Oleh : Yunahar Ilyas
Nama Nabi Ilyas ‘alaihi as-salam disebut dalam Al-Qur’an 2 kali, pertama pada Surat Al-An’am 85, dan kedua Surat Ash-Shaffat ayat 123. Allah SWT berfirman:
وَزَكَرِيَّا وَيَحۡيَىٰ وَعِيسَىٰ وَإِلۡيَاسَۖ كُلّٞ مِّنَ ٱلصَّٰلِحِينَ ٨٥
“Dan Zakaria, Yahya, ‘Isa dan Ilyas. semuanya termasuk orang-orang yang shaleh.” (Q.S. Al-An’am 6:85)
وَإِنَّ إِلۡيَاسَ لَمِنَ ٱلۡمُرۡسَلِينَ ١٢٣
“Dan sesungguhnya Ilyas benar-benar termasuk salah seorang rasul.” (Q.S. ash-Shaffat 37: 123)
Dan disebut satu kali dalam lafal Il yasiin pada Surat ash-Shaffat ayat 130. Allah SWT berfirman:
وَتَرَكۡنَا عَلَيۡهِ فِي ٱلۡأٓخِرِينَ ١٢٩ سَلَٰمٌ عَلَىٰٓ إِلۡ يَاسِينَ ١٣٠
“dan Kami abadikan untuk Ilyas (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian. (yaitu): “Kesejahteraan dilimpahkan atas Ilyasin“ (Q.S. ash-Shaffat 37: 129-130)
Menurut Ibn Ishaq, sebagaimana dikutip oleh Muhammad Washfi dalam Tarikh al-Anbiya’ wa ar-Rusul (hlm 249), Ilyas adalah putera Yusa ibn Fanhash ibn al-‘Izar ibn Harun saudaranya Musa. Menurut Ibn Qutaibah, Ilyas bukan keturunan Harun tapi Yusya’ ibn Nun. Sedangkan menurut Ibn Sa’ad Ilyas adalah putera Tasybin ibn al-‘Izar ibn Harun ibn ‘Imran ibn Qahits ibn Lawi ibn Ya’qub (Ibid, hal. 250). Tiga versi yang berbeda itu ketemu pada Ya’qub. Kalau nasab versi Ibn Ishaq kita teruskan sampai Ya’qub maka lengkapnya nasab Ilyas adalah Ilyas ibn Yusa ibn Fanhash ibn al-‘Izar ibn Harun ibn ‘Imran ibn Qahits ibn Lawi ibn Ya’qub.
Nabi Ilyas diutus kepada kaum Baa’lbak atau Ba’albek, Lebanon. Penduduk Baa’lbak ini menyembah berhala yang disebut Ba’al. (Athlas Al-Qur’an hal. 86).
Menurut Muhammad Washfi (hal. 254), Ba’al yang mereka sembah itu pada mulanya terdiri dari tiga oknum yaitu Anu, Enky dan Enlil. Anu dalam keyakinan mereka adalah tuhan langit yang mereka sebut sebagai raja tuhan-tuhan. Anu menurut mereka kawin dengan Antu. Anu dan Antu inilah yang menyelamatkan Ishtar. Sedangkan oknum yang kedua yaitu Enky, adalah tuhan bumi yang dari dalam perutnya keluar air. Setelah runtuhnya kerajaan Babilonia (539 SM) dua oknum Ba’al yaitu Anu da Enky ikut lenyap dan tersisa Enlil, aslinya adalah tuhan angin atau udara yang kemudian mereka sebut juga dengan bukit yang agung. Dalam keyakinan mereka Ba’al punya banyak istri, yang paling tua bernama Nen-Lil yang mereka sebut sebagai Ibu yang agung.
Menurut Hamka dalam Tafsir Al-Azhar (XXIII:157), Ba’l adalah nama salah satu berhala dari orang Phunicia. Phunicia ini adalah bangsa pelayar yang hidup di pantai Arabia Utara. Sampai sekarang di Ba’albak, masuk wilayah Lebanon, masih terdapat sebuah bangunan yang dikenal dengan nama Heliopolis, tempat menyembah Ba’al.
Ba’al itu dalam bahasa Arab bisa berarti suami, tanah ketinggian dan juga berarti tuhan. Berhala yang mereka sembah itu dianggap seperti seorang suami yang melindungi anak isterinya, dianggap sebagai yang tertinggi, oleh sebab itu dianggap sebagai Tuhan sehingga mereka memujanya Untuk meluruskan itulah Ilyas diutus kepada mereka. Allah SWT berfirman:
وَإِنَّ إِلۡيَاسَ لَمِنَ ٱلۡمُرۡسَلِينَ ١٢٣ إِذۡ قَالَ لِقَوۡمِهِۦٓ أَلَا تَتَّقُونَ ١٢٤ أَتَدۡعُونَ بَعۡلٗا وَتَذَرُونَ أَحۡسَنَ ٱلۡخَٰلِقِينَ ١٢٥ ٱللَّهَ رَبَّكُمۡ وَرَبَّ ءَابَآئِكُمُ ٱلۡأَوَّلِينَ ١٢٦
“Dan sesungguhnya Ilyas benar-benar termasuk salah seorang rasul. (ingatlah) ketika ia berkata kepada kaumnya: “Mengapa kamu tidak bertaqwa? Patutkah kamu menyembah Baa’l dan kamu tinggalkan Sebaik-baik Pencipta,. (yaitu) Allah Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu yang terdahulu?” (Q.S. Ash-Shaffat 37: 123-126)
Demikianlah Nabi Ilyas, sebagaimana nabi-nabi sebelumnya selalu mengajak kepada Tauhid, mengesakan Allah SWT. Sudah silih berganti nabi-nabi diutus untuk meluruskan penyimpangan keyakinan yang terjadi, tetapi penyimpangan itu kembali terjadi. Kalau diingatkan mereka sering berdalih hanya meneruskan tradisi nenek moyang, padahal aslinya nenek moyang meeka bukanlah penyembah berhala tapi penyembah Allah SWT semata. Dalam rangkaian ayat ayat di atas, Ilyas mengingatkan kaumnya, kenapa mereka meninggalkan Allah SWT, sebaik-baik Pendipta, dan menggantinya dengan berhala yang mereka buat sendiri. Padahal nenek moyang mereka terdahulu menyembah Allah SWT semata.
Mereka tidak menerima peringatan Nabi Ilyas, bahkan mereka mendustakannya. Kelak di Hari Akhir mereka akan mempertanggungjawabkan penyimpangan yang telah mereka lakukan itu. Allah SWT berfirman:
فَكَذَّبُوهُ فَإِنَّهُمۡ لَمُحۡضَرُونَ ١٢٧ إِلَّا عِبَادَ ٱللَّهِ ٱلۡمُخۡلَصِينَ ١٢٨ وَتَرَكۡنَا عَلَيۡهِ فِي ٱلۡأٓخِرِينَ ١٢٩
“Maka mereka mendustakannya, karena itu mereka akan diseret (ke neraka),kecuali hamba-hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa). dan Kami abadikan untuk Ilyas (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian.” (Q.S. Ash-Shaffat 37: 127-129)
Kata al-Muhdharun dalam ayat berarti akan disiksa dalam neraka sebagaimana firman Allah SWT pada ayat lain:
وَيَوۡمَ تَقُومُ ٱلسَّاعَةُ يَوۡمَئِذٖ يَتَفَرَّقُونَ ١٤ فَأَمَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ فَهُمۡ فِي رَوۡضَةٖ يُحۡبَرُونَ ١٥ وَأَمَّا ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ وَكَذَّبُواْ بَِٔايَٰتِنَا وَلِقَآيِٕ ٱلۡأٓخِرَةِ فَأُوْلَٰٓئِكَ فِي ٱلۡعَذَابِ مُحۡضَرُونَ ١٦
“Dan pada hari terjadinya kiamat, di hari itu mereka (manusia) bergolong-golongan. Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, maka mereka di dalam taman (surga) bergembira. Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami (Al Quran) serta (mendustakan) menemui hari akhirat, maka mereka tetap berada di dalam siksaan (neraka).” (Q.S. Ar-Rum 30: 14-16)
Pada ayat 129 disebutkan oleh Allah SWT bahwa Ilyas akan dikenang dan disebut-sebut oleh generasi yang datang kemudian atas perjuangan dan jasa-jasanya mengingatkan kaumnya untuk tidak menyembah berhala yang bernama Ba’al.
Dalam ayat-ayat selanjutnya dari Surat Ash-Shaffat, Allah SWT mengucapkan salam sejahtera untuk Ilyas yang disebut juga dengan nama lain Il yasin. Allah SWT berfirman:
سَلَٰمٌ عَلَىٰٓ إِلۡ يَاسِينَ ١٣٠ إِنَّا كَذَٰلِكَ نَجۡزِي ٱلۡمُحۡسِنِينَ ١٣١ إِنَّهُۥ مِنۡ عِبَادِنَا ٱلۡمُؤۡمِنِينَ ١٣٢
“Kesejahteraan dilimpahkan atas Ilyas?” Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya dia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.” (Q.S. Ash-Shaffat 37: 130-132)
Demikianlah kisah Nabi Ilyas AS, singkat saja dalam Al-Qur’an.