Menjejak Kiprah Pers Muhammadiyah

Judul                : Sejarah Seabad Suara Muhammadiyah Jilid 1 (1915-1963)

Penyusun          : Tim Pusdalitbang SM (Koordinator: Muhammad Yuanda Zara)

Penerbit            : Suara Muhammadiyah

Cetakan 1        : Februari 2019

Tebal, ukuran   : xxxviii + 240, 15 x 23 cm

 

Pemikir asal Moroko, Abdallah Laroui dalam The Crisis of the Arab Intellectual (1974), mengemukakan sebuah pernyataan yang sering dikutip ulang oleh Ahmad Syafii Maarif, bahwa risiko dari pandangan ahistoris hanya satu: orang gagal membaca realitas. Pemahaman sejarah adalah keniscayaan supaya tidak menjadi gagal paham. Buya Syafii dalam sebuah tulisannya di Republika, 8 Januari 2019, menuturkan, “Realitas kekinian adalah buah dari kelampauan kita yang sudah menyejarah, dan kompleks sekali. Orang tidak akan paham tentang masalah-masalah kekinian jika abai terhadap masa silam, yang jauh atau yang dekat.”

Sejarah bukan sekadar romantisis untuk meratapi masa lalu. Sejarah merupakan jembatan penghubung antara masa lampau dengan masa kini, dan sekaligus berfungsi untuk menunjukkan arah ke masa depan. Tanpa pengetahuan sejarah yang memadai, arah masa depan akan kabur. Akibatnya, ketika menghadapi situasi kekinian, orang menjadi gagap dalam mengambil keputusan. Padahal, dunia terus bergerak dinamis.

Persyarikatan Muhammadiyah sedang menapaki dasawarsa pertama abad kedua. Sepanjang pergumulannya, mengalami banyak peristiwa yang patut dicatat sejarah. Dalam menopang dokumentasi dan publikasi, Suara Muhammadiyah sebagai media resmi organisasi, berperan meneguhkan dan mencerahkan peradaban serta menjadi kepanjangan tangan Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Sejak awal mula kelahirannya, Suara Muhammadiyah memainkan peran strategis. Mengembangkan wawasan keagamaan dan kebangsaan, mendorong masyarakat untuk bangkit mengejar ketertinggalan. Jalan menuju kemajuan hanya bisa diraih dengan bekal pengetahuan yang mendalam. Peran itu dijalankan dengan konsisten sejak 1915 sampai dengan hari ini.

Suara Muhammadiyah menjadi museum berjalan Muhammadiyah. Mengabadikan setiap fragmen peristiwa di tubuh persyarikatan, sehingga bisa dinikmati oleh khalayak. Bangunan besar Muhammadiyah hanya akan utuh ketika di dalamnya ada Suara Muhammadiyah, yang menjadi medium penyemaian ide, ideologi, nilai, hingga paham keagamaan yang berkemajuan dan mencerahkan. Namun, dedikasi SM belum terdokumendasikan dengan baik.

Buku ini mencoba menampilkan tentang jati diri Suara Muhammadiyah. Menguak tentang jejak kelahiran, kemunculan gagasan berkemajuan di edisi awal, pewartaan persyarikatan hingga tingkat cabang dan ranting, sampai membangun relasi dengan sejawat pers. Suara Muhammadiyah juga berperan dalam membentuk cara pandang, mempromosikan temuan teknologi pada zamannya, sampai mengorbitkan para intelektual dengan menyediakan wadah bagi mereka untuk menyuarakan gagasan. Buku ini ikut memotret perjalanan SM dalam menghadapi dinamika dan tantangan di setiap babakan sejarah.

Di salah satu bagian, buku ini juga menampilkan pola relasi antara Suara Muhammadiyah dengan pembaca atau pelanggannya. Terdapat relasi dua arah yang mendorong Suara Muhammadiyah terus berkembang. Para pelanggan diberikan kesempatan untuk terlibat menyampaikan masukan. Konten hingga tampilan SM bahkan disesuaikan dengan keinginan dan kenyamanan pembaca. (ribas)

Exit mobile version