Oleh : Ilham Lukmanul hakim
Assalaamu’alaikum Wr Wb
إنّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّ قُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Jama’ah sidang jum’at rahimakumullah
Bila orang masih suka membangkang, itu makananya ia belum menyerah. Ada pada dirinya keangkuhan dan kesombongan, hingga mampu melalaikan serta menafikan perintah maupun larangan.
Marilah kita perhatian, ketika seseorang mengatakan amantu billah berarti ia yakin dan percacya akan sang pencipta; keberadaan Allah, segala sifat kemahaannya, juga segala kehendaknya, inilah iman. Bukan hanya diperkatakan saja iman itu, namun juga harus diyakini dan diamalkan melalui pernyataan diri: wa aslamtu lahu, dan sayapun berserah (menyerah) diri kepada Allah. Menyerah akan segala ketetapan yang Allah berikan, menyerah akan segala perintah dan apa yang Allah larangkan pada makhluknya, inilah islam.
Menyerah haikatnya membawa pada pengabdian, sedang pengabdian adalah tugas hamba kepada tuhan yang maha kuasa.
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”
QS. Adz-Dzariat( 51) : 56
Apalah diri hendak bersombong diri, bila nyatanya raga bak debu dilautan pasir. Kecil, melayang ringan melebihi pasir itu sendiri, tak ada pilihan selain terbang mengikuti hembusan angin membawa. Apalah lagi membangkang dan menentang kepada petunjuk Ilahi, bila raga ada dalam genggaman Rabbi. Tak ada pilihan lain selain tunduk pada penguasa diri.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Menyerah kepada Allah akan menjauhkan manusia dari sifat-sifat tercela dan perbuatan merusak diri sendiri maupun orang lain. Sebab ia senantiasa berjalan diatas petunjuk dan rambu-rambu yang Allah berikan kepadanya. Hidup menjadi lebih produktif dan berarti, sebab ia memilih berusaha melakukan kebaikan dibanding tidur bermalasan. Tak perduli akan halang rintang yang menerjang, atau sakit yang menusuk tulang, yang terpenting adalah ia melaksanakan perintah Allah dan Allah senang akan dirinya.
Beriman berarti yakin serta percaya, sedang implementasinya adalah berislam. Yaitu berserah diri terhadap setiap ketetapan, perintah serta larangan sang pencipta terhadap hambanya. Apabila didapati seseorang yang mengaku beriman dan berislam namun tidak melaksanakan shalat lima waktu, tidak berpuasa atau tidak pula menunaikan zakat, maka apabila kita jujur dan renungi secara dalam kepada diri, tidaklah hal tersebut terjadi selain karena belum bulatnya iman dan islam yang terpatri dalam diri.
Menyerah kepada penindasan berarti kehinaan, menyerah dari lelahnya belajar berarti kebodohan, menyerah dari cita-cita berarti kematian. Namun, menyerahkan diri kepada Allah berarti kemenangan, kemuliaan, dan sekaligus kebahagiaan didunia dan diakhirat.
Meyerah berarti taat, melaksanakan segala perintah dan menjauhi segala laranganNya. Menyerah berarti mengaku diri rendah dihadapan Sang Maha Tinggi. Menyerah kepada Ilahi rabbi, berarti membiarkan diri menuju peradaban tinggi.
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan” QS al-‘Alaq (96) : 1
بارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ
الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ
KHUTBAH II
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ .اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. وقَالَ اللَّهُ تَعَالَى في القرآن الكريم : وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى
Jama’ah sidang Jum’at yang berbahagia
Marilah pada khutbah yang kedua ini kita sama-sama berdoa keharibaan Allah swt. Agar dapat senantiasa istiqamah dalam beramal ibadah, menjadikan Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang berhak dan selalu disembah. Dijauhkan dari sifat-sifat kesombongan serta keangkuhan. Senantiasa menyerah, mengabdi, tunduk dan patuh kepada Ilahi rabbi.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ. رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. وصلّى الله على نبينا محمّد, والحمد لله ربّ العالمين.
Mahasiswa Tafsir Hadis UAD