya merupakan anak asuh MDMC yang bertugas di Jemblung, Karangkobar. Salah satu bagian dari Muhammadiyah yang tugasnya menjadi relawan bencana,” katanya. Badan Eksekutif Lazismu, Tristiyanto mengatakan bahwa besaran beasiswa yang diterima anak-anak berbeda sesuai jenjangnya.
Selain itu, nilai beasiswa tiap tahunnya berubah menyesuaikan dengan kebutuhan anak-anak di tingkatan masing-masing dan juga fluktuasi nilai mata uang. Misal Reihan Affandi, siswa SDN 2 Sampang, putra dari Ibu Sarinah warga Dusun Tekik Sampang Karangkobar. Pada tahun pertama mendapatkan beasiswa nilai yang diperleh sebesar Rp 3.000.000 untuk 1 tahun. Pada tahun ini Rehan Afandi mendapatkan Rp 5.000.000. “Ketika Reihan duduk pada kelas XII atau kelas 3 SMA, Dia akan memperoleh bea siswa sebesar Rp 21 juta,” ujarnya.
Biasanya mereka melakukan pengambilan manakala anak-anak membutuhkan dana untuk membeli sepatu untuk membeli baju atau untuk program-program sekolah yang lainnya yang tidak dicover oleh SPP seperti praktikum, study tour, dan sebagainya. Karena rata-rata anak bersekolah di Karangkobar, dalam menggulirkan program beasiswa tersebut lazis Muhammadiyah menggandeng lembaga keuangan BTM Banjarnegara cabang Wanayasa. “Hal ini dilakukan untuk memudahkan kontrol dari Lazismu kepada aktivitas penggunaan dana yang diharapkan bisa optimal untuk anak sekolah,” katanya.
Salah seorang Wali Siswa penerima beasiswa, Ibu Sarinah mengatakan dirinya merasa sangat terbantukan dengan adanya program beasiswa ini. Program ini, katanya, sangat berarti bagi dirinya dan orang tua lain penerima beasiswa. “Sungguh sangat membantu sekali. Beasiswa ini datang bersamaan dengan waktunya kami harus menata kembali kehidupan yang baru saja tersapu bencana. Di sisi lain ada yang memikirkan biaya pendidikan anak-anak kami. Terima kasih para dermawan, terima kasih Muhammadiyah, dan terima kasih Lazismu,” katanya. (eKo)