Oleh : Yunahar Ilyas
Nama Nabi Sulaiman ‘alaihi as-salâm disebut dalam Al-Qur’an sebanyak 17 kali, tersebar dalam 7 Surat: 5 Makkiyah dan 2 Madaniyah. Paling banyak terdapat dalam An-Naml (7 kali), kemudian Surat Al-Anbiya’ (3 kali), Surat Al-Baqarah (2 kali dalam satu ayat), Surat Shad (2 kali) seterusnya Surat An-Nisa’, Surat Al-An’am, dan Surat Saba’ masing-masing 1 kali. Pertama kali disebut dalam Mushaf pada Surat Al-Baqarah ayat 102. Allah SWT berfirman:
وَٱتَّبَعُواْ مَا تَتۡلُواْ ٱلشَّيَٰطِينُ عَلَىٰ مُلۡكِ سُلَيۡمَٰنَۖ وَمَا كَفَرَ سُلَيۡمَٰنُ وَلَٰكِنَّ ٱلشَّيَٰطِينَ كَفَرُواْ يُعَلِّمُونَ ٱلنَّاسَ ٱلسِّحۡرَ وَمَآ أُنزِلَ عَلَى ٱلۡمَلَكَيۡنِ بِبَابِلَ هَٰرُوتَ وَمَٰرُوتَۚ وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنۡ أَحَدٍ حَتَّىٰ يَقُولَآ إِنَّمَا نَحۡنُ فِتۡنَةٞ فَلَا تَكۡفُرۡۖ فَيَتَعَلَّمُونَ مِنۡهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِۦ بَيۡنَ ٱلۡمَرۡءِ وَزَوۡجِهِۦۚ وَمَا هُم بِضَآرِّينَ بِهِۦ مِنۡ أَحَدٍ إِلَّا بِإِذۡنِ ٱللَّهِۚ وَيَتَعَلَّمُونَ مَا يَضُرُّهُمۡ وَلَا يَنفَعُهُمۡۚ وَلَقَدۡ عَلِمُواْ لَمَنِ ٱشۡتَرَىٰهُ مَا لَهُۥ فِي ٱلۡأٓخِرَةِ مِنۡ خَلَٰقٖۚ وَلَبِئۡسَ مَا شَرَوۡاْ بِهِۦٓ أَنفُسَهُمۡۚ لَوۡ كَانُواْ يَعۡلَمُونَ ١٠٢
“Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), Padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: “Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir”. Maka mereka mempelajari dari kedua Malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah. dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, Sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui.” (Q.S. Al-Baqarah 2: 102)
Setelah Nabi Sulaiman meninggal dunia, kerajaan Bani Israil terbelah dua. Pertama kerajaan yang dipimpin oleh putera Nabi Sulaiman yang bernama Rahbi’am dengan ibukota Yerusalem. Kedua, kerajaan yang dipimpin oleh Yurbiam, putera Banath, salah seorang anak buah Nabi Sulaiman yang gagah berani dan diserahi beliau kekuasaan yang berpusat di Samirah. Ia digelari Raja Israil, tetapi masyarakatnya sangat bejat dan mengaburkan ajaran agama. Terjadi persaingan antara dua kerajaan ini. Putera Sulaiman mengandalkan dirinya sebagai putera seorang Nabi yang memiliki nama harum di masyarakat. Maka untuk mengecilkan nama Putera Sulaiman ini, pihak musuhnya menyebarkan isue negatif dan kebohongan terhadap Sulaiman. Mereka katakan Sulaiman telah kafir, kekuasaannya yang demikian besar sebenarnya adalah karena sihir. Maka Surat Al-Baqarah ayat 102 ini membantahnya, tidak benar Sulaiman telah melakukan dan mengajarkan sihir, hanya syaitan-syitanlah yang melakukan sihir. Demikian dijelaskan oleh Thahir ibn Asyur sebagaimana dikutip Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah (1: 266).
Terakhir kali nama Sulaiman disebut dalam Mushaf pada Surat Shad ayat 34. Allah SWT berfirman:
وَلَقَدۡ فَتَنَّا سُلَيۡمَٰنَ وَأَلۡقَيۡنَا عَلَىٰ كُرۡسِيِّهِۦ جَسَدٗا ثُمَّ أَنَابَ ٣٤
“Dan sesungguhnya Kami telah menguji Sulaiman dan Kami jadikan (dia) tergeletak di atas kursinya sebagai tubuh (yang lemah karena sakit), kemudian ia bertaubat.” (Q.S.Shad 38: 34)
Beragam penafsiran tentang maksud ujian yang ditimpakan Allah SWT kepada Nabi Sulaiman. Sebagian penafsiran mengutip cerita-cerita yang aneh-aneh tentang jasad yang tergeletak di atas singgasana Sulaiman. Tetapi tidak ada satupun penjelasan yang memuaskan dan bisa diterima. Dalam Tafsir al-Muntakhab, sebagaimana dikutip Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah (12:143) dinyatakan bahwa ayat ini bersifat metaforis. Maknanya: “Kami telah menguji Sulaiman sehingga ia tidak tergoda oleh kekuasaan. Kami menjadikannya tergeletak di atas kursinya sebagai jasad yang tidak mampu mengendalikan urusan. Kemudian ia menyadari cobaan itu dan segera kembali bertaubat kepada Allah SWT”.
Sebahagian ahli tafsir mengatakan bahwa yang dimaksud dengan ujian ini ialah keberantakan kerajaan Sulaiman sehingga orang lain duduk di atas singgasananya.
Nasab dan Tempat
Karena Sulaiman adalah putera Nabi Daud AS, maka nasabnya tentu mengikuti nasab Daud yang sudah diungkap dalam pembahasan tentang Nabi Daud sebelumnya. Kita tidak perlu mengutipnya kembali secara lengkap dalam bagian ini, cukup kita kutip satu versi saja yaitu versi Ibn Katsir. Berdasarkan versi itu maka Sulaiman adalah putera Daud ibn Isyar ibn Uwaid ibn ’Abir ibn Salmun ibn Nakhsun ibn Uwainadzab ibn Aram ibn Hashrun ibn Farash ibn Yahudza ibn Yakub ibn Ishak ibn Ibrahim.
Ilmu dan Kekuasaan Sulaiman
Sebagai seorang Raja yang juga Nabi, Sulaiman dianugerahi oleh Allah SWT ilmu dan kekuasaan yang luar biasa, melebihi ilmu dan kekuasaan yang diberikan kepada Nabi Daud, bapaknya. Sulaiman punya kemampuan memahami dan dapat berbicara dengan binatang seperti burung dan semut. Sebagai Raja, Sulaiman tidak hanya dapat memerintah manusia, tetapi juga dapat memerintah jin, burung dan angin. Allah SWT berfirman:
وَلَقَدۡ ءَاتَيۡنَا دَاوُۥدَ وَسُلَيۡمَٰنَ عِلۡمٗاۖ وَقَالَا ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ ٱلَّذِي فَضَّلَنَا عَلَىٰ كَثِيرٖ مِّنۡ عِبَادِهِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ ١٥ وَوَرِثَ سُلَيۡمَٰنُ دَاوُۥدَۖ وَقَالَ يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ عُلِّمۡنَا مَنطِقَ ٱلطَّيۡرِ وَأُوتِينَا مِن كُلِّ شَيۡءٍۖ إِنَّ هَٰذَا لَهُوَ ٱلۡفَضۡلُ ٱلۡمُبِينُ ١٦ وَحُشِرَ لِسُلَيۡمَٰنَ جُنُودُهُۥ مِنَ ٱلۡجِنِّ وَٱلۡإِنسِ وَٱلطَّيۡرِ فَهُمۡ يُوزَعُونَ ١٧
“Dan sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Daud dan Sulaiman; dan keduanya mengucapkan: “Segala puji bagi Allah yang melebihkan Kami dari kebanyakan hamba-hambanya yang beriman”. Dan Sulaiman telah mewarisi Daud, dan dia berkata: “Hai manusia, kami telah diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) ini benar-benar suatu kurnia yang nyata”. Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan). “ (Q.S. An-Naml 27: 15-17)
Nabi Sulaiman, sebagaimana bapaknya, sangat menyadari bahwa semua ilmu dan kekuasaan yang mereka miliki itu adalah semata-mata anugerah dari Allah SWT oleh sebab itu mereka berdua sangat mensyukurinya. (bersambung)