BANJARNEGARA, Suara Muhammadiyah-Selama 4 hari tepatnya tanggal 28 dan 29 bulan September 2019 serta tanggal 1 dan 2 Oktober 2019 Lazismu menggelar pelatihan produksi ecoprint, di Desa Merden dan Desa Mertasari Kabupaten Banjarnegara.
Sebagai program pemberdayaan perempuan, sebuah program yang produktif untuk menggugah kesadaran masyarakan supaya mandiri serta bisa meninggkatkan ekonomi keluarga. Pelatihan ini diikuti lebih dari 20 peserta setiap harinya.
Menggandeng mentor yang sudah berpengalaman dan profesional di bidangnya, Pupung Pursita dari Purwokerto. Pupung memberikan bekal ilmu tersebut dengan sangat bagus serta sangat komunikatif sehingga peserta pelatihan mengikuti proses dengan seksama dari awal hingga akhir. Dari mulai mempersiapkan bahan berupa daun daun yang punya bentuk unik serta pigmen warna yang indah, proses produksi sampai dengan berhasil membuat kain dengan motif daun-daunan yang ada di sekitar tempat tinggal.
Ecoprint adalah sebuah metoda membatik dengan menggunakan bahan bahan alami yang ramah lingkungan yang ada di seputar kita. Untuk pewarna menggunakan bahan dari kayu, kulit kayu atau kulit buah buahan. Misalnya kayu secang untuk membuat warna merah dan sebagainya. Sementara untuk corak batiknya menggunakan dedaunan yang mempunya bentuk unik serta pigmen warna yang indah.
Tidak hanya berhenti pada pelatihan tetapi Lazismu juga mengajak peserta untuk langsung produksi dengan di fasilitasi bahan baku, kemudian untuk hasil produksi akan di pertemukan dengan pasar di kota kota besar sebagai produk yang mempunyai nilai jual cukup bagus..
Tristiyanto selaku direktur Lazismu Banjarnegara mengajak kepada peserta untuk serius dalam belajar, sehingga bisa mendapatkan ilmu yang nantinya sebagai bekal untuk menambah penghasilan di sebuah keluarga, guna meningkatkan taraf hidup terutama untuk bisa menyekolahkan anak anak sampai dengan sekolah tinggi. Dengan harapan bahwa nantinya anak anak tumbuh dengan derajat yang lebih baik seperti janji Allah SWT.
Lazismu senantiasa akan terus bergerak untuk memberdayakan masyarakat supaya kehidupan mereka lebih baik sehingga suatu saat mereka menjadi muzaki bukan lagi sebagai mustahik. (MPI Banjarnegara)