Oleh: Agus Samsudin
Perjalanan minggu lalu ke Kediri-Nganjuk-Madiun membuat saya semakin optimis bahwa perkembangan RS PKU Insya Allah akan tetap kuat kedepannya. Ada 5 rumah sakit yang saya kunjungi. Rumah sakit PKU Siti Khodijah milik Cabang Gurah, rumah sakit Surya Melati milik PDM Kabupaten Kediri, RS PKU Ahmad Dahlan milik PDM Kota Kediri, RSI Aisyiyah Nganjuk dan RS PKU Siti Asiyah Madiun.
Mengapa saya optimis?
Pertama, semua rumah sakit mulai dari bawah, berawal dari rumah bersalin atau klinik kemudian membesar dan setelah 10 atau 15 tahun berubah menjadi rumah sakit. Ini adalah pola pertumbuhan PKU yang menurut saya mempunyai fondasi kuat bagi rumah sakit karena dia berkembang bersama masyarakat dan berbasis komunitas. Saat ini bisnis sosial berbasis komunitas adalah bisnis yang berkelanjutan.
Kedua, banyak orang muda. Saya bertemu dengan manajer-manajer yang masih muda usianya. Mereka yang berkhidmat di amal usaha dan mengembangkan diri dengan penuh keceriaan. Dari mereka saya mendapat banyak kisah heroik ketika merintis amal usaha kesehatan ini. Kegembiraan, keceriaan dan gairah bermuhammadiyah terasa mencerahkan.
Ketiga, sehat secara keuangan. Semua rumah sakit yang saya kunjungi masih mempunyai sisa hasil usaha sekalipun dihimpit oleh mundurnya pembayaran BPJS. Pasien rumah sakit berkisar antara 60-70%. Kunjungan pasien rawat jalan dan rawat inap sangat bagus dengan layanan medis bervariasi.
Keempat, ada inovasi/unggulan baru. Beberapa rumah sakit mengembangkan layanan baru. PKU Madiun mempunyai PCNL (Percutaneus Nephrolitotomi) adalah alat untuk operasi batu ginjal dengan minimum intervensi, menjadi satu-satunya di karesidenan Madiun. PKU Ahmad Dahlan ada pelayanan thalassemia (kanker darah) satu hari juga satu-satunya di Kediri. RS Siti Khodijah sedang menyelesaikan bangunan dua lantai untuk layanan klinik dan rawat inap, awal tahun bisa diresmikan pengguananya. RS Surya Melati sebentar lagi segera akreditasi untuk meningkatkan kualitas layanannya. RSI Aisyiyah Nganjuk sudah merencanakan renovasi total rumah sakit menjadi lebih modern. Tahun depan akan dimulai.
Diantara optimisme diatas saya juga meyakini perlunya RS PKU untuk berpikir secara kolektif atau ber-sinergi. Khusus untuk lima RS diatas dan kedepan bisa dikembangkan dengan dua RS PKU Ponorogo saya mengusulkan akselerasi pertumbuhan sebagai berikut.
Pertama, pemasaran Bersama. Rumah sakit bisa membuat program pemasaran tahunan yang melibatkan semua pku. Misalnya ada program bersama medical check up, dibuat promosi bersama di radio, koran atau media sosial. Bisa juga bakti masyarakat berbarengan sehingga komunikasi kepada masyarakat luas bisa efektif. Alternatif lain adalah saling mempromosikan. Jika di rs Ahmad Dahlan ada layanan sehari pengobatan Thalasemia rumah sakit lain ikut merujukkan dan mempromosikan. Singkatnya, bagian marketing atau humas kelima rumah sakit bertemu dan membuat program bareng. Optimis Bisa dan pasti Bisa.
Kedua, program ATM. Ini bukan Anjungan Tunai Mandiri tetapi singkatan dari Amati, Tiru, Modifikasi. Setiap rumah sakit mempunyai unggulan atau hal-hal yang bagus. Bisa dari desain ruangan, layanan baru, pelatihan, kebersihan, tata letak, seragam apapun itu yang bagus. Jadi kalau RS Siti Khodijah ingin melakukan perubahan tinggal Amati saja apa yang sudah bagus di rumah sakit lain, minta konsepnya, diskusikan dan minta diajari. Langkah kedua Tiru saja, tidak perlu malu karena dengan sesama pku. Proses juga lebih cepat dan efisien karena tidak harus mulai dari nol. Nah, ketika sudah implementasi tinggal di mofifikasi supaya lebih baik dan sesuai dengan kebutuhan organisasi. Saling memberi dan menerima Insya Allah membawa keberkahan.
Konsep diatas sederhana kok, diawali dari Kediri-Madiun-Nganjuk. BISA!!!!