YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah– Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah (PPA) bekerjasama dengan Wardah Cosmetik dan Lazismu PP Muhammadiyah, sejak 2016 menggulirkan program Rias@ Corner. Program ini semacam pelatihan dan workshop guna melahirkan perempuan-perempuan pelaku usaha dibidang rias dan kecantikan.
Terhitung sejak tahun 2016, Rias@ Corner telah melahirkan setidaknya 600-an perempuan pelaku usaha rias dan kecantikan yang tersebar di 30 kabupaten dan kota di 13 provinsi se-Indonesia. Khusus setahun selama tahun 2019, program pemberdayaan ekonomi ini telah menghantarkan 134 perempuan pelaku usaha di 20 kabupaten dan kota dari 7 provinsi se-Indonesia. di antaranya dari DIY, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Lampung, dan Sumatera Barat.
“Kalau kita lihat di online, omset kami selama 2019 mencapai 600-an juta. Tapi riilnya lebih dari itu, karena sebagian juga melakukan secara offline. Mungkin omset riilnya diangka 1 milyar,” terang Laras Widiaswati Wakil Ketua Majelis Ekonomi dan Ketenagakerjaan PPA pada Public Expose Program Rias@ Corner ‘Aisyiyah di aula PDM kota Yogyakarta, Sabtu (28/12/19).
Latifah Iskandar Ketua PPA menambahkan, bahwa program ini sejalan dengan program pemberdayaan dan penurunan angka kemiskinan dunia. Sebagaimana indikator SDGs tujuan pertama, yaitu untuk mengakhiri segala bentuk kemiskinan di mana pun, yang targetnya adalah pada 2030 setidaknya mengurangi setengah proporsi laki-laki, perempuan, dan anak-anak yang hidup dalam kemiskinan.
Sebaliknya, sesuai dengan tujuan kedelapan, justru meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, menciptakan kesempatan kerja yang produktif dan menyeluruh, serta mendapat pekerjaan yang layak. “Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah melalui MEK mendorong terwujudnya kemandirian ekonomi perempuan, salah satunya melalui program Rias@ Corner ini,” jelasnya.
Karena permasalahan ekonomi amat pelik untuk dipikul sendiri, Latifah melanjutkan, maka berjejaring adalah solusi terbaik. “Kita membangun kerjasama dengan siapa pun, bekerjasama untuk melahirkan kemandirian perempuan,” ucapnya.
Fakta yang ada, Latifah memaparkan, untuk produk yang dijual secara online di Indonesia, lebih dari 90 persen adalah barang dari luar negeri. Karenanya, selain membuat produk, program bela beli ‘Aisyiyah juga harus terus disuarakan, dengan harapan akan menjadi kesadaran bersama.
Sementara, Sekretaris Lazismu PP Muhammadiyah, Mahli Zainudin Tago berharap, program ini makin hari makin berkembang dan maju. “Lazismu sangat mendukung kegiatan perberdayaan ini,” ujarnya. (gsh).