JAKARTA, Suara Muhammadiyah-Al-wasth Institute berkerjasama dengan Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta (HIMAPOL UMJ) menyenglengarakan diskusi publik bertajuk : “Basis spiritual studi, sukses memimpin negri” di aula Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Jakarta, Kamis (17/10/2019).
Diskusi diikuti dari berbagai aktifis organisasi intra dan ekstra kampus dan kelompok Cipayung Plus tersebut menghadirkan Sekretaris Lembaga Dakwah Khusus PP Muhammadiyah , Faozan Amar, Wakil Dekan FISIP UMJ, Djoni Gunanto, Ketua Umum DPP IMM, M Najih Prasetyo, Ketua HIMAPOL UMJ, Dhiki Ramandha Putra sebagai narasumber.
Acara dibuka Ma’mun Murod Al-Barbasy, Dekan Fakultas FISIP UMJ. “Untuk menjadi pemimpin tidak cukup hanya dengan memeliki wawasan yang luas saja, tapi harus diperhatikan juga nilai spiritualitasnya”, ungkap Ma’mun.
Diskusi publik mahasiswa ini bertujuan untuk mengasah karakter kepemimpinan mahasiswa calon pemimpin bangsa. Dhiki mengajak, dalam mengimpletasikan kepemimpinan mulai dari hal yang terdekat contoh di lingkungan kampus. “Di Kampus ada banyak organisasi yang menyediakan pelatihan kepemimpinan dari situ kita bisa belajar”, tandasnya.
Sementara itu, Djoni memaparkan tentang 2 teori kepemimpinan, yaitu kepemimpinan yang dilahirkan dari kalangan golongan berdarah biru dan kepemimpinan yang diciptakan melalui organisasi seperti organisasi kemahasiswaan. “Karena itu basis kepemimpinan harus diimbangi dengan pengalaman dan basis spiritual”, ujarnya
Kepemimpinan juga harus memiliki rujukan seperti yang dicontohkan Rasulullah. Menurut Faozan, basis profetik harus sebagai landasan kepemimpinan. “Pemimpin itu harus memiliki empat sifat yaitu Sidiq, tabligh, amanah, fathonah sebagai basis seorang pemimpin, dan Jokowi dalam banyak hal memenuhi empat sifat tersebut”, ujar Faozan.
“Karena itu, pemimpin yang dipilih secara legal Konsitusional harus kita dukung dan diberi kritik jika memang ada yang keliru dengan kepemimpinannya” kata Faozan menambahkan.
Mengafirmasi dari seluruh narasumber, Najih menambahkan basis kepemimpinan yang terpenting memiliki Wijah (gagasan) yang kuat yang diperoleh dari basis keilmuan yang memadai. (Khubab/FA)